Habib Rizieq Mencari Panggung Jelang Reuni 212
Oleh : Muhammad Zaki )*
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) kembali muncul dengan komentar kontroversial. Kali ini, HRS menuduh Pemerintah Indonesia mengajukan rekomendasi pencekalan kepada Pemerintah Arab Saudi agar HRS tidak dapat pulang ke Indonesia. Aksi tersebut disinyalir menjadi cara HRS untuk mencari panggung jelang Reuni 212.
Siapa yang tak kenal Imam Besar FPI yang kontroversial ini? Kiprahnya di media sosial cukup meramaikan suasana dunia digital. Nyinyiran-nyinyirannya terhadap pemerintah seringkali menghiasi kabar berita. Seolah, berita tentangnya adalah sesuatu hal besar yang patut jadi perhatian. Padahal, sejumlah pihak menyatakan bahwa HRS mempunyai sepak terjang yang dianggap negatif. Kendati demikian, organisasi pengusungnya begitu mengagungkan sosoknya.
Bukan satu dua kasus yang telah menjeratnya, yang paling kontroversial ialah chat esek-eseknya yang menyebar di jagat maya. Namun, seolah kebal hukum, dirinya seringkali mangkir dan kabur dari pemeriksaan aparat keamanan terkait kasusnya.
Awit Mashuri selaku ketua Panitia Reuni 212 mengatakan pihaknya sedang berusaha untuk memulangkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ke Indonesia. Tujuannya, agar HRS dapat hadir dalam reuni 2 desember nanti. HRS mengaku jika kepulangannya dihalang-halangi oleh pemerintah Indonesia. Dirinya turut mengunggah bukti surat pencekalan dirinya di saluran youtube pribadinya.
HRS merajuk dan meminta bantuan kepada para pendukungnya di Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Awit. Pihaknya tengah membujuk Pemerintah Arab Saudi agar melicinkan kepulangan Habib. Namun, agaknya Negara kilang minyak terbesar didunia itu belum mau meluluskan permintaan sebelum ada jaminan dari pihak Indonesia terkait pulang kampungnya Habib.
Awit tidak menyerah, dia menambahkan jika pencekalan telah dihapus maka dirinya akan segera menghadirkan pentolan FPI tersebut. Terkait unggahannya di Youtube tentang surat pencekalannya, Mahfud MD memberikan klarifikasinya.
Bahkan, MenkoPolhukam ini siap menantang Habib untuk menunjukkan surat tersebut. Dirinya mengklaim hingga 3 minggu berdinas di kantor baru, Mahfud tak mengetahui surat yang viral itu. Sehingga dirinya perlu melihat bukti yang ditunjukkan Habib. Agar semuanya menjadi jelas.
Meski demikian, Mahfud mengakui jika sang imam besar tersebut memiliki hak perlindungan yang sama dari pemerintah. Namun, negara tetap mempunyai hak untuk mempertahankan eksistensinya.Yang artinya, negara memiliki hak untuk menjamin keamanan beserta keutuhan bangsa karena itu merupakan wujud tanggungjawab negara kepada seluruh rakyat Indonesia.
Sebelumnya, aksi 212 ini menjadi viral kala kasus Ahok terkait penistaan agama beberapa waktu lalu. Mulai darisini pamornya meningkat drastis. Apalagi saat pilpres, dimana organisasi ini mengusung Prabowo sebagai jagoannya. Tak tanggung-tanggung, aksi ini mampu menyedot massa hingga lebih dari 7 juta peserta dari seluruh Indonesia, dan berbagai lini masyarakat.
Namun, sinarnya meredup, bak kehilangan induk. Organisasi ini oleng saat sang calon memutuskan hijrah ke kubu pemerintah. Dan memilih untuk ikut memperkuat dibidang pertahanan. Pengusungnya merana, namun tak menyerah. Agaknya akan ada nama baru yang akan dipromosikan “lagi” saat reuni 2 Desember mendatang. Padahal, ormas ini selalu mengklaim jika acara reuni itu adalah murni agenda rutin, tanpa muatan politis. Tetapi pada kenyataanya, selalu ada tokoh politik yang turut diundang untuk meramaikan panggung 212.
Bukan HRS jika tak menuai kontroversi. Pentolan nyentrik FPI ini dinilai selalu memiliki ide untuk “merongrong” kekuasaan pemerintah. Ia juga dinilai mangkir dari sejumlah panggilan aparat terkait kasus yang menjerat dirinya. Namun, Habib dengan tenang mengkonfirmasi jika dia merasa nyaman tinggal di negara asal nenek moyangnya itu. Tapi, keganjilan terjadi saat pemerintah Arab memberlakukan denda overstay bagi pentolan FPI ini. Yang memalukan lagi, pihak PA 212 berencana menggalang dana untuk memulangkan HRS ini.
Yang benar saja, bukankah dirinya tamu kehormatan. Lalu kenapa akhirnya kebelet pulang hanya untuk reuni. Kemungkinan benar adanya, jika sang imam besar ini hanya mencari sensasi menjelang reuni 2 Desember nanti. Pihaknya juga dianggap cari perhatian kepada sejumlah pihak agar isu yang digulirkan menjadi viral dan akhirnya jadi sorotan.
Terlepas dari segala polemik dan isu yang tengah bergulir. Seorang tokoh agama sebaiknya menyampaikan hal dengan cara yang baik. Dengan adanya contoh yang baik tersebut,maka diharapkan dapat diteladani oleh umat, sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera (baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur).
)* Penulis adalah pengamat sosial politik