Harga Beras Turun, Bukti Pemerintah Berhasil Tekan Laju Inflasi
Oleh: Nana Gunawan *)
Dalam dua pekan terakhir, harga beras di pasaran terpantau mengalami penurunan harga. Penurunan ini terjadi seiring dengan mulai terpenuhinya permintaan dan kebutuhan beras di pasaran. Dengan begitu, penting untuk dilakukan pemenuhan pasokan atau stok beras di seluruh pasar maupun distributor untuk mewaspadai fluktuasi harga beras.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menjelaskan dengan terpenuhinya permintaan pasar, maka kebutuhan pangan masyarakat akan tercukupi dan harga beras dapat terkendali. Misalnya, lancarnya proses penyaluran stok ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta secara bertahap menyebabkan stok beras di pasaran mulai tercukupi. Tambahan alokasi beras yang dimaksud sebanyak 31.410 ton.
Beras yang disalurkan atau dialokasikan tersebut merupakan bagian dari target awal yaitu sebesar 35 ribu ton beras bantuan cadangan pangan dalam stabilisasi harga pemerintah yang disalurkan Bulog hingga akhir tahun 2023. Total alokasi beras yang berasa di Pasar Induk Beras Cipinang akan disalurkan ke pengecer di pasar tradisional dan ritel modern di Jakarta serta ke daerah-daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) serta bekerja sama dengan dinas setempat seperti Bupati ataupun Wali Kota.
Lebih lanjut, Panel Harga Pangan Bapanas mencatat harga rata-rata nasional beras turun sebesar 0,18 persen per/kg dibanding rata-rata pada pekan sebelumnya yakni Rp13.240 per/kg. Sementara, penurunan terbesar harga beras ada di Zona I yaitu turun 2,61 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya yakni Rp12.906 per/kg.
Selain memenuhi pasokan beras ke pasar, Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa Pemerintah akan menerapkan langkah strategis lainnya yaitu menggelontorkan beras komersil milik Perum Bulog ke penggiling padi. Hal ini tentunya dapat mempercepat distribusi beras dan mendorong terpenuhinya kebutuhan beras.
Pemerintah juga menggelontorkan bantuan cadangan pangan untuk 21,353 juta masyarakat berpendapatan rendah dalam rangka menjaga daya beli masyarakat. Per-tanggal 09 Oktober 2023, realisasi penyaluran bantuan cadangan pangan tahap kedua telah mencapai 200 ribu ton atau sekitar 99,62 persen.
Sementara itu, untuk menjaga stok cadangan beras pangan agar tetap terjaga, Pemerintah juga menambah jumlah importasi beras sebanyak 1,5 juta ton. Arief Prasetyo Adi menambahkan bahwa impor yang dilakukan saat ini untuk mengamankan stok cadangan beras pangan yang terus dinamis penyalurannya mengintervensi stabilisasi beras di pasaran.
Per-tanggal 11 Oktober 2023, stok cadangan beras pangan yang tersimpan di Bulog mencapai 1,6 juta ton, sedangkan penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) telah mencapai 821 ribu ton. Dengan adanya penambahan impor tersebut, Pemerintah memperkirakan akan cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun 2023.
Penurunan harga beras ini sangat memberikan dampak positif bagi para pembeli maupun pedagang beras. Penurunan harga beras terjadi karena upaya Pemerintah dalam menggelontorkan cadangan beras pangan. Meskipun penurunannya tidak signifikan, keberadaan bantuan cadangan pangan bisa dengan cepat menghentikan kenaikan harga beras.
Pimpinan Cabang Perum Bulog Indramayu, Ilhamsyah mengatakan bahwa benar adanya penurunan harga beras di pasaran setelah program bantuan pangan digelontorkan oleh Pemerintah. Pihaknya memastikan tidak akan ditemukan kendala dalam pendistribusian bantuan tersebut sehingga masyarakat bisa merasakan manfaatnya.
Untuk di bulan Oktober 2023 ini, Bulog Indramayu kembali menggelontorkan beras untuk bantuan pangan hingga mencapai 2.274.320 kg. Adapun jumlah masyarakat sebagai penerima bantuan mencapai 227.432 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan mendapatkan 10 kg setiap KPM. Selain itu, pihaknya akan terus menjaga kualitas beras yang disalurkan, apabila masyarakat menemukan beras yang kurang berkualitas maka bisa ditukarkan kembali dengan beras yang baru dalam tenggang waktu 2×24 jam.
Di sisi lain, Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiryaryo mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk memastikan penyaluran beras terkawal, tepat sasaran, dan dijual sesuai dengan ketentuan harga yang berlaku. Fokus utamanya saat ini adalah cara melakukan penyaluran sampai ke downline (pengecer) dengan harapan semua pengecer dan masyarakat akan mendapatkan harga yang murah dengan jenis beras yang berkualitas.
Keberhasilan Pemerintah dan sejumlah pihak lainnya dalam menurunkan inflasi beras patut diapresiasi, karena dapat meringankan beban perekonomian masyarakat dalam membeli kebutuhan pangan sehari-hari. Pemerintah diharapkan dapat terus melaksanakan berbagai upaya penurunan harga beras dengan skala yang lebih besar sehingga harga beras dapat turun sesuai target atau tidak melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah, yaitu sebesar Rp10.900-Rp11.800/kg.
Masyarakat pun diminta untuk menguatkan dukungan kepada Pemerintah dalam menekan laju inflasi beras di pasaran sehingga tidak menimbulkan potensi gangguan stabilitas ekonomi di tengah masyarakat.
*) Penulis merupakan Pengamat Ekonomi, Pershada Institut.