Hoax Menghambat Keberlanjutan Pembangunan Nasional
Oleh: Athlan Fahtizal*
Serbuan hoax mengancam upaya menuju kemajuan bangsa di tengah persaingan global. Upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat pun tidak terlepas dari serangan hoax.
Hoax semacam menjadi senjata mematikan bagi lawan politik yang dipenuhi rasa dengki. Mereka tidak nyaman apabila masyarakat mendukung pemerintah untuk mewujudkan kemakmuran bagi masyarakat. Berbagai provokasi dilancarkan secara masif, terstruktur, dan sistematis agar publik tidak mendukung kinerja pemerintah.
Hoax yang dikemukakan secara masif sengaja didesain untuk mendikreditkan pemerintah. Pada akhirnya berdampak terhadap instabilitas komunikasi politik sehingga pemerintah kehilangan fokus dalam membangun bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harap mewaspadai provokasi melalui hoax tersebut karena justru akan merugikan diri sendiri.
Fenomena semacam ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di negara seperti Amerika Serikat dan Brasil, juga menghadapi peredaran hoaks dalam bahkan dalam kontestasi politik mereka, usaha dan perjuangan untuk memberantas hoaks jangan sampai berhenti ditengah jalan. Kita semua memahami bahwa pelaku industri hoaks juga sangat menyadari bahwa informasi bohong disertai data abal-abal bisa menjadi sarana ampuh untuk menciptakan persepsi publik. Tujuannya tentu saja meraih dukungan dan suara dalam kontestasi politik. Namun dalam suasana politik seperti saat ini, arus hoaks yang kian deras mengalir di media sosial justru berpotensi mempertajam polarisasi dan pembelahan dalam masyarakat alias berpotensi membelah warga secara ekstrim berdasarkan pilihan politik. Dengan begitu, hoaks yang terus-menerus diproduksi di media sosial akhirnya berpotensi pula merongrong keutuhan bangsa. Inilah ujung permainan kebohongan yang mesti kita takutkan.
Media massa merupakan salah satu pilar keempat bagi terwujudnya demokrasi dan kehidupan yang harmonis di Indonesia. Mereka memiliki tanggungjawab sangat besar dalam menindak penyebaran berita hoax. Artinya instrumen itulah yang mudah dan efektif untuk melawan atau menumbuhkan hoax. Saatnya pemerintah untuk tegas menyatukan gerakan para pengelola media itu untuk menjadi ujung tombak melawan berita negatif ini. Apalagi masyarakat yang pendidikannya sangat rendah hingga tidak berpendidikan. Berita-berita yang tidak benar akan dimakan dan ditelan mentah-mentah oleh mereka.
Fenomena hoax adalah sebuah kenyataan sejarah. Keberadaannya sering kali merusak keharmonisan kehidupan bermasyarakat. Karena itu, fenomena hoax ditempatkan dalam ketegangan antara idealisme bermedia dan etika bermedia. Media komunikasi massa,baik media cetak maupun media daring selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman serta kemajuan teknologi. Peran media dalam penyebaran suatu berita akan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat dan kondisi sosial ekonomi di suatu wilayah. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk sebuah media dalam menyebarkan fakta atau kebenaran dalam berita yang akan disebarluaskan. Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak menggunakan kata hoax, tetapi dia menggunakan kata-kata yang dekat dengan pengertian hoax di atas, yaitu: berita rekaan yang dibuat untuk tujuan tertentu; atau sensasi yang terlalu dibesarkan untuk menarik perhatian masyarakat.
*Penulis merupakan Aktivis Pemuda Peduli Bangsa