Polemik Politik

IAF 2024 Hasilkan Transformasi Global yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan

Bali – Indonesia sukses menyelenggarakan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali dengan aman dan lancar. IAF ke-2 ini dihadiri oleh enam kepala negara atau pemerintahan dari Benua Afrika, dan berhasil memperkuat diplomasi ekonomi, kerja sama perdagangan, serta membuka akses pasar non-tradisional antara Indonesia dan negara-negara Afrika.

Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala N. Mansury, mengatakan terdapat empat isu prioritas yang dibahas dalam IAF 2024, yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral.

“Dalam ketahanan pangan, Indonesia dan Afrika mempunyai kebutuhan pangan yang tinggi. Selain itu memiliki potensi lahan yang luas dan iklim yang baik. Ketahanan pangan memiliki potensi perdagangan dan supply chain pangan, pupuk, hingga pengembangan biofuels,” jelas Pahala.

Sementara untuk isu ketahanan energi, Pahala menuturkan, Afrika dapat menjadi sumber energi (migas), yang di sisi lain juga dapat mengembangkan kerja sama energi terbarukan bersama Indonesia.

Untuk ketahanan kesehatan, Pahala menyebut baik Indonesia dan negara-negara di Afrika mempunyai kebutuhan tinggi untuk obat, vaksin dan alat kesehatan atau alkes. Hal ini berpotensi membuka perdagangan obat, vaksin dan alkes, serta joint development dan production di bidang kesehatan.

Terakhir, untuk isu ketahanan mineral, Pahala menyebut Indonesia dan negara-negara Afrika berpotensi mengembangkan supply chain untuk produksi komponen dan baterai electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.

“IAF ke-2 ini telah menghasilkan kesepakatan G-to-G, yakni kerja sama bilateral di berbagai sektor antara Indonesia dan negara-negara Afrika, kemudian business deals, kesepakatan bisnis antara kalangan swasta, serta grand design, yakni Kerja Sama Pembangunan dengan Afrika 2024-2029,” ujarnya.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Dewi Justicia Meidiwaty, menjelaskan hasil IAF ke-2 menjadi momentum untuk memperkuat hubungan bilateral dan menciptakan peluang baru bagi kedua belah pihak dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Sebagai hasil utama, Forum Tingkat Tinggi ini menghasilkan “chair’s summary” yang merangkum ide dan rekomendasi dari diskusi, yang dapat menjadi katalisator bagi upaya kolektif menuju transformasi global yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih