Indonesia Diyakini Bisa Jadi Episentrum Ekonomi ASEAN
Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, berdasarkan data Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) total pertumbuhan investasi yang masuk ke negara-negara ASEAN tumbuh 5 persen pada 2022. Capaian yang sangat baik ini berbanding terbalik dengan investasi dunia yang turun hingga -12 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah mengapresiasi kinerja Menteri Bahlil di tengah ketidakpastian global namun tetap mampu meyakinkan para investor untuk berinvestasi ke Indonesia.
“Kalau dilihat dari datanya memang naik, kita tidak bisa mengingkari data, apa yang disampaikan oleh Menteri Investasi didasarkan data,” ujar Piter.
Menurutnya, alasan investasi kawasan ASEAN tetap tumbuh positif karena memiliki stabilitas dan prospek ekonomi yang sangat baik, sehingga menarik minat investor.
“Kenapa investasi di negara-negara ASEAN masih tumbuh di tengah kondisi global menurun, jawabannya adalah karena negara-negara ASEAN termasuk atau utamanya Indonesia, Vietnam memiliki stabilitas dan prospek ekonomi yang sangat baik,” ucapnya.
Piter berpendapat di antara negara-negara ASEAN yang memiliki prospek ekonomi yang baik itu, Indonesia berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi atau epicentrum of growth, khususnya di ASEAN.
“Indonesia sebagai perekonomian terbesar di ASEAN jelas memiliki potensi untuk menjadi epicentrum pertumbuhan di ASEAN,” paparnya.
Lebih lanjut, Piter menilai Indonesia harus mampu memanfaatkan segala potensi ekonomi di dalam negeri akan bisa menjadikan Indonesia sebagai epicentrum pertumbuhan di ASEAN.
“Justru kalau kita tidak menjadi epicentrum pertumbuhan akan menjadi indikator kegagalan kita memanfaatkan semua potensi ekonomi,” terang Piter.