Indonesia Dorong ASEAN Jadi Barometer Perdamaian Dan Kesejahteraan Dunia
KTT ASEAN 2023 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, NTT, menjadi representasi Indonesia sebagai pemegang tongkat estafet pelaksanaan ASEAN Summit ke-42 dan mendorong ASEAN untuk menjadi barometer perdamaian dan kesejahteraan dunia.
Indonesia dipercayakan sebagai Ketua ASEAN pada 2023 ini. Tugas tersebut diemban di tengah tantangan dan ketidakpastian situasi global serta pasca Corona mewabah. Namun, bukan baru kali ini Indonesia mendapatkan kepercayaan internasional dalam situasi seperti saat ini. Sebelumnya juga Indonesia berhasil menggelar ajang G20 dengan sukses.
Optimisme terus menerus digaungkan pemerintah Indonesia, bahkan hingga masyarakat, dalam menggaungkan semangat ASEAN, khususnya untuk mencapai perdamaian dan kesejahteraan kawasan.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan, Presiden Jokowi menekankan bahwa keketuaan Indonesia akan menjadikan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, di mana ASEAN, harus menjadi lebih kuat dan menjadi episentrum pertumbuhan dunia, tetap menjadi kawasan damai, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan demokrasi, serta memperkuat kerja sama agar perekonomian semakin maju.
Menurut Usman, ASEAN telah sukses menjadi lokomotif perdamaian dan kesejahteraan di kawasan selama lebih dari 50 tahun. Namun, peran lokomotif tersebut hanya bisa bisa dijalankan jika seluruh negara anggota bersatu dan jika ASEAN menjaga netralitasnya.
Oleh sebab itu, konsolidasi inter dan antarpilar ASEAN terus diintensifkan dalam rangka untuk menghasilkan sebuah legacy keketuaan yang berguna dan dapat memberikan manfaat, bukan hanya bagi rakyat Indonesia, tapi juga bagi rakyat ASEAN, bahkan dunia.
Keketuaan Indonesia kali ini merupakan yang kelima kalinya, dimana sebelumnya Indonesia menjabat sebagai Ketua ASEAN pada 1976, 1996, 2003, dan 2011. KTT ASEAN 2023, tergelar di sejumlah lokasi di nusantara ini, antara lain Labuan Bajo, NTT. Sedangkan untuk KTT ASEAN Plus yang dihadiri oleh negara anggota beserta negara-negara mitra ASEAN pada September 2023, di Jakarta.
Sebelumya, KTT ASEAN pada 23-24 Februari 1976 dilaksanakan di Bali dan menghasilkan kesepakatan tentang pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di Jakarta dengan Sekretaris Jenderal pertamanya yakni dari Indonesia yang bernama H.R. Dharsono. KTT ASEAN Ke-9 pada 7-8 Oktober 2003 juga berlangsung di Bali, dimana dalam KTT tersebut Indonesia mengusulkan pembentukan ASEAN Community yang mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya serta keamanan.
KTT ASEAN Ke-18 pada tanggal 4-8 Mei 2011 dilakukan di Jakarta. Dan KTT ASEAN Ke-19 yang dilaksanakan pada 17-19 November 2011 kembali digelar di Bali. Dalam konferensi tersebut muncul kesepakatan tentang kawasan bebas sejata nuklir di Asia Tenggara atau yang dikenal dengan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone “SEANWFZ”.
Kali ini, KTT ASEAN 2023 dilaksanakan di Labuan Bajo pada bulan Mei dan Jakarta pada bulan September 2023. Selama rangkaian pelaksanaan KTT ASEAN 2023, Indonesia menyelenggarakan sejumlah acara dan side event seperti ASEAN Indo-Pacific Forum, dengan fokus pada beberapa kegiatan, yaitu Creative Economy, Youth Conference on Digital Economy for SDGs, Infrastructure Forum, dan Business and Investment Summit.
Dalam sebuah kesempatan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Indonesia menggunakan cara pandang positif, kerja sama dan optimistis dalam menjalankan Keketuaan Asean 2023 di tengah tantangan dunia yang makin sulit.
Menlu Retno juga menjelaskan bahwa tantangan dunia di 2023 bakal semakin berat. Ketidakpastian global dan situasi geopolitik yang sangat dinamis masih akan menjadi karakteristik dunia, ditambah lagi dengan rivalitas antar kekuatan besar yang terus menajam.
Terkait dengan tema KTT ASEAN atau ASEAN Summit 2023, sebagai pemegang tongkat keketuaan, Indonesia mengangkat tema besar “ASEAN Matters : Epicentrum of Growth”. Dimana, masa depan ASEAN mulai harus disiapkan untuk menyongsong ASEAN 2045. Sentralitas ASEAN harus diperkuat agar mampu menjaga perdamaian, stabilitas, kemakmuran di Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Selain itu, tambah Menlu Retno, kerja sama penanganan kejahatan lintas batas penting pun harus diperkuat, demikian halnya dengan ASEAN Human Rights Dialogue.
Sedangkan “ Epicentrum of Growth” atau pusat pertumbuhan, Indonesia menyatakan tekadnya untuk terus menjadikan Kawasan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Indonesia terus menunjukkan kontribusi nyata dalam menjadikan Kawasan ASEAN sebagai barometer kerja sama bagi perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan kawasan, dan dunia. Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 mengambil tema ‘Asean Matters: Epicentrum of Growth’. Dengan ‘Asean Matters,’ Indonesia bertekad menjadikan Asean tetap penting dan relevan bagi rakyat Asean dan dunia. []
Rini Winda A. (Kontributor Media Senior / Pengamat Politik Ekonomi)