Indonesia Memiliki Peran Penting dan Strategis di AIS Forum
Indonesia telah sukses sebagai penyelenggara terlaksananya KTT ASEAN 2023 di Jakarta. Hal ini menandai kepiawaian diplomasi Indonesia dalam memimpin ASEAN, karena ketangkasan para diplomat yang bernegosiasi dengan para pemimpinan negara-negara besar yang hadir. Indonesia telah begitu luwes dan berdinamika mengimplementasikan diplomasi sebagai instrumen utama membina hubungan internasional. KTT ini juga sekaligus menjadi ajang diplomasi tingkat tinggi untuk komunikasi langsung antara pemimpin negara. Hal ini sangat penting dalam mencegah konflik berskala besar, mempromosikan dialog, dan memperbaiki hubungan bilateral.
Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Republik Madagaskar, United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia serta Sekretariat Archipelagic and Island States (AIS) Forum telah menyelesaikan Pertemuan Pejabat Tinggi/Senior Official Meeting (SOM) ke-8 di Antananarivo, Madagaskar. Untuk pertemuan selanjutnya, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum bakal digelar di Bali pada 11 Oktober 2023 mendatang. Project Coordinator Sekretariat AIS Forum, Riny Modaso mengatakan bahwa pelaksanaan KTT ini nantinya akan menjadi platform yang strategis untuk memperkuat program konkret AIS Forum di berbagai bidang di seluruh negara pulau dan negara kepulauan.
Secara singkat, Archipelagic and Island States (AIS) Forum adalah platform kerja sama konkret yang dibentuk untuk mewadahi negara-negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan permasalahan yang dihadapi, khususnya pada sektor pembangunan kelautan. AIS Forum merupakan wadah negara-negara pulau dan kepulauan yang terbentuk sejak 2018, melalui Manado Joint Declaration, atas inisiatif Indonesia bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP). Sejak terbentuk empat tahun lalu, AIS Forum rutin menggelar pertemuan Senior Official Meeting (SOM) dan pertemuan Ministerial Meeting (MM) tiap tahun. Forum ini melibatkan partisipasi 51 negara pulau dan kepulauan, tanpa memandang luas wilayah, ukuran, atau tingkat perkembangan.
Tujuan utama AIS Forum adalah untuk memperkuat kolaborasi dalam mengatasi permasalahan global dengan empat area utama yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik. Hal ini mencakup pengurangan emisi gas rumah kaca dan peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim. Selain itu, AIS Forum berusaha mempromosikan keberlanjutan ekonomi biru. Dalam kerangka ini, forum ini mendorong pemanfaatan potensi ekonomi yang berkelanjutan yang terkait dengan sumber daya kelautan. Beberapa sektor yang menjadi fokus adalah pariwisata, energi terbarukan, akuakultur, dan industri kelautan.
Selanjutnya, AIS Forum bertujuan untuk mengatasi masalah marine plastic debris atau sampah plastik laut. Forum ini berupaya mengurangi dan mencegah polusi plastik di laut dengan menggalang kesadaran, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta mengelola limbah plastik dengan bijaksana. Melalui kerja sama antara negara-negara yang berpartisipasi, AIS Forum diharapkan memperkuat tata kelola laut yang baik, pengelolaan wilayah laut yang berkelanjutan, dan pengelolaan sumber daya kelautan yang adil dan berkelanjutan. Nantinya, selain empat area kerja sama ini, AIS Forum juga membuka pintu untuk kerja sama dengan platform dan organisasi lainnya guna memperkaya perspektif dan mencapai tujuan global yang lebih luas. Forum ini juga memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan pemuda dan masyarakat pesisir melalui ide, kreativitas, dan solusi inovatif.
Di samping itu, Plt. Asisten Deputi (Asdep) Zona DelimitasiZona Maritim dan Kawasan Perbatasan, Sora Lokita (Oki) juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peran penting dan strategis di AIS Forum, kepemimpinan Indonesia sangat dibutuhkan untuk menjembatani kolaborasi antara negara maju dan negara berkembang di AIS. Posisi Indonesia memungkinkan mendorong kolaborasi yang konkret dan inklusif antar negara tanpa melihat perbedaan status ekonomi maupun luasan wilayah. Apabila kerja sama dengan negara AIS berjalan baik, maka AIS dapat berperan lebih besar dalam kerja sama kelautan global, mengingat adanya keseragaman komitmen dan ciri khusus secara geografis di kancah dunia.
Indonesia, sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki peran strategis yang sangat penting dalam mengatasi masalah global seperti perubahan iklim. Pada tahun 2023, Indonesia memainkan peran utama dalam Forum Aliansi Iklim dan Sumber Daya Alam (AIS Forum 2023) untuk menjalankan strategi global guna mengatasi perubahan iklim.
Indonesia, sebagai negara dengan keragaman geografis dan ekologi yang luar biasa, memiliki kepentingan besar dalam memitigasi perubahan iklim dan melindungi sumber daya alamnya. Di Forum AIS 2023, Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyelaraskan strategi global dalam menghadapi perubahan iklim. Dengan menggandeng negara-negara lain, Indonesia berusaha untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan adil dalam mengatasi masalah perubahan iklim.
Salah satu poin penting yang diangkat oleh Indonesia dalam Forum AIS 2023 adalah komitmen untuk mencapai net-zero emisi karbon. Hal ini merupakan langkah signifikan dalam mengurangi jejak karbon global, yang merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim. Dengan menetapkan target ini, Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa negara ini serius dalam memerangi perubahan iklim.