Indonesia Mengalami Kemajuan Dalam Menangani Covid-19
Oleh : Derry Pranandia )*
Corona masih belum hilang dari Indonesia namun sudah ada kemajuan dalam mengatasinya. Jumlah pasien corona menurun dan tingkat penularannya mulai merendah. Progress positif ini menunjukkan kerja keras pemerintah, tim satgas covid, dan para tenaga kesehatan yang sudah bekerja keras dalam melawan corona.
Ada kabar positif di tengah pandemi covid-19, ketika 1 tower di RS Darurat Wisma Atlet kosong. Padahal dulu di sana sangat penuh dengan pasien dan bahkan ada yang ditolak. Namun kini perlahan surut. Kabar ini bagaikan air yang memberi kesejukan di gurun, karena berarti banyak pasien corona yang sembuh dan jumlah orang yang tertular berkurang.
Menurut Mayjen TNI dokter Tugas Ratmono, koordinator RS Darurat Wisma Atlet, memang ada tower yang kosong di sana. Jumlah pasien yang diisolasi masih cukup menempati tower nomor 5. Oktober lalu, jumlah pasien gejala ringan sedang adalah 44%, dan akhirnya turun jadi 36% hanya dalam waktu sebulan. Sementara orang tanpa gejala juga turun dar 23% ke 17%.
Penurunan jumlah pasien ini amat melegakan karena kurva corona akan segera melandai dan diharap penyakit ini benar-benar pergi dari Indonesia. Berarti kita sudah melewati puncak kurva alias masa kritis akibat banyak-banyaknya pasien covid-19. Hal ini menunjukkan kerja keras tenaga medis dan tim satgas covid yang bekerja sama melawan corona.
Dalam masa pandemi, para dokter dan tenaga kesehatan lain berani menghadapi pasien corona, padahal mereka sangat beresiko tinggi untuk tertular. Saat ini tercatat sudah ada 136 dokter yang syahid dan mengorbankan nyawanya demi keselamatan pasien. Mereka juga berkorban perasaan dengan menghindari kontak dengan keluarga, agar tak menularkan corona.
Saat jumlah pasien menurun, maka yang pihak lain yang juga diapresiasi adalah tim satgas covid. Mereka terjun langsung untuk menjemput OTG dan dibaw ke Rumah Sakit, serta juga beresiko tertular corona. Tim satgas memang bukan nakes tapi mereka sanagt sigap untuk membantu pelaksanaan tes rapid dan penelusuran (tracking) orang yang berkontak dengan OTG.
Meski jumlah pasien corona menurun dan sebentar lagi vaksin dibagikan oleh pemerintah, namun kita tidak boleh lengah sedetikpun. Jangan malah lupa pakai masker. Ingat pesan ibu untuk melaksanakan 3M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Ditambah lagi menghindari kerumunan dan ruang penuh yang ber-AC, karena corona menular lewat udara.
Jangan malah teledor dan melepas masker seenaknya sendiri. Atau mengenakan masker medis berulang kali. Masyarakat perlu diedukasi lagi tentang jenis masker, karena masker bedah hanya sekali pakai. Sebelum membuangnya juga wajib disobek agar tak dipakai oleh orang lain.
Jangan pula pakai masker jenis scuba dan buff walau harganya sangat murah, karena 2 jenis ini tak efektif dalam menahan droplet. Selain itu, saat sudah pakai face shield tetap kenakan masker demi alasan keamanan. Waspada juga saat makan karena harus melepas masker, jadi hindari dine in di restoran untuk sementara waktu.
Menurunnya jumlah pasien corona adalah harapan baru dan kita semua berharap pandemi segera berakhir. Ketika vaksin sudah disuntikkan dan herd immunity berjalan, maka status darurat bisa dicabut. Sekolah akan dibuka lagi dan kehidupan berjalan normal kembali. kita patut bersyukur keadaan bisa pulih di masa adaptasi kebiasaan baru walau belum 100%.
Ketika makin sedikit orang yang terkena corona, maka kita wajib mengapresiasi para tenaga medis yang bagai berjuang di medan perang. Langkah lain untuk mengapresasi mereka adalah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan ingat pesan ibu untuk lakukan 3M. Semoga jumlah pasien benar-benar menurun jadi 0 dan pandemi yang mengerikan ini lekas berakhir.
)* Penulis adalah kontributor Milenial Muslim Bersatu Jakarta