Indonesia Urutan Teratas Pemulihan Covid-19 di Asia Tenggara
Oleh : Edi Cahyadi )*
Indeks Nikkei edisi terbaru menempatkan Indonesia posisi teratas se-Asia Tenggara (ASEAN) dalam pemulihan Covid-19. Prestasi ini diharapkan mampu terus ditingkatkan, sehingga Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat terus dilaksanakan.
Tak terasa sudah hampir 2 tahun kita melewati hari-hari di masa pandemi. Bulan Maret 2020 adalah awal dari episode buruk karena ditemukan kasus Covid pertama di Indonesia dan perlahan jumlah pasien melonjak. Untuk memulihkan masyarakat dan mencegah terjadinya kematian massal, maka pemerintah melakukan berbagai cara, agar semuanya terbebas dari bahaya corona.
Usaha-usaha pemerintah sudah membuahkan hasil karena penanganannya sangat baik. juru bicara tim satgas penanganan Covid dokter Wiku Adisasmito menyatakan bahwa penanganan pandemi gelombang kedua di Indonesia lebih baik, jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Buktinya adalah lonjakan kasus hanya ada selama 2 bulan.
Memang selama pertengahan tahun 2021 terjadi kenaikan jumlah pasien corona, hingga lebih dari 50.000 pasien per hari. Namun akhirnya kasus bisa ditekan secara perlahan, sehingga jumlah pasien menurun drastis. Menurut data tim satgas Covid, per tanggal 10 oktober 2021, hanya ada 789 pasien pada hari itu. Jumlah ini patut disyukuri karena yang kena corona tidak sampai 1.000 orang.
Sementara itu, di DKI Jakarta, terjadi zero mortality alias tidak ada yang meninggal dunia akibat corona. Sedangkan di 15 provinsi lainnya juga semua pasien sembuh total dan tidak ada yang sampai kehilangan nyawa. Hal ini adalah sebuah prestasi karena menunjukkan kinerja pemerintah yang sangat serius menangani corona di Indonesia.
Prestasi Indonesia amat patut dipuji karena tidak mudah untuk menjadi yang nomor 1 dalam penanganan corona di Asia Tenggara. Sementara RRC yang dulu pernah berada di posisi nomor wahid, harus berpuas diri karena ada di urutan nomor 9.
Naiknya posisi Indonesia menjadi nomor 1 adalah buah dari kesabaran dan ketegasan pemerintah. Pertama, memang kita tidak melakukan lockdown, tetapi hanya pembatasan mobilitas dengan program PSBB yang dilanjutkan dengan PPKM level. Buktinya program ini juga ampuh dalam menggebuk corona, karena jumlah pasien juga turun drastis, karena jika tidak ada pergerakan massal maka virus tidak akan menyebar.
Kedua, pemerintah mencanangkan protokol kesehatan yang saat ini disempurnakan menjadi 10M. Masyarakat akhirnya menjadi terbiasa untuk mencuci tangan, membawa hand sanitizer, menjaga jarak, dan terutama memakai masker. Selain itu mereka juga mengganti baju pasca bepergian, menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan imun, dan melakukan poin dalam prokes lainnya.
Sedangkan strategi yang ketiga adalah vaksinasi. Program vaksinasi nasional sudah berjalan selama 7 bulan dan lebih dari 50% penduduk sudah divaksin. Apalagi vaksin digratiskan 100%, lolos uji BPOM, dan sudah halal MUI, sehingga masyarakat tidak ragu lagi untuk diinjeksi vaksin.
Vaksinasi yang dilakukan juga ada yang bersistem door to door, sehingga nakes yang mendatangi langsung ke perkampungan atau perumahan. Warga tinggal tertib mengantri untuk disuntik, dan mereka tak perlu mengeluarkan dana untuk transportasi ke tempat vaksinasi.
Banyak strategi pemerintah dalam menekan angka pasien corona di antaranya vaksinasi, vaksinasi door to door, PPKM, dan prokes 10M. Semua ini sudah memberi hasil yang positif karena akhirnya Indonesia menjadi negara nomor 1 dalam penanganan Covid,se-Asia Tenggara. Prestasi ini tidak boleh membuat kita jumawa, tetapi harus dipertahankan, agar jumlah pasien Covid terus menurun.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini