Investasi di Indonesia Memiliki Prospek yang Positif
Oleh : Devi Puspitasari )*
Pemerintah terus bekerja keras untuk menciptakan iklim perekonomian yang kondusif bagi semua pihak, baik dari peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) hingga penyederhanaan berbagai regulasi. Berbagai langkah tersebut menunjukkan bahwa investasi di Indonesia memiliki prospek yang positif.
Rully Anwar selaku Direktur Jasa Capital AM Rully Anwar yang mengatakan bahwa sektor Investasi di Indonesia memiliki prospek yang positif pada tahun 2022. Rully menjelaskan realisasi penanaman modal Indonesia menunjukkan perbaikan pada tahun 2021 setelah sebelumnya mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Namun, hal ini berarti investasi di Indonesia masih bisa bangkit meskipun di tengah situasi pandemi.
Dari sisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), sektor-sektor yang diminati di antaranya adalah perumahan, kawasan industri dan perkantoran. Sedangkan di sisi Penanaman Modal Asing (PMA), sektor yang mendominasi adalah industri logam dasar dan barang logam. Sementara itu, prospek investasi Indonesia ke depan diperkirakan akan makin bergser dari sisi industri pengolahan ke bidang jasa, baik pada PMDN maupun PMA.
Menurut Rully, Indonesia memiliki tiga potensi utama yang menjadi daya tarik untuk investor. Pertama, Indonesia memiliki bahan baku yang bagus dan berlimpah. Kedua, Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) dengan potensi pasar yang besar. Ketiga, pertumtbuhan ekonomi di Indonesia berada pada jalur yang baik. Ketiga hal ini seharusnya bisa menambah keinginan antusiasme investor untuk tetap bahkan menambah jumlah investasi di Indonesia agar bisa menanamkan modal lebih banyak lagi.
Sebelumnya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi asing (Penanaman Modal Asing/PMA) mencapai Rp 111,7 triliun pada kuartal I 2021 jumlahnya lebih tinggi dari realisasi investasi lokal Penanaman Modal Dalam Negeri Sehesar Rp 108 triliun.
Berdasarkan negara asal, investasi asing berasal dari Singapura mencapai 2,6 miliar US Dollar atau 34 persen dari total. Lalu, dari China sebesar 1,03 miliar US Dollar atau 13,6 persen, Korea Selatan 851,1 juta US Dollar atau 11 persen, Swiss 466,2 jutan atau 6,1 persen dari total dan lainnya.
Berdasarkan tenaga kerja, PMA menyerap 146.163 pekerja. Sementara itu, PMDN 165.630 pekerja, sehingga totalnya mencapai 311.793 pekerja pada kuartal I 2021. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga mengajak kepada para investor global untuk segera berinvestasi di Indonesia karena prospek ekonomi Indonesia yang sangat cerah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid dan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga di tengah dinamika perekonomian global, kondusif untuk iklim investasi di Indonesia.
Menurut Gubernur BI, terdapat 4 (empat) sektor potensial untuk berinvestasi di Indonesia, yaitu sektor manufaktur, pariwisata, perikanan dan infrastruktur. Perry menjelaskan, peluang investasi di sektor manufaktur fokus pada 3 komoditi ekspor Indonesia, yaitu otomotif, tekstil dan alas kaki. Sementara peluang investas untuk sektor pariwisata difokuskan pada pengembangan prioritas tujuan pengembangan dan branding pariwisata Indonesia (Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, Joglo Semar, Bali, Jakarta, Banyuwangi, Bromo dan Kepulauan Riau.
Adapun di sektor perikanan, peluang investasi terbuka khususnya di Indonesia kawasan timur untuk pengembangan budidaya dan industri pengolahan pendukungnya, mengingat besarnya potensi sumber daya alam Indonesia. Sementara peluang investasi di sektor infrastruktur level nasional, mengacu kepada daftar proyek strategis nasional yang diterbitkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), terdiri dari 223 proyek dan 3 program.
Guna mendukung pembangunan proyek infrastruktur, Perry menegaskan, BI terlibat dalam Strategi Nasional Pendalaman Pasar Keuangan sebagai implementasi reformasi struktural pada pembiayaan infrastruktur dan terus mengembangkan instrumen hedging di pasar valuta asing untuk meningkatkan pembiayaan inovatif dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur.
Selain mempermudah para calon investor untuk mengerti mengenai sektor potensial untuk berinvestasi di Indonesia, penyusunan peta proyek strategis peluang investasi ini juga akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Semakin banyak investor yang berinvestasi di Indonesia, maka Indonesia dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, mengembangkan perekonomian daerah dan meningkatkan devisa negara.
Prospek positif investasi di Indonesia tentu merupakan kabar gembira bagi Indonesia, dengan datangnya para investor ke Indonesia, diharapkan perekonomian di Indonesia dapat semakin meningkat dan menyerap tenaga kerja.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute