Jaga Iklim Dunia, Ini Langkah Hebat Pemerintah Indonesia
Oleh: Dzikra Harumi
Masalah perubahan iklim tengah menjadi fokus pembicaraan dalam sidang ke-144 Inter Parliamentary Union (IPU) yang berlangsung di Nusa Dua Bali. Indonesia sebagai tuan rumah sidang parlemen dunia ini berkomitmen untuk mengatasi krisis iklim yang terjadi saat ini.
Keseriusan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim terlihat dari banyak hal yang tengah dilakukan Indonesia. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, komitmen awal Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim adalah target mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen di 2030. Hal itu tercantum dalam Paris Agreement.
Terdapat dua sektor yang menjadi komitmen Indonesia untuk berkontribusi menurunkan emisi karbon di 2030. Pertama, sektor kehutanan di mana lebih dari 50 persen dari target penurunan emisi ada di sektor ini. Pada sektor ini, pemerintah menargetkan akan mengurangi sekitar 500 juta ton CO2.
Kedua, sektor yang akan dikurangi adalah energi dan transportasi. Dari sektor ini, pemerintah menargetkan mengurangi 300 juta ton C02.
Dari sisi anggaran untuk mengatasi perubahan iklim, Indonesia melakukan instrumen pendapatan dalam APBN. Seperti dari sisi perpajakan, Indonesia mendirong insentif dan investasi masuk ke ekonomi hijau.
Pemerintah kemudian memberi fasilitas pajak seperti tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk impor, pengutangan PPN, diskon PPh, sampai dengan pengurangan PBB kegiatan geothermal. Tujuan fasilitas ini adalah beban dari dunia usaha untuk inestasi di ekonomi hijau dapat terakselerasi.
Selain itu terdapat pula pajak karbon. Pajak itu tertera dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
Berdasarkan Second Biennial Update Reports (2nd BUR) 2018, Indonesia membutuhkan dana hingga Rp3.461 triliun untuk menurunkan emisi karbon. Dana sebesar itu untuk penurunan emisi karbon sejak 2018 sampai 2030.
Dari sisi potensi energi terbarukan, Indonesia patut bersyukur karena diberikan kekayaan alam yang melimpah. Presiden Joko Widodo dalam sambutan pembukaan sidang IPU ke-144, Minggu (20/3) menyatakan, potensi energi terbarukan Indonesia meliputi potensi hidro yang berasal dari 4.400 sungai, potensi geotermal sebesar 29 ribu megawatt, tenaga angin, arus bawah laut, hingga energi matahari.
Generasi muda Indonesia pun mulai terlibat kegiatan-kegiatan positif yang berkaitan dengan isu perubahan iklim, Sebut saja para peserta Lomba Orasi Bintang Orator atau LOBO. Mereka memberikan masukan-masukan dalam bentuk tulisan kepada Badan Kerjasama Anar Parlemen (BKSAP). Hal tersebut mencerminkan generasi muda Indonesia bukan hanya peduli tapi aktif membantu untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim yang juga nanti berdampak pada keselamatan manusia dan dunia secara leseluruhan.
LOBO adalah lomba yang digelar oleh Bagian TV dan Radio Parlemen, Biro Pemberitaan Parlemen, sebagai sarana komunikasi dari masyarakat ke DPR RI, juga sebagai tempat untuk menjaring berbagai aspirasi dan kritikan terhadap parlemen da pemerintah.
Indonesia turut berperan serta dalam mengatasi perubahan iklim yang terjadi secara global. Semoga upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah, palemen dan elemen masyarakat termasuk anak muda bangsa, dalam mengatasi perubahan iklim, menjadi lebih baik lagi kedepannya. Sehingga dunia yang ramah lingkungan menjadi hal baik untuk diwariskan ke anak cucu kita mendatang.