Jangan Lelah Menerapkan Protokol Kesehatan Cegah Covid-19
Oleh : Lisa Pamungkas )*
Meski PSBB telah dilonggarkan, bukan berarti kita bisa bebas beraktifitas ketika berada diluar rumah. Protokol kesehatan seperti social distancing dan penggunaan masker harus tetap menjadi perhatian khusus agar angka penularan bisa diredam. Masyarakat diimbau untuk tidak lelah menerapkan protokol kesehatan.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, masyarakat yang tidak disiplin dalam menjaga jarak dan tidak memakai masker menjadi faktor utama masih adanya kasus baru penularan covid-19.
Hal ini juga menyebabkan sebaran kasus baru maupun cluster baru di beberapa daerah. Apalagi saat ini sudah banyak masyarakat yang menggemari aktifitas bersepeda tanpa menggunakan masker.
Kondisi masyarakat yang tidak mengindahkan imbauan social distancing juga menjadi penyebab tingginya jumlah kasus covid-19.
Hingga kamis 25 Juni 2020, pemerintah mencatat setidaknya terdapat kasus baru covid-19 sehingga secara akumulatif terdapat 50.187 kasus positif covid-19 di Indonesia.
Kelima daerah tersebut adalah Jawa Timur (247 kasus baru dan 241 pasien dinyatakan sembuh), DKI Jakarta (196 kasus baru dan 112 pasien sembuh), Sulawesi Selatan (103 kasus baru dan 59 pasien sembuh), Maluku Utara (80 kasus baru dan 1 pasien sembuh) dan Jawa Tengah (78 kasus baru).
Adapun penularan covid-19 secara keseluruhan terjadi di 446 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.
Achmad Yurianto juga mengingatkan bahwa covid-19 ini menyebar secara cepat melalui percikan droplet yang keluar saat bersin maupun batuk.
Dengan menggunakan masker secara baik dan benar, hal tersebut tentu menjadi salah satu langkah efektif untuk menghindari kemungkinan tertular atau menularkan virus corona secara droplet. Apalagi masih banyak Orang Tanpa Gejala (OTG) yang tidak menerapkan isolasi diri dirumah.
Achmad Yuri juga membagikan tingkatan penularan menjadi 4 tingkatan.
Pertama, apabila seseorang yang membawa virus (OTG) tidak menggunakan masker dan melakukan kontak dekat dengan orang rentan, maka kemungkinan penularan bisa mencapai 100 persen.
Kedua, apabila orang sakit memakai masker, sementara kelompok rentan tidak memakai masker, maka potensi penularan mencapai 70 persen.
Ketiga, jika orang yang sakit memakai masker, sementara orang yang sehat tidak pakai masker, maka tingkat penularannya hanya 5 persen.
Keempat, apabila keduanya memakai masker, maka potensi penularannya hanya 1,5 persen saja. Hal inilah yang menjadi dasar, bahwa penggunaan masker adalah hal yang amat penting dalam upaya mencegah penularan virus corona.
Efektifitas penggunaan masker untuk mencegah penularan juga dibuktikan secara uji klinis oleh Perusahaan riset pasar Inggris Yougov, tim dari Klinik Miyazawa di Hyogo dan Universitas Houston-Victoria telah mengumpulkan data melalui model komputer untuk mengetahui bagaimana berbagai faktor mempengeruhi tingkat kematian akibat penyakit covid-19 di berbagai negara. Hasilnya, penggunaan masker wajah menjadi cara paling signifikan dalam mengurangi risiko kematian akibat covid-19.
Studi lain oleh para peneliti dari California Institute of Technology bulan ini juga menilai masker wajah merupacak cara paling efektif untuk mencegah penularan antarmanusia.
Mengingat bukti yang terus berkembang, Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) telah menyarankan bahwa pemerintah harus mendorong masyarakat umum untuk memakainya ketika berada di keramaian.
Saat ini situasi memang berbeda dari tahun lalu, meski ada kelonggaran yang ditetapkan oleh pemerintah dan digaungkannya tatanan new normal life, bukan berarti kita melupakan protokol kesehatan. Dengan menggunakan masker, tentu saja kita melindungi diri dan melindungi orang yang ada di sekitar kita.
Sementara itu, imbauan untuk tetap dirumah sepertinya memang harus diperhatikan. Achad Yurianto juga telah menyebutkan bahwa aktifitas di luar rumah yang sudah boleh dilakukan masyarakat hanyalah yang bersifat produktif.
Apablila aktifitas tersebut masih bisa ditunda atau tidak diperlukan untuk keluar rumah, masyarakat tetap diminta untuk tinggal dirumah. Hal ini tentu saja tak lain dan tak bukan bertujuan untuk mencegah rantai penularan Covid-19.
Pada kesempatan berebeda, Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Riau menyatakan di saat jumlah pasien Covid-19 di daerah itu bertambah jadi 134 kasus, muncul klaster baru yaitu penularan oleh pegawai bank BUMN di Kota Pekanbaru. Klaster penularan pegawai bank BUMN tersebut menyumbangkan 4 orang pasien.
)* Penulis warganet tinggal di Semarang