Jangan Pilih Capres yang Didukung Kaum Radikalis dan Intoleran
Oleh : Ridwan Nuryanto*
Capres 02 nampak jelas didukung oleh kaum radikalis dan intoleran. Setiap kampanyenya selalu dihadiri golongan radikal, semacam Front Pembela Islam (FPI), bahkan kelompok eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Bahkan dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK) beberapa waktu lalu, M. Rizieq Shihab, Imam Besar FPI yang melarikan diri ke luar negeri karena tak berani bertanggung jawab secara hukum atas tindakan kriminalnya, ikut memberikan orasi melalui rekaman video.
Meskipun secara retoris mengaku mendukung Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, tetapi sampai sekarang sikap Capres 02 terhadap HTI dan sistem khilafah tidak jelas. Bahkan di beberapa panggung kampanyenya, bendera HTI berkibar dengan megah. Padahal HTI sudah secara resmi dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh putusan pengadilan. Petinggi HTI, seperti Al Khaththath alias Gatot Saptono, ikut memberikan orasi berapi-api di panggung kampanye Capres 02.
Hizbut Tahrir tidak hanya dilarang di Indonesia, tetapi juga di 20 negara lain dengan berbagai alasan, termasuk karena terlibat kudeta, mengancam negara, menimbulkan keresahan karena ekstremnya, dan dianggap sebagai organisasi teroris. Negara-negara yang membubarkan atau melarang Hizbut Tahrir, antara lain adalah Mesir, Suriah, Saudi Arabia, Malaysia, Turki, Yordania, Libya, Pakistan, Uzbekistan, Kirgizstan, Tajikistan, Kazakhstan dan Bangladesh.
Capres yang didukung oleh kaum radikalis dan tidak setia kepada Pancasila sebagai ideologi negara, tidak sepantasnya kita pilih karena akan membahayakan ideologi dan kedaulatan negara, serta akan membuat kehidupan rakyat menjadi terancam dan tidak tenteram.
*Penulis adalah Pegiat Media Sosial