Polemik Politik

Menuju IKN Nusantara Smart City Yang Berkelanjutan

Oleh Andika Pratama 

Pemindahan ibu kota Indonesia ke Ibu Kota Nusantara (IKN), tidak hanya untuk memindahkan secara fisik pusat pemerintahan namun juga membangun kota pintar atau smart city.

Tercatat, hanya 25% dari area Nusantara yang akan dibangun, sedangkan 75% sisanya akan menjadi area hijau, termasuk 65% area tersebut tetap sebagai hutan tropis. Sementara itu, konsep smart city akan membuat IKN menjadi kota yang sehat, efisien, produktif, bersahabat bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda, serta menyediakan layanan keamanan, kesehatan, dan pendidikan yang dapat menjadi pusat inovasi global.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik yang diwakili oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo, Septriana Tangkary mengatakan pembangunan IKN menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia, mencerminkan identitas nasional, menjamin keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan, mewujudkan kota hutan, smart city, kota modern, dan berkelanjutan, serta memiliki standar internasional

Karena itu, IKN Nusantara diharapkan dapat menjadi kota yang mengedepankan inklusi sosial dan modern dengan tetap memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan. Septriana juga menegaskan bahwa semua pihak berperan penuh dalam pembangunan IKN, termasuk Kemenkominfo yang berperan aktif dalam infrastruktur digital dengan mengembangkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan juga dalam penyediaan Pusat Data Nasional (PDN). 

Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin menambahkan bahwa pemilik IKN di masa mendatang adalah generasi-generasi muda. Untuk itu, tugas pemerintah saat ini adalah meletakkan pondasi awal untuk pembangunan IKN. Pembangunan IKN juga tidak hanya berupa pembangunan infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga pembangunan kebudayaan, lingkungan, dan pendidikan yang berkelanjutan. 

IKN diharapkan dapat menjadi kota yang mengedepankan inklusi sosial dan modern, dengan tetap memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rozali Indra Saputra mengatakan Smart Forest City merupakan tema yang dipilih untuk IKN. Unsur smart berlandaskan pada Information and Communication Technology (ICT), sementara unsur forest adalah mempertahankan dan menciptakan ekologis. IKN akan menjadi satu-satunya ibu kota negara di dunia yang mengusung unsur forest.

Pembangunan dilakukan bertahap hingga 2045 dengan mengusung konsep Future Smart Forest City yang tetap memperhatikan aspek lingkungan. Pada tahap awal tahun 2022-2024, Kementerian PUPR memulai pengerjaan pada Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Kawasan tersebut terbagi dalam 3 klaster yaitu pemerintahan inti, pemerintahan pendidikan, dan pemerintahan kesehatan.

Konsep smart city yang akan diimplementasikan akan membuat IKN menjadi kota yang sehat, efisien, produktif, bersahabat bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda, serta menyediakan layanan keamanan, kesehatan, dan pendidikan yang dapat menjadi pusat inovasi global.

Rektor Universitas Balikpapan, Isradi Zainal menuturkan bahwa visi dari pembangunan IKN adalah menjadikan IKN sebagai ‘Kota Dunia untuk Semua’. Menjadi kota berkelanjutan di dunia, kemudian penggerak ekonomi Indonesia di masa depan dan juga sebagai simbol identitas nasional. Hal tersebut yang dinarasikan oleh para content creator yang terus menggaungkan tentang progresi pembangunan IKN di kanal-kanal media sosial.

Salah satu content creator, Dian Rana bercerita bagaimana ia mendokumentasikan wisata serta kuliner Nusantara, destinasi tempat baru yang menarik di sana. Dukungan dari konten kreator dan influencer sangat penting bagi keberadaan IKN supaya semua pihak paham the truth story tentang IKN. Dukungan tersebut dapat diwujudkan melalui media sosial seperti instagram, TikTok, dan juga dalam bentuk animasi.

Pengembangan konsep smart city juga dilakukan dalam proyek pembangunan IKN. Salah satu poin dalam pengembangan konsep smart city adalah penggunaan energi bersih. Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko menyampaikan pihaknya mendorong penggunaan energi bersih oleh masyarakat dengan menyediakan gas bumi, di mana gas bumi merupakan salah satu energi dengan emisi karbon yang cenderung rendah

Pendistribusian gas bumi dilakukan melalui infrastruktur pipa maupun non-pipa (beyond pipeline). Ini untuk mendukung pengembangan Smart City, yakni memberikan Smart Energy, Smart Solution, dan Smart Infrastructure. Gas bumi telah dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan yang dinilai lebih bersih. Penggunaan bahan bakar gas (BBG) pada moda transportasi tercatat memberikan penghematan biaya hingga 33%. Sedangkan Pemanfaatan gas bumi melalui jaringan gas pipa dapat menghasilkan penghematan biaya hingga 27-28% untuk pelanggan rumah tangga, komersial, dan industri. Selanjutnya pemanfaatan gas bumi beyond pipeline juga tercatat memberikan penghematan biaya hingga 18%.

Melalui dukungan terhadap pengembangan Smart City, tentunya Ibu Kota Nusantara dengan konsep Smart City tidak semata-mata tentang teknologi dan jaringan saja, namun juga optimalisasi pemanfaatan energi bersih sehingga dapat membantu menjawab permasalahan perkotaan dan mewujudkan Smart City yang sustainable melalui Smart Energy.

*Penulis Mahasiswa Pasca Sarjana Uhamka.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih