Jokowi Akan Bangun Rumah Rusak Akibat Bom di Sibolga
Oleh : Dede Sulaiman )*
Akibat ledakan Bom yang dilakukan oleh terduga teroris di Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, Sumatera Utara, sebanyak 155 unit rumah warga rusak dan mengakibatkan ratusan warga mengungsi.
Sebagian rumah yang terkena ledakan bom itu pun ada yang telah rata dengan tanah. Sampai saat ini pemerintah dan aparat keamanan masih melakukan antisipasi akan kemungkinan hal yang tidak diinginkan.
Seperti yang diketahui, Bom meledak di dekat kediaman Abu Hamzah (AH) yang berada di Jalan Cenderawasih, Kelurahan Pancuran Bambu, Kota Sibolga. Bom diledakkan saat Densus 88 Anti Teror Mabes Polri akan meringkusnya.
Pasca Ledakan, Jokowi merespons dengan mendatangi langsung kejadian yang ada disana, selain itu Presiden juga menyerahkan bantuan senilai Rp 1.451.000.000 untuk perbaikan 161 rumah yang rusak akibat ledakan bom yang terjadi di Jalan Cenderawasi, kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas.
Bantuan tersebut dinilai sebagai tanda dimulainya pembangunan rumah – rumah yang rusak akibat ledakan bom pada rabu 13 Maret 2019 lalu, dirinya juga memberikan instruksi kepada Dandim, Kodim dan Korem wilayah setempat untuk membantu warga.
“Ini uang bantuan untuk mulai pembangunan rumah. Saya sedikit kasih bantuan supaya segera dikerjakan oleh Dandim, Kodim, Korem. Bantuan yang diberikan Rp 1,451 miliar,” tutur Jokowi disambut tepuk tangan ratusan pengungsi, di Jalan Cenderawasih, Kelurahan Pancuran Bambu.
Rincian bantuan untuk yang rumahnya mengalami rusak berat diberikan uang Rp 25 juta, rusak sedang mendapat Rp 5 juta dan rusak ringan Rp 3 juta.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengatakan bahwa yang paling penting adalah memperbaiki rumah – rumah warga yang rusak akibat aksi bom bunuh diri itu agar segera bisa ditempati kembali oleh penghuninya. Ia juga menginstruksikan Menteri Sosial Agus Gumiwang untuk datang ke lokasi pengungsian.
“Segera rumah yang rusak dikerjakan, yang sedang kaca – kaca diganti. Saya juga perintahkan Menteri Sosial untuk datang kesini,” tandas mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Jokowi juga berpesan kepada para ibu korban bom di Sibolga agar berhati – hati pasca ledakan di rumah terduga teroris Abu Hamzah. “Ibu – ibu hati – hati semuanya, hati – hati,” tutur Presiden Joko Widodo.
“Tadi sudah bicara dengan pak Wali, yang berat akan diberikan Rp 25 juta untuk memulai lagi membangun rumahnya, nanti Menteri Sosial akan kesini, coba ada bantuan apa nanti saya lihat tapi saat ini segera cepat untuk memulai pembangunan, kemudian tidak kelihatan itu kayak apa lapangan dan menyebabkan trauma kita semuanya ya,” Ujar Joko Widodo.
Presiden sempat melihat lokasi ledakan yang merupakan bekas rumah Abu Hamzah yang tinggal berbentuk kubangan besar dan menyisakan rangka – rangka rumah tetangga karena ledakan beberapa bom berkekuatan rendah tersebut. Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi berharap, dengan kejadian bom yang ada di Sibolga Sumatera Utara, tidak membuat semangat kerukunan dan persatuan masyarakat menjadi luntur. Dirinya juga menyampaikan bahwa rasa kerukunan dan rasa persaudaraan harus dijaga, hal tersebut disampaikan karena Sibolga adalah kota yang tenteram, aman, damai dan tidak ada perpecahan. Bahkan tidak ada saling menghujat antara satu dengan yang lainnya meski berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, yang turut serta mendampingi Presiden meninjau lokasi tersebut mengatakan bahwa dirinya akan mengevaluasi sistem keamanan di Sumatera Utara. Edy mengatakan, menurutnya teroris mendapatkan kesempatan karena situasi masyarakat yang dinilai aman. “Bom ini memang kita selalu lengah kalau sudah jadi aman, suburnya teroris ditempat yang aman karena dia perlu waktu untuk menyusun, merekrut. Untuk itu ke depan kita punya Babinsa, Babinkantibmas, bisa difungsikan lagi,” imbuh Edy.
Namun, Pihaknya juga meminta agar masyarakat tidak menyangkutpautkan teror yang telah terjadi dengan Agama Islam. Islam itu rahmatan il alamin. Tidak ada membunuh orang, membunuh nyamuk tidak boleh dilakukan dengan kasar, ini perbedaan dalam memahami ajaran itu salah dan itu merugikan orang lain dan itu sangat jelek.
)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Politik