Jokowi Keturunan Kyai Yahya, Pengawal Pangeran Diponegoro
Penulis: Yusril Fahrul*
Isu ayah kadung Presiden Joko Widodo terlibat PKI baru disebarluaskan saat akan memasuki masa kampanye Pilpres 2014 dan terus digoreng sampai sekarang. Sebelumnya isu ini tidak terdengar. Pada waktu Pilgub DKI 2012, isu ini pun belum terdengar. Tentu hal ini adalah sebuah kebohongan besar untuk menjatuhkan dukungan masyarakat kepada Presiden Jokowi. Pelaku penyebar isu tentu saja lawan politiknya, sebut saja kubu tim kampanye Prabowo-Sandi. Lalu bagaimanakah sebenarnya latar belakang keluarga Presiden ke-7 Indonesia ini?
Orangtua Presiden hanya orang biasa dari kampung. Ayahnya bernama Widjiatno Notomihardjo dari Karanganyar, sementara ibunya Sudjatmi berasal dari Boyolali. Pasangan Widjiatno dan Sudjatmi menikah pada tahun 1959. Sementara Joko Widodo lahir dua tahun setelah mereka menikah. Widjiatno Notomihardjo yang selama ini diisukan, ternyata merupakan seseorang yang memiliki jiwa seni tinggi. Beliau jago memainkan musik keroncong dan gitar serta sering tampil di atas panggung pertunjukan. Selain tampil dalam pertunjukan, orangtua Pak Jokowi juga sering mengajak anak-anak muda bermain gitar. Ketika menggelar kumpul bersama dalam pagelaran keroncong, Widjiatno suka membelikan makanan dan minuman buat mereka yang ikut nonton. Beliau juga menyalurkan sedekah buat orang-orang yang gak mampu. Hal ini juga dilakukan Pak Jokowi saat ini.
Dalam hal pekerjaan, Notomihardjo dan Sudjatmi berprofesi sebagai pengusaha. Mereka berbisnis jual-beli kayu di Surakarta. Mereka memiliki tempat pengolahan kayu sendiri di dekat rumah. Intinya, keluarga Pak Jokowi memang terkenal giat dan tekun dalam mendirikan usaha, dimana ketekunan tersebut turun kepada anak-anaknya saat ini. Jokowi bersama saudara kandungnya sejak kecil sangat taat beribadah. Dari pengakuan tetangga di Solo, Notomihardjo sering pergi ke masjid bahkan tidak jarang menjadi muadzin saat sholat subuh. Pak Jokowi memang memiliki karakter tidak suka menunjukkan kegiatan ibadah Beliau, karena memang hal itu adalah urusan manusia dengan Allah, dan hanya Allah lah yang berhak menilainya.
Dalam buku E. R. Asura yang berjudul Kyai Abdul Jalal I, dijelaskan silsilah jejak leluhur Jokowi. Jokowi adalah keturunan dari Kiai Yahya, salah seorang pengawal Pangeran Diponegoro. Kiai Yahya sendiri adalah putera dari Kiai Abdul Jalal, seorang ulama yang menjadi pendiri tanah perdikan di wilayah Kalioso (daerah selatan utara Solo). Jika silsilah ini ditarik ke atas, maka Jokowi merupakan keturunan dari Jaka Tarub (Raden Kidang Telakas). Dan Jaka Tarub sendiri adalah (dipercaya) putera dari Maulana al-Maghribi, salah satu penyebar agama Islam awal di tanah Jawa.
Namun, ada dua nama yang patut mendapat sorotan, yaitu Jaka Tarub dan Maulana al-Maghribi. Sebagaimana diketahui, Jaka Tarub adalah nama tokoh salah satu legenda tanah Jawa. Nama itu diabadikan dalam “Babad Tanah Jawi”. Menurut “Babad” tersebut, Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang menikahi seorang bidadari bernama Nawangwulan. Pernikahan mereka melahirkan seorang putri bernama Nawangsih. Di kemudian hari, nama Jaka Tarub dipercaya sebagai salah satu leluhur dinasti Mataram dengan gelar Ki Ageng Tarub.
Dilihat dari silsilah tersebut, pantas jika Jokowi menjadi Presiden RI, karena seorang pemimpin pasti memiliki garis keturunan dari pemimpin juga. Dalam cara memimpinnya, Jokowi terkenal kalem dan santai, mirip dengan para pemimpin-pemimpin kuno nusantara. Pemimpin kerajaan di nusantara merupakan figur yang sangat rendah diri, mereka mengedepankan hubungan dengan Tuhan sebelum berhubungan dengan manusia. Lihatlah Raden Wijaya, Jaya Baya, Raden Patah, Jaka Tingkir, Sultan Agung dan lain-lain, mereka semua tidak merasa besar dan sesumbar, apalagi menjelek-jelekkan orang lain. Karena mereka tahu filosofi kehidupan bahwa manusia tidak berhak menilai manusia lain hanya karena apa yang dia lihat.
*) Mahasiswa Sastra Jawa UNNES