Kaya Pengalaman, Indonesia Berhasil Gelar WWF ke-10 dan Hasilkan Aksi Konkret Tata Kelola Air
Bali – Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Forum Air Dunia atau World Water Forum (WWF) ke-10 sejak 20-25 Mei 2024. Masyarakat pun optimis, Pemerintah sukses menggelar ajang bergengsi tersebut.
Meningkatnya risiko kelangkaan dan ketersediaan air membuat isu ketahanan air menjadi sangat penting. Oleh karena itu, isu ini telah menjadi salah satu prioritas dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
“Besarnya tantangan ini menuntut kita untuk memobilisasi pendekatan sumber pendanaan baru dan pengurangan risiko guna menciptakan kepercayaan investor terhadap upaya pembangunan ketahanan, khususnya di bidang infrastruktur air, melalui Global Water Fund,” kata Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan pada High Level Panel (HLP) World Water Forum ke-10 di Bali.
Menko Marves Luhut menuturkan, Global Water Fund yang merupakan blended finance adalah pendekatan penataan keuangan yang menggabungkan berbagai bentuk modal untuk mendukung tujuan bersama, terutama dalam investasi kompleks yang berpotensi membangun ketahanan masyarakat dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Pendekatan ini melibatkan penggunaan dana publik atau filantropis untuk menarik modal swasta, terutama untuk proyek-proyek yang mungkin dianggap terlalu berisiko atau tidak langsung menghasilkan keuntungan.
“Hal ini dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan pendanaan, mengurangi risiko investasi, dan merangsang pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Indonesia memprakarsai G20 Bali Global Blended Finance (GBFA) yang akan menjembatani kesenjangan pendanaan untuk tujuan-tujuan isu iklim dan SDGs dengan pendekatan yang dipimpin oleh daerah, serta didedikasikan untuk memfasilitasi negara-negara berkembang, negara-negara kurang berkembang (LDCs), dan kerja sama Selatan-Selatan untuk meningkatkan proses transisi,” tambah Menko Marves Luhut.
Pada acara yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Kementerian Keuangan akan terus mendukung terbentuknya Global Water Fund karena dalam mewujudkan ketahanan air dan sanitasi yang layak membutuhkan kolaborasi antar pemerintah dan pihak swasta.
“Nanti kita dari Kementerian Keuangan bisa membantu teman-teman PUPR. Seperti pengalaman kita membuat seperti pandemic fund gitu ya. Sehingga nanti dari situ kita bisa lihat bagaimana pembentukan suatu funding. Apalagi pada tingkat dunia itu bisa dilakukan,” kata Sri Mulyani.
Menkeu menambahkan, upaya pembentukan Global Water fund tengah diupayakan Pemerintah Indonesia untuk dibahas bersama para pemangku kepentingan (stakeholder) dari berbagai negara dan organisasi.