Kebakaran Asrama Papua di Tomohon Murni Kelalaian
Oleh : Sabby Kosay )*
Kebakaran terjadi di asrama Papua di Tomohon, Sulawesi Utara pada Minggu (20/10/2019). Menurut sejumlah pihak hal ini adalah murni kecelakaan, sehingga masyarakat diimbau agar tak berspekulasi lebih jauh.
Kejadian kebarakan Asrama Papua di Tomohon Sulut terjadi pada Minggu (20/10/2019). Asrama itu berlokasi di Kelurahan Talete Dua, Kecamatan Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Api diduga berasal dari salah satu kamar mahasiswa di asrama tersebut. Menurut penjelasan Bapak Asrama Putra Kamasan Delapan, bernama Habel Tumurang api ini berasal dari lantai kedua bangunan asrama.
Insiden ini, diperkirakan terjadi sekitar pukul 10.00 – 10.30 Waktu Indonesia Tengah. Habel menyebutkan jika dirinya saat itu tengah berada di asrama putri ketika dirinya ditelepon oleh pihak kepolisian. Yang menyebutkan terjadi kebakaran di asrama tersebut, ia berpikir yang terbakar adalah asrama putra, mengingat di asrama putri tidak terjadi apa-apa. Sehingga ia segera bergegas ke tempat kejadian.
Hingga saat ini, jumlah mahasiswa Papua yang berada di lokasi sebanyak 15 orang, sementara saat kejadian berlangsung, ada sekitar 6 orang saja. Sebab, yang lainnya sedang ke Gereja. Awalnya mahasiswa disana sebanyak 40 hingga 50 orang, namun banyak yang telah pulang.
Di lain pihak, Christian Imbir selaku mahasiswa teologi Universitas Kristen Indonesia Tomohon asal Raja Ampat menyebutkan, kobaran api tersebut berasal dari lantai atas. Sementara dirinya berada di lantai bawah. Pihak lain yang membenarkan kejadian tersebut ialah Kabid Humas Polda Sulut, Yakni Kombes Ibrahim Tompo.
Dirinya mengatakan, bahwasanya peristiwa tersebut diduga akibat api yang berasal dari salah satu kamar mahasiswa. Yaitu, Noval Ram Man Dibodibo, mahasiswa asal Biak yang saat itu berada di kamarnya. Ibrahim turut menjelaskan kronologi insiden kebakaran yang berawal ketika Noval bermain korek api serta membakar kertas. Tanpa diduga api yang tengah menyala jatuh ke busa tempat tidurnya. Yang mana dengan cepat api merembet dan membakar seluruh kamar. Karena ketakutan, ia bergegas meninggalkan kamarnya yang sedang terbakar.
Menurut laporan, sebanyak tujuh pemadam kebakaran dikerahkan dan bersyukur si jago merah ini telah mampu dijinakkan. Lebih lanjut, guna menampung para penghuni asrama, Pihak Polres serta Walikota Tomohon telah melakukan koordinasi guna menyiapkan tempat sementara untuk ditinggali. Selain itu, pihaknya juga meminta bantuan labforensik guna menyelidiki kejadian ini. Termasuk memeriksa para saksi.
Berkenaan dengan hal tersebut, kejadian ini dinyatakan murni adalah suatu kecelakaan, tanpa adanya unsur indikasi lain termasuk politik. Sehingga seluruh pihak diminta untuk tetap tenang dan tidak berspekulasi. Sebab, hal ini dibutuhkan guna menghindari aneka pemberitaan “miring” terkait insiden ini. Mengingat, rakyat Indonesia baru saja melaksanakan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden hari ini.
Maka dari itu, situasi kondusif yang telah tercipta jangan sampai diintervensi, karena nantinya malah akan memicu kekisruhan. Bijak berkomentar, termasuk menggunakan media sosial sebagai platform penyebaran informasi dinilai krusial. Sehingga, dipastikan tidak ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi semacam ini untuk menyulut isu destruktif yang merugikan seluruh pihak.
Berpikir dan bertindak kritis akan suatu masalah itu memang perlu. Namun, tetap harus diimbangi dengan bukti yang menguatkan dan bukan omongan semata. Sebab, hal ini akan menunjukkan kualitas sumber daya manusia tersebut. Termasuk menyangkut emotional Quotient. Yakni, kemampuan seseorang untuk menerima, mengelola, menilai, serta mengontrol emosi dirinya dan juga orang lain yang berada dii sekitarnya. Khususnya, emosi yang mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu kejadian.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta.