Keberhasilan Presiden Jokowi Membangun Papua Disambut Suka Cita Masyarakat
Oleh: Alfred S. Wenda*
Pemerintah terus berupaya mewujudkan Papua yang lebih maju melalui berbagai cara, termasuk pembangunan infrastruktur SDM, perbaikan birokrasi perizinan, hingga peningkatan pelayanan kesehatan. Papua telah menjadi salah satu fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena wilayah ini memerlukan perhatian khusus dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Melalui konsep Nawacita yang diusung Presiden Jokowi, pemerintah mewujudkannya melalui peningkatan anggaran khusus, seperti peningkatan Dana Otsus (Otonomi Khusus) dan dana khusus untuk infrastruktur. Pendanaan dan sistem feeder juga menjadi perhatian pemerintah, sebab besarnya dana untuk pembangunan Papua menyebabkan APBN membengkak. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mengadopsi skema Public and Private Partnership (PPP), yang memungkinkan konsorsium publik dan swasta untuk meringankan beban fiskal negara sehingga fokus pembangunan dapat diperluas.
Dengan alokasi dana otonomi khusus yang dimaksimalkan melalui penyederhanaan birokrasi, serta perencanaan pembangunan Papua yang komprehensif tanpa mengorbankan aspek fisik maupun non-fisik, pelaksanaan pembangunan di Papua dapat berjalan dengan lancar. Narasi ketidakpuasan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan elemen politis separatis lainnya pun telah lama menjadi perhatian pemerintah. Karena pemerintah memahami bahwa pembangunan ekonomi tanpa pembangunan manusia hanya akan menimbulkan konflik horizontal.
Saat peresmian Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Kota Jayapura, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa pembangunan Indonesia sekarang bukan lagi Jawa-sentris, tetapi Indonesia-sentris, dan tanah Papua menjadi prioritas dari pembangunan yang dilakukan pemerintah. Bahkan, Presiden juga memaparkan sejumlah capaian pembangunan yang telah dilakukan di Papua, mulai dari pembangunan Jalan Trans Papua dan jalan perbatasan, pembangunan dan revitalisasi bandara, hingga pembangunan kawasan perbatasan dan pos lintas batas negara (PLBN).
Jalan Trans Papua sepanjang 3.462 kilometer telah dibangun, jalan perbatasan sepanjang 1.098 kilometer juga telah selesai, serta pembangunan Jembatan Youtefa sepanjang 1,3 kilometer di Jayapura. Selain itu, terminal Bandara Domine Eduard Osok di Sorong telah diperbaiki, bandara di Wamena dan Jayawijaya juga telah dibangun, serta pembangunan lintas batas di Skouw, Sota, dan Yetetkun di Boven Digoel telah diselesaikan.
Sejak tahun 2014 hingga tahun 2022, alokasi anggaran dari pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota untuk pembangunan Papua mencapai Rp1.036 triliun. Oleh karena itu, Presiden mengajak masyarakat Papua untuk turut mengawal proses pembangunan di Papua. Presiden juga meminta masyarakat di Tanah Papua untuk mengawasi, mengawal, dan mengamati proses ini agar tidak terjadi penyelewengan, mengingat korupsi menjadi momok di semua provinsi dalam rangka pembangunan di daerah-daerah.
Pemerintah telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap Papua, dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Papua melalui program-program beasiswa dan pembangunan sekolah-sekolah baru.
Sebagai bentuk perhatian khusus, baru-baru ini pemerintah juga menyelenggarakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 di Papua. Acara ini menjadi momentum penting untuk mengapresiasi dan merayakan potensi anak-anak seluruh Indonesia, khususnya anak-anak Papua, serta untuk menyoroti pentingnya pendidikan dan perlindungan anak.
Dengan menghadirkan berbagai kegiatan edukatif dan hiburan yang melibatkan anak-anak Papua, pemerintah berharap dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Papua untuk terus berprestasi dan berkontribusi bagi pembangunan daerah dan bangsa.
Lawatan Presiden Jokowi yang ke-18 kalinya di Papua sekaligus dalam rangka menghadiri puncak perayaan HAN 2024 mendapat apresiasi dari berbagai tokoh di Papua, termasuk tokoh gereja yang memberikan penghargaan tinggi atas perhatian besar Presiden terhadap Tanah Papua.
Ketua FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama) Kabupaten Jayapura, Pdt. Albert Yoku, menyampaikan selamat kepada Presiden Jokowi dan apresiasi tinggi atas perhatian besarnya terhadap pembangunan di Papua, sehingga masyarakat Papua sangat bergembira atas kunjungan dari orang nomor satu di Republik Indonesia ini.
Kunjungan kali ini menjadi sangat istimewa karena Presiden Jokowi bertemu dengan generasi muda Papua pada puncak perayaan HAN ke-40 tahun. Banyak anak-anak Papua mengidolakan sosok Presiden Jokowi, dan di bawah kepemimpinannya, Papua telah mengalami perkembangan pembangunan yang sangat signifikan. Masyarakat pun mengucapkan terima kasih atas ketulusan Presiden dalam membangun Papua dan motivasi besar yang diberikan kepada anak-anak Papua.
Apresiasi yang sama diungkapkan oleh Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Wilayah 1 Papua, Pdt. Petrus Bonyadone yang menyatakan bahwa perhatian Presiden Joko Widodo terhadap pembangunan di Tanah Papua sangat dirasakan oleh masyarakat. Dalam berbagai pelayanannya di beberapa daerah di Papua, Petrus Bonyadone mendengar secara langsung apresiasi masyarakat Papua atas kerja keras dan kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang telah membawa banyak perubahan di Papua.
Masyarakat Papua akan terus mendukung pemerintah dalam melaksanakan percepatan pembangunan di Papua. Oleh karena itu, masyarakat berharap seluruh pembangunan di Papua bisa terus terjaga, menjadikan Papua tanah damai yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat Papua.
Mantan Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano juga menyoroti kebijakan pemerintah khusus untuk Papua dengan mengajak seluruh elemen masyarakat bersinergi mendukung percepatan pembangunan di Papua dan wujudkan perdamaian. Tomi Mano menekankan bahwa pembangunan Papua tidak akan berhasil tanpa dukungan semua pihak. Termasuk dukungan dari gereja sangat penting untuk perkembangan Papua, terutama dalam menjaga kerukunan.
Masyarakat Papua diharapkan dapat merasakan dampak positif dari berbagai aspek dan memanfaatkannya secara maksimal demi peningkatan ekonomi lokal. Sebab, pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di Papua tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua secara menyeluruh, memastikan masyarakat dapat merasakan manfaat dari kemajuan yang dicapai selama ini.
*Penulis adalah Kolumnis Senior asal Papua