Kelompok Separatis Papua Penyebar Hoax Pantas Dibasmi
Oleh : Moses Waker )*
Berita Hoax terkadang dijadikan senjata untuk berkelit dari kesalahan yang dilakukan, produksi berita hoax rupanya juga dilakukan oleh Kelompok Separatis Organisasi Papua Merdeka. Selain memicu keresahan, berita hoax yang disemburkan kelompok separatis Papua tersebut menandakan bahwa tindakannya telah menghalalkan segala cara sehingga pantas untuk dibasmi.
Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III meluruskan informasi palsu (hoax) tentang tewasnya 3 wanita di Kabupaten Puncak, Papua, tewas ditembak militer Indonesia. Kabar tersebut beredar dari pemberitaan sebuah media online.
Kabar bohong tersebut disebarkan oleh OPM. Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suristiawa mengatakan, tidak ada kejadian seperti yang diberitakan.
Dirinya mengatakan bahwa kelompok teroris OPM didukung oleh front politik dan klandestin di antaranya jurnalis, media dan pegiat media sosial (medsos) yang aktif menyebarkan hoax untuk menyudutkan pemerintah.
Ia menambahkan, apabila teroris OPM membakar sekolah, membunuh guru dan menebar teror lain, pendukung mereka ini tidak komentar apa-apa.
Hoax tersebut juga turut disebarkan oleh aktivis pro Papua merdeka, hoax ini disebarkan dengan tujuan memfitnah tim gabungan TNI-Polri.
Setidaknya terdapat 2 media daring di mana pimpidan redakturnya sangat intens berhubungand dengan si Koman. Setiap propaganda yang dimuat media pendukung kelompok teroris OPM ini, selalu jadi bahan kicauannya di twitter.
Menurutnya, penggalangan opini melalui hoax ini dibuat untuk menarik perhatian publik. Selain hoax militer menembak 3 wanita, pendukung teroris OPM juga menyebar fitnah terkait hancurnya Gereja Kingmi yang bertujuan memprovokasi jemaat gereja, baik lokal, nasional, maupun internasional.
Terdesakny OPM ini rupanya memancing respons pendukungnya untuk menyebar fitnah dan berita bohong.
Sementara itu, Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes M Iqbal Alqudussy juga menegaskan bahwa berita tersebut hoax. Dirinya menghimbau masyarakat tidak terprovokasi berita yang disebar pendukung teroris KKB karena penegakan hukum dilakukan secara tegas dan terukur.
Di lain kesempatan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-OPM (TPNPB-OPM) juga menyebarkan isu yang menyebutkan bahwa TNI-Polri melempar bom ke perkampungan penduduk di Papua.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, Pasukan TNI-Polri dengan kekuatan penuh dilengkapi dengan pasukan khusus yang dinamakan Pasukan Setan menyerang perkampungan penduduk lokal di Ilaga.
Dirinya mengatakan, terdapat 40 kali serangan udara dari TNI-Polri. Serangan tersebut diklaim menggunakan helikopter.
Menanggapi hal tersebut, Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Pol Iqbal Alqudusy menegaskan, bahwa kabar tersebut adalah hoax. Dirinya menghimbau agar masyarakat tidak mempercayai informasi tersebut.
Apalagi diketahui bahwa Sebby Sambom adalah juru bicara teroris yang sudah tidak diakui lagi oleh TPNPB.
Sebelumnya Sebby Sambom juga sempat mengklaim bahwa aparat keamanan TNI-Polri telah menewaskan remaja berusia 17 tahun.
Padahal, nyatanya dua anggota KKB yang tewas dalam kontak senjata dengan TNI-Polri dipastikan telah berusia dewasa. Hal tersebut dibenarkan oleh Kapolres Mimika AKBP I Gustri Era Adinata.
Pihak kepolisian juga telah memastikan bahwa anggota KKB yang berhasil dilumpuhkan saat itu bernama Ferry Ellas dan Heri Yakob Newegalem berdasarkan hasil pencocokan wajah Daftar Pencarian Orang (DPO) KKB dengan kedua jenazah. Tentu saja hal ini menjadi bukti valid bahwa TNI-Polri tidak asal melancarkan tembakan.
Tak hanya wajah, atribut kedua pelaku dalam foto juga mirip dengan atribut jenazah yang ditemukan di lokasi kontak tembak.
Kapolres juga menduga bahwa Sebby secara sengaja telah menebar hoax soal tewasnya remaja berusia 17 tahun, untuk memunculkan kesan negatif terhadap TNI-Polri.
Perlu diketahui, pemerintah telah menetapkan kelompok kriminal bersenjata KKB sebagai teroris sejak 29 April 2021. TNI-Polri terus mengejar dan memberikan tindakan tegas karena kelompok bersenjata dari OPM ini terus menebar teror ke masyarakat, termasuk dunia pendidikan dan penerbangan sipil.
Beberapa waktu terakhir, tim gabungan TNI-Polri telah menangkap provokator kerusuhan pendukung teroris OPM, Victor Yeimo, menguasai markas teroris kelompok Lekagak Talenggen di Wuloni dan Tagalowa, Distrik Ilaga. Tak lama kemudian, di Distrik Ilaga, beberapa anggota teroris OPM ditembak oleh tim gabungan dan ada juga 3 orang yang menyerahkan diri.
Berita hoax kerap memunculkan kesan heboh, Hal tersebut dinilai sebagai propaganda KKB untuk menarik simpati masyarakat terhadap upaya OPM dalam upayanya untuk memisahkan diri dari NKRI.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali