Kemenangan Jokowi – Ma’ruf Amin Mutlak Tak Terkejar Kubu Penantang
Oleh : Ananda Rasti )*
Pada 21 Mei lalu, KPU telah mengumumkan secara resmi bahwa dari jumlah suara nasional sebanyak 154.257.601, Pemenang Pilpres 2019 adalah Paslon nomor urut 01 Jokowi – Ma’ruf Amin. Meski demikian, kubu Prabowo – Sandiaga tampak masih belum menerima kenyataan dengan sikap legowo, gugatan pun mereka ajukan ke Mahkamah Konstitusi setelah kerusuhan 22 Mei lalu mereda.
Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin berhasil mendapatkan 55,50 persen suara dari total suara sah nasional. Sedangkan pasangan nomor urut 02 harus menerima kenyataan dengan torehan 44,50 persen suara dari total suara sah nasional.
Kemenangan mantan Walikota Solo tersebut juga menjadi sorotan sejumlah media asing. Salah satunya laman berita online Amerika Serikat, The New York Times melalui artikelnya yang berjudul Joko Wins Re-election in Indonesia, Defeating Hard Line Former General, situs berita itu turut menyoroti kemenangan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
“Presiden Joko Wdodo dari Indonesia telah berhasil memenangkan pemilihan umum, menurut penghitungan suara final yang dirilis oleh komisi pemilihan negara pada hari selasa, meski terjadi sejumlah penolakan terhadap kepemimpinannya…,” itulah kutipan The New York Times terkait hasil Pemilu yang diumumkan lebih dari sebulan setelah pemungutan suara 17 April lalu.
Tak hanya itu, media Jepang, Nikkei Asan Review juga mengulas berita tersebut. Laman berita asal negara matahari terbit itu mengulas kemenangan Jokowi pada artikel yang berjudul, Jokowi won vote count in Indonesian election: official result.
Situs tersebut mengulas konfirmasi KPU terhadap kemenangan Jokowi atas mantan jenderal Prabowo Subianto, yang membuka jalan bagi petahana untuk memimpin negara untuk 5 tahun kedepan.
Berdasarkan hasil rekapitulasi akhir KPU, pasangan calon nomor urut 01 unggul di 21 provinsi dan pasangan nomor urut 02 unggul di 13 provinsi. Data resmi tersebut telah disahkan pada tanggal 20 Mei 2019 pada pukul 24.00 WIB.
Atas pengumuman resmi dan pemberitaan media asing tersebut, tentu menunjukkan bahwa kemenangan pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin adalah kemenangan yang mutlak. Hal tersebut diperkuat dengan adanya 21 provinsi yang memenangkan Pasangan nomor urut 01 Jokowi – Ma’ruf, Yakni, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, NTT, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Papua Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Maluku, Gorontalo, Papua dan lain – lain.
Meski Jokowi tidak mendapatkan kemenangan di Sumatera, namun kekalahan tersebut tertutup oleh suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Karena itu, meski Prabowo unggul di Sumatera, Jokowi sanggup mengompensasi kekalahannya di Sumatera, dengan keunggulan besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan Prabowo memang disinyalir unggul di Jawa Barat, tetapi Prabowo dan BPN selaku Timses Prabowo – Sandiaga tidak dapat memaksimalkan potensi suara di Jawa Barat.
Faktor Kemenangan Jokowi – Ma’ruf Amin
Faktor kemenangan Jokowi – Ma’ruf terdiri dari 3 faktor, yaitu pemilih Jawa, Pemilh NU dan Pemilih Minoritas. Keunggulan di Pulau Jawa dirasa penting karena pemilih di Jawa menyumbang total 57,84 persen suara dari total pemilih nasional. Selain itu dukungan kuat juga datang dari kalangan nahdlatul ulama, Analisa Alvara telah menunjukkan betapa besarnya dukungan kaum Nahdliyin kepada Jokowi – Ma’ruf Amin yang merupakan salah satu faktor kunci dalam pilpres 2019 ini.
Sumbangan suara dari kaum Nahdliyin bagi Joko Widodo – Ma’ruf Amin bisa terlihat dari besarnya elektabilitas pasangan 01 tersebut di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Faktor selanjutnya yang menjadi kunci kemenangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin adalah solidnya pemilih minoritas mendukung Jokowi – Ma’ruf Amin.
“Hasil Quick Count di provinsi seperti Bali, NTT, Sulut dan Papua menunjukkan margin keunggulan yang sangat tebal bagi Joko Widodo – Ma’ruf Amin.
Pada kesempatan yang lain, Ketua TKN Erick Thohir pernah menegaskan bahwa kemenangan yang diraih oleh paslon 01 tersebut, diperoleh tanpa adanya kecurangan. Dia mengatakan, kemenangan paslon 01 merupakan kehendak Tuhan melalui suara rakyat.
“Ini untuk kebaikan Indonesia. Tidak mungkin kebaikan diperoleh melalui kecurangan,” tutur Erick Thohir.
)* Penulis adalah Pengamat Masalah Politik