Keputusan Pepera Integrasikan Papua pada NKRI Sudah Final Tidak Bisa Diganggu Gugat
Keputusan akhir dari Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) untuk mengintegrasikan Papua pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memang sudah bersifat final dan sama sekali tidak bisa diganggu gugat lagi.
Terkait hal itu, Koordinator Forum Komunikasi Komponen Merah Putih Papua Republik Indonesia, Yonas Alfons Nussi menegaskan bahwa Pepera yang dilakukan sejak tahun 1969 silam itu merupakan keputusan yang final dan mengikat bahwa Papua memang telah sah untuk masuk ke dalam wilayah NKRI.
Menurut Yonas, hasil akhir dari Pepera harus bisa dipastikan mampu mendarat dengan baik bahkan kepada seluruh generasi muda di Tanah Papua, karena adanya keputusan itu dilahirkan oleh para orang tua pelaku sejarah dan merupakan keputusan yang sifatnya final serta mengikat.
Seluruhnya juga dapat dipertanggungjawabkan oleh orang tua dan memang selama ini telah terbukri bahwa kini masyarakat di Papua telah hidup bersama dan mampu terus berkarya dalam rumah besar bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hendaknya seluruh sikap dari masyarakat termasuk para generasi muda di Papua adalah bisa dengan tegak lurus jika berbicara mengenai kedaulatan bangsa dan negara ini, sekalipun misalnya harus mengalami siksaan atau penganiayaan dari pihak yang sama sekali tidak bertanggungjawab.
Karena jika menyangkut mengenai kedaulatan bangsa dan negara, tentunya hal tersebut sama sekali tidak bisa ditawar-tawar lagi sehingga harus bisa secara tegas disampaikan bahwa semua masyarakat Papua hendaknya mampu menjaga amanat dari orang tua mengenai keputusan akhir Pepera itu sampai titik darah penghabisan mereka.
Bukan hanya menjadi keputusan yang memang telah disepakati dan diinginkan oleh masyarakat orang asli Papua (OAP) sendiri untuk bisa bergabung bersama dengan NKRI, namun adanya keputusan hasil akhir dari Pepera juga menjadi salah satu berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat Bumi Cenderawasih.
Menurut Tokoh Pemuda Papua, Ali Kabiay bahwa terintegrasinya Tanah Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sudah merupakan jalan dan sekaligus anugerah dari Tuhan. Dengan demikian, maka dirinya mengajak dan mengimbau untuk seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih bahwa memang sudah sepatutnya pengintegrasian itu harus mampu dijaga dengan sebaik mungkin oleh semua pihak.
Justru sebaliknya, adanya klaim dan tuntutan kemerdekaan Papua sebagaimana yang diinginkan oleh segelintir Kelompok Separatis dan Teroris (KST) justru sama sekali tidak akan bisa menjamin datangnya kesejahteraan bagi masyarakat OAP.
Pasalnya, yang menginginkan kemerdekaan Papua dari pangkuan Nusantara itu sebenarnya bukanlah merupakan orang asli Papua sendiri. Bahkan sejauh ini, tokoh pemuda Papua itu menilai bahwa sangat tinggi intensitas kunjungan langsung yang dilakukan oleh Presiden RI, Joko Widodo ke Tanah Papua, yang mana menunjukkan bagaimana kecintaan Pemerintah RI pada Bumi Cenderawasih.
Adanya kecintaan oleh pemerintah itu juga ditunjukkan secara nyata dari bagaimana fokus Pemerintah selama ini untuk terus melakukan pembangunan di wilayah Timur Indonesia termasuk di Papua.
Sementara itu, hal tersebut jelas sangat berbanding terbalik dengan bagaimana banyaknya aksi anarkis yang dilakukan oleh KST seperti melakukan pembakaran pada fasilitas umum, rumah sakit dan pasar, yang mana justru semakin menghambat upaya pembangunan dari Pemerintah. Bukan hanya itu, namun juga semakin menghambat perekonomian hingga pembangunan sumber daya manusia (SDM) di sana.
Sehingga sebenarnya dari bagaimana perbedaan sangat mencolok dari seperti apa sikap pemerintah dan juga sikap yang dilakukan oleh KST, maka seharusnya masyarakat Papua memang wajib untuk bersyukur dan terus menjaga adanya anugerah Tuhan yang paling indah, yakni terintegrasinya Tanah Papua dengan NKRI.
Mungkin tidak akan bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika misalnya justru Papua tidak terintegrasi dengan bangsa ini dan mereka mengikuti keinginan KST. Mungkin yang ada justru akan semakin banyak korban dan para generasi muda akan sangat banyak yang didoktrin untuk melakukan tindak terorisme.
Menjadi tidak heran mengapa tokoh pemuda Papua itu kemudian mengajak kepada seluruh masyarakat OAP untuk turut serta dalam memerangi adanya propaganda yang terus dikemukakan oleh KST, utamanya mengenai isu Papua merdeka.
Karena sejauh ini keinginan dari gerombolan separatis itu sama sekali tidak mencerminkan bagaimana keinginan masyarakat OAP sendiri, melainkan mereka hanyalah bergerak sesuai dengan tujuan mereka dan golongannya sendiri saja.
Sama sekali tidak ada yang salah dari bagaimana keputusan Pepera dibuat, yang mana menjadikan pada akhirnya Papua berintegrasi secara final dan sah dengan NKRI. Justru hal tersebut dianggap sebagai sebuah bentuk anugerah dari Tuhan karena dengannya kini masyarakat Papua bisa semakin maju dan sejahtera. Sehingga keputusan Pepera itu sendiri sama sekali sudah tidak bisa diganggu gugat.
)* Penulis merupakan aktivis Papua