Kesadaran Masyarakat dan Warganet Percepat Musnahnya Hoax Covid-19
Oleh: Tika Ibrahim (Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen Regional Makassar)
Masyarakat dunia tengah digemparkan dengan kemunculan Covid-19, semua negara seakan dibuat kocar-kacir oleh mahluk yang tak kasat mata namun membahyakan ini.
Para pemimpin beradu akal harus apa dan bagaimana demi keamanan negara masing-masing. Begitupun Indonesia, berbagai kebijakan diterapkan, seperti pemberlakuan social distancing (pembatasan sosial) demi menahan laju dan melokalisir penyebaran Virus Corona. Hal ini dianggap mampu memutus mata rantai virus tersebut.
Kepanikan, keresahan, dan ketakutan pun muncul dikalangan masyarakat. Tidak sedikit dari mereka bersikap parno terhadap kasus ini. Informasi dari sosial media yang kebenarannya masih terbilang samar-samar diyakini sebagai kebenaran dan dipercaya oleh masyarakat, bahkan sampai menyebarkan kembali pesan tersebut. Sontak mereka yang awam akan lebih mudah percaya, dan semakin menimbulkan resah dan ketakutan.
Seperti yang baru-baru ini viral di daerah Mamuju, Sulawesi Barat. Postingan pada salah satu portal berita online di facebook membuat masyarakat Mamuju resah, pasalnya dalam postingan tersebut dikatakan bahwa Mamuju kini masuk ke dalam zona merah karena ada masyarakat yang positif terjangkit Corona di Makassar asal Mamuju.
“Mamuju menjadi zona merah karena pasien positif di Makassar ber-KTP Mamuju sedang diisolasi mandiri di rumahnya, belum diketahui siapa dan alamatnya dimana.”
Postingan ini mendapat 372 like dan 125 komentar serta telah di-share sebanyak 282 kali.
Banyak masyarakat yang mudah percaya dan langsung men-share tanpa cross check lebih dulu. Namun tak sedikit pula masyarakat dibuat gusar karena mereka menganggap postingan tersebut tidak jelas sumbernya sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Demikianlah hebatnya media sosial, bukan hanya berperan dalam penyebaran informasi, media sosial sangat ampuh mempengaruhi sikap dan perilaku pembacanya. Semua orang sepakat kehadiran media sosial telah banyak membawa perubahan bagi perilaku masyarakat.
Medsos telah mendekatkan keluarga yang terpisah jauh bertahun-tahun, bukan hanya sekedar mendengar kabar melalui suara, kerinduan karena terpisah bisa diobati dengan perjumpaan via videocall. Facebook, Instagram, Line, dan WhatsApp memang membuat kita lebih mudah mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Medsos telah menjadikan komunikasi antar manusia tidak lagi tersekat oleh batas ruang dan waktu.
Namun persoalan akan menjadi lain, bila medsos yang dipuja banyak orang menjadi agen penyebar berita bohong dan sumber keresahan masyarakat apalagi ditengah masa pandemi seperti sekarang.
Hampir setiap hari media sosial diramaikan dengan beragam informasi seputar Covid-19. Hampir setiap hari pula kita disuguhkan dengan konten yang tidak bisa dipertanggungjawabkan apalagi jika menyangkut informasi penyebaran atau data korban yang terpapar virus. Tentu akan menakutkan bagi siapapun yang membacanya.
Apa yang sebenarnya terjadi pada masyarakat dan warganet +62? Entah apa yang merasukimu seakan mudah sekali menyebarkan berita yang belum tentu benar? Bukankah sejak kecil orang tua mendidik kita untuk berlaku jujur? Bukankah kita kerap mendengar guru di sekolah sering mengajarkan keutamaan bersikap jujur yang telah menjadi ciri masyarakat yang berbudaya? Bukankah kita sering mendengar cerita bahwa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang santun? Namun faktanya ngak ada hoax ngak rame.
Hoax kini seakan menjadi santapan masyarakat Indonesia, apalagi selama masa pandemi covid-19. Banyak berita-berita beredar baik kabar baru, kabar buruk ataupun hanya sebatas kabar burung terkait Covid-19. Kebenarannya belum terbukti. Namun masyarakat seakan berlomba-lomba untuk menyebarkan info tersebut tanpa memikirkan apakah berita tersebut benar ataukah sesat? Efek apa yang akan ditimbulkan?
Penting untuk bersikap waspada dan bijak dalam menyikapi berita yang bersifat provokatif dan sensasional. Penting bagi pengguna media sosial untuk mengenal bentuk dan ciri-ciri berita hoaks. Penting untuk tidak menjadi penyebar berita bohong sehingga merugikan orang lain. Penting pula untuk membentengi diri dari penyebaran disinformasi sebagaimana pentingnya patuh pada kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran virus Covid-19.
Ayo Lawan Virus Hoax dan Pandemi Covid-19 Demi Suksesnya Penanganan Pandemi Virus Covid-19, mulai sekarang kita rawat optimisme dengan memusnahkan hoax Covid-19 yang menyesatkan serta menghambat penyelesaian pandemi Covid-19.