Kesejahteran Papua Meningkat Bersama Indonesia
Oleh : Agustinus Mareo )*
Provinsi Papua dan Papua Barat berada di Indonesia timur, namun tetap bagian dari Indonesia dna sejahtera bersama NKRI. Sudah banyak kemajuan yang ada di Bumi Cendrawasih, seperti Bandara Internasional Sentani dan Jalan Trans Papua. Kesejahteraan rakyat juga meningkat berkat program otonomi khusus.
Indonesia merdeka sejak 1945 dan Papua (dulu bernama Irian Jaya) baru bergabung tahun 1969. Meskipun paling terakhir bergabung (karena taktik politik Belanda), namun Bumi Cendrawasih tetap bagian sah dari NKRI. Rakyat Papua juga bangga jadi bagian Indonesia, dan mereka bersyukur karena di era Presiden Jokowi ada banyak kemajuan di wilayahnya.
Salah satu bukti kesejahteraan Papua adalah Jalan Trans Papua. Jalan yang membentang lebih dari 4.000 KM ini membawa efek domino positif bagi warga sipil di Bumi Cendrawasih. Karena kemudahan transportasi darat, sehingga menghemat biaya kirim, karena sebelumnya harus lewat udara. Harga pertalite lebih murah daripada avtur.
Di Papua juga ada fasilitas kesehatan yang lengkap, mulai dari Rumah Sakit hingga Puskesmas. Sehingga warga sipil tak perlu pergi jauh untuk berobat. Perlengkapan dan tenaga medisnya juga lengkap. Bahkan di daerah rawan, aparat diterjunkan untuk menjaga Rumah Sakit, agar melindungi para pasien.
Selain itu, di Papua ada pembangunan istora (istana olahraga) yang saat ini sudah selesai 98%. Bangunan ini bukan sekadar untuk gaya-gayaan. Melainkan disiapkan untuk menyambut pekan olahraga nasional (PON) ke-20, tahun 2020. Istora yang berada di Sentani Timur, Papua, bisa digunakan untuk pertandingan voli, basket, maupun gymnastic.
Pemilihan Papua sebagai tuan rumah PON juga menjadi salah satu indikator kesejahteraan di sana. Karena tentu pemerintah tidak main-main dalam menunjuk Bumi Cendrawasih. Sudah ada infrastruktur berupa gelanggang olahraga dan jalan raya yang mendukung. Pemerintah daerah Papua juga pasti menyiapkan logistik dan penginapan yang sangat layak.
Kesejahteraan di Papua adalah imbas dari kebijakan pemerintah, yakni BBM 1 harga. Jika dulu harganya bisa 60.000 bahkan 100.000 seliter (di pegunungan seperti Yakuhimo), namun saat ini dipres menjadi hanya 6.450 per liter. Program dari Pertamina ini sangat membantu rakyat kecil, karena memudahkan transportasi mereka.
Selain memudahkan transportasi, maka BBM 1 harga juga bisa menurunkan harga barang-barang. Penyebabnya karena ongkos transportasi yang juga diturunkan. Jadinya rakyat Papua makin sejahtera, karena tak lagi harus membeli sembako dan barang-barang lain yang mahal.
Kesejahteraan Papua juga terjadi karena ada keistimewaan pada program otonomi khusus. Peraturannya, gubernur dan walikota harus warga sipil Papua. Gubernur Lukas Enembe menjadi bukti bahwa ia adalah putra Papua yang cerdas dan brilian. Karena di masa pemerintahannya, dibangun Istana Presiden di Papua yang prestisius.
Selain itu, Lukas Enembe juga perhatian kepada warganya. Ketika pemerintah Papua diberi dana otsus, maka ia salurkan kepada anak-anak agar terus bisa bersekolah. Bahkan mereka juga bisa kuliah sampai ke luar negeri. Saat wisuda di Amerika, Gubernur Lukas juga datang untuk memberi selamat dan menyemangati mereka agar mau membangun tanah kelahirannya.
Ketika Papua sudah sejahtera, maka masyarakatnya berterima kasih kepada pemerintah pusat. Karena Presiden sudah meneruskan program otonomi khusus, yang terbukti memajukan Bumi Cendrawasih. Sehingga masyarakatnya makin maju, dan tidak identik dengan kemiskinan dan keterbelakangan.
Kesejahteraan di Papua terjadi berkat dukungan dari pemerintah pusat dan masyarakatnya yang mau bekerja sama, untuk bebarengan membangun Bumi Cendrawasih. Program otsus juga berjalan tanpa kendala, dan terbukti memakmurkan rakyat. Tak hanya dari infrastruktur, tapi juga pembangunan SDM melalui beasiswa.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bandung