Warta Strategis

Ketua BPET MUI Pusat Ingatkan Semua Pihak Untuk Waspada Terhadap Aksi Teror Individu yang Masih Eksis

Jakarta, LSISI.ID – Ketua Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme (BPET) MUI Pusat M. Syauqillah mengatakan peristiwa bom bunuh diri polsek Astana Anyar Bandung memperlihatkan aksi – aksi terorisme yang bersumber dari paham ekstrim yang ada ditengah masyarakat masih eksis dengan rela melakukan bom bunuh diri menghilangkan nyawanya untuk melakukan aksi kekerasan dan menyasar kepada aparat keamanan.

Ternyata kita memiliki sejumlah catatan berkenaan dengan orang yang dalam status eks narapidana sebelumnya menjalani masa hukuman ternyata yang bersangkutan ketika keluar juga masih melakukan aksi terorisme, dan kemudian bergabung dalam organisasi teror, ujar Syauqillah saat mengikuti Dialog Kebangsaan di Pancasila TV, Kamis (15/12/2022).

Menurutnya dengan adanya peristiwa aksi bom bunuh diri tersebut menjadi PR kita bersama dan harus diatasi secara bersama – sama, tidak bisa membebankan kepada satu atau dua stakeholders dalam menangani kasus terorisme.

Diakhir tahun ini kita harus bersama – sama mempersatukan kerja keras kita untuk bersatu agar tidak terpecah belah perspektifnya kemudian jadi gaduh dan hal itu yang menjadi tujuan juga kelompok teror, ucap Syauqillah.

Kita juga harus mencermati media sosial yang ada, diketahui bagian dari JAD ini sudah bergabung dari tahun 2015 kemudian tahun 2017 belajar merakit bom dari tutorial media sosial, tutur Ketua BPET MUI Pusat.

Jika dilihat teror individu dari kasus – kasus yang terjadi dilakukan secara sendiri walaupun ada kelompok dibelakangnya, namun sulit sekali terditeksi karena pergerakan individu, kata Kaprodi Terorisme SKSG UI.

Kalau dilihat dari kasus penyerangan Polres Karang Anyar, penyerangan pak Wiranto, penyerangan Mabes Polri dan upaya memasuki istana, itu semua rata – rata dilakukan oleh individu, terminologinya bisa self intiative terror, dan lone wolf, ungkap M.Syauqillah.

Ketua Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme (BPET) MUI Pusat M. Syauqillah mengatakan mereka pintar dalam mencermati regulasi kita, didalam konteks aturan perundang – undangan terorisme, perencanaan terorisme dan kemudian pendanaan terorisme, rekruitmen terorisme dalam konteks berjaringan itu, pasca ada di UU no.5 tahun 2018 relatif bisa dicegah. Itu bisa dilihat adanya penangkapan – penangkapan pelaku perencanaan teror.
Lebih lanjut dikatan Syauqillah. suatu hal yang perlu kita cermati karena mereka memonitor peraturan dan media sosial yang selalu dipantau aparat keamanan dengan begitu mereka melihat celahnya yaitu aksi individu yang sulit untuk di tebak atau diditeksi atau dilakukan oleh kelompok yang terbatas.

Memang yang waktu itu ada bom natal dan doktrin mereka orang yang kafir halal darahnya, untuk mencegah itu semua yang penting bagi kita bahu membahu aparat keamanan dan masyarakat bersama – sama melakukan deteksi dini terhadap aksi – aksi teror semacam itu dan melakukan kampanye anti radikalisme dan terorisme serta pengamanan rumah – rumah ibadah perlu melibatkan masyarakat sekitar, tegas Syauqillah.

Masih ada aksi – aksi teror di Indonesia hingga saat ini karena mereka memiliki Idelogi dari kelompok Salafi Jihadi yang menilai siapapun yang berbeda pandangan dengannya meski satu agama bisa dikafirkan dan halal darahnya, seperti contoh dalam bom bunuh diri Polsek Astana Anyar kota Bandung, yang korban Soyan, kemudian apakan pelaku berpikir korban tersebut muslim atau non muslim, jelas Ketua BPET MUI Pusat.

Selain itu banyaknya orang – orang yang masih menganut pemahaman yang seperti itu sehingga wajib ikut program deradikalisasi, ucap Syauqillah.

Sementara itu, terkait tahun politik, saya tidak melihat sejauh itu, namun bahwasanya tidak bisa tutup mata ada yang melakukan permainan politik identitas dan kelompok radikal tersebut mencari momen untuk melaksanakan aksinya, tutur Kaprodi Terorisme SKSG UI.

Para penegak hukum harus bekerja satu irama baik BNPT, Densus 88 dengan memperkuat sinergitas termasuk Lembaga – lembaga terkait agar bisa mengantisipasi dan mengatasi aksi – aksi teror di Indonesia, harap Syauqillah.

Ketua Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme (BPET) MUI Pusat M. Syauqillah mengajak semua pihak, marilah kita bantu sesama anak bangsa yang non muslim dapat beribadah natal sacara khidmat dan khusuk.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih