Ketua MPR dan Guru Besar UI Apresiasi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi
Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan masyarakat Indonesia harus mengapresiasi 10 tahun Pemerintahan Jokowi karena berkat Presiden Jokowi Indonesia dapat terkoneksi daerah – daerahnya.
Hal tersebut disampaikan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat ditanyakan awak media terkait 1 dekade Pemerintahan Presiden Jokowi, di Jakarta.
Menurutnya proses pembangunan telah direalisasikan Presiden Jokowi selama 10 tahun ini dengan menciptakan jembatan yang menghubungkan setiap pulau, desa, dan masyarakat dengan harapan dan kesempatan yang baru.
Bangsa Indonesia telah mencanangkan cita-cita besar, melompat menjadi negara berpenghasilan tinggi setara dengan negara-negara maju pada tahun 2045, ujar Bamsoet.
Cita-cita besar tersebut sudah dimulai oleh Presiden Joko Widodo dengan menetapkan dua strategi prioritas menuju Indonesia Emas 2045, yakni melalui hilirisasi industri, dan pengembangan sumber daya manusia, tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia., Prof. Telisa Aulia Falianty. Selama 10 tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur menjadi fokus pemerintah, imbuhnya.
Menurut Guru Besar Prof Telisa Aulia Falianty, Presiden Jokowi layak diapresiasi sebagai Bapak Infrastruktur Indonesia.
Selama 10 tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembangunan infrastruktur menjadi fokus pemerintah. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Telisa Aulia Falianty menilai, Jokowi layak diapresiasi sebagai Bapak Infrastruktur Indonesia.
Beliau adalah bapak infrastruktur Indonesia. APBN kita ini sekitar lebih dari Rp 400 – 500 triliun per tahun itu dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur,” ungkap Telisa, saat ditemui awak media di Kampus FEB UI, Salemba, Jakarta,
Prof Telisa mengatakan pembangunan infrastruktur era Jokowi memperlancar konektivitas, layanan dasar, distribusi pangan, hingga memberikan multiplier effect bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia yang menjangkau ke pelosok negeri hingga wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
Prof Telisa menilai, hal ini sejalan dengan visi misi yang tercantum dalam Nawacita, yang menyebutkan bahwa salah satu agenda prioritas pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
“Ini juga yang perlu diapresiasi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Membangun daerah terluar itu tentu ada cost secara visibility of economy itu belum tentu itu visible, tetapi secara sosial itu dampaknya terus akan mengurangi ketimpangan bagi masyarakat di daerah 3T. Ada nilai-nilai sosial yang kemudian nanti bisa mendukung nilai ekonominya,” paparnya.
Telisa menyampaikan, salah satu keberhasilan pembangunan infrastruktur era Jokowi adalah menciptakan konektivitas udara hingga ke wilayah 3T. Selama satu dekade, Indonesia berhasil memperluas jaringan bandara baru, melakukan rehabilitasi dan pengembangan bandara, hingga menyelenggarakan angkutan udara perintis untuk mendukung konektivitas dan mengurangi disparitas harga kebutuhan masyarakat di daerah 3T.
“Jadi beliau (Jokowi) dan tentunya jajaran kabinetnya ya yang terkait dengan pembangunan konektivitas di 3T ini. Jadi kalau saya melihat cukup signifikan pembangunannya. Beliau juga sangat menekankan pentingnya infrastruktur untuk di daerah 3T. Nah ini yang perlu kita apresiasi ya selama 10 tahun ini,” tutupnya.