Kewaspadaan dan Peran Generasi Milenial Menghadapi Para Perongrong Pancasila
Oleh: Anwar Ibrahim (Ketua Gerakan Literasi Terbit Regional Malang)
Telah disepakati oleh para pendiri bangsa, bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa yang final, yaitu sebagai pandangan hidup rakyat Indonesia yang mampu menyatukan setiap perbedaan dengan menjaga dan menjalankan nilai-nilai Pancasila lewat internalisasi idiologi Pancasila itu sendiri. Membentuk pandangan hidup yang nyaman, adil, persatuan dan penuh dengan kedamaian. Karena puncak harapan terbesar bagi para pendiri bangsa adalah menjaga kemanusiaan untuk tetap direalisasikan dengan baik dari generasi ke generasi berikutnya. Tentunya di era milenial saat ini.
Maka dari itu, perlu kecerdasan untuk berpikir jernih bahwa tidak ada gunanya pembelaan tanpa ada rasa solidaritas persatuan di dalamnya. Pembelaan yang menghilangkan rasa pengorbanan untuk menjaga bangsa ini tetap aman tanpa ada konflik. Pembelaan tanpa ada rasa cinta akan keamanan negara dan masyarakatnya. Antara yang dibela dan tujuan nilai (Pancasila) yang dibela harus korelasi dan sejalan akan pemahaman, makna, dan tujuannya.
Jika pembelaan terhadap Pancasila justru berada di luar konteks pemahaman, makna dan tujuan para pendiri bangsa. Maka itu bukan sebuah tujuan untuk pembelaan terhadap nilai-nilai Pancasila. Seperti halnya kelompok satu menyatakan kesiagaan, sementara kelompok lain juga menyatakan hal yang sama. Tentu ini akan berujung pada konflik dan perpecahan akibat kecurigaan dan adu domba keduanya yang sama-sama memiliki tujuan sebuah pembelaan Pancasila. Padahal tidak ada sedikit-pun nilai-nilai Pancasila di dalamnya.
Maka fenomena-fenomena yang paling krusial semacam ini, para generasi milenial perlu siaga dan siap selalu dalam menghadapi ancaman besar bagi stabilitas dan keamanan bangsa ini. Dari setiap momentum ke momentum lainnya. Apakah itu sifatnya ancaman secara eksternal, maupun secara internal. Seperti para kelompok tertentu yang memanipulasi Pancasila untuk menghancurkan tatanan sosial yang majemuk ini untuk bisa terpecah-belah.
Karena problematika kebangsaan tidak akan pernah punah. Para perusak bangsa memiliki jalan panjang untuk memenuhi tujuan-tujuan busuknya. Refleksi semacam ini adalah tantangan besar para generasi milenial yang cinta akan tanah airnya yang selalu memiliki kesadaran penuh untuk setia menjaga bangsa ini agar terbebas dari ancaman yang sangat membahayakan bagi tempat dia lahir dan berpijak.
Harus jeli melihat para manipulator Pancasila memainkan peran sebagai kekuatan ideologis untuk mengadu-domba dan berusaha untuk memecah belah bangsa ini. Kaum milenial dengan kecerdasan berpikir mampu meredam dan memahamkan semua pihak. Melalui cara-cara kreatif namun terngiang di kepala rakyat. Melalui itu, tumbuh kesadaran dalam bersikap dan bertutur kata. Nilai-nilai Pancasila akan tumbuh subur layaknya padi yang tumbuh di permukaan tanah kaya nutrisi.
Bersemainya nilai-nilai Pancasila di generasi penerus bangsa merupakan modal utama dan terbesar untuk menahkodai bangsa di tengah lautan ancaman yang bisa kapan saja menerjang. Dengan pedoman kokoh, yaitu Pancasila, tidak ada satupun penghalang yang mampu menggoyahkan hati patriot bangsa. Indonesia akan eksis selamanya bahkan akan mencetak sejarah sebagai bangsa yang unggul dan menjadi referensi banyak bangsa lainnya.
Oleh karenanya, mari bersama tolak dan lawan berita hoax seputar Idiologi Pancasila demi internalisasi serta aktualisasi Ideologi Pancasila. Selain itu, lawan paham radikal dan komunisme demi keamanan maupun stabilitas bangsa dan negara menuju Indonesia maju.