KKB Semakin Melemah
Oleh : Rebecca Marian )*
Kelompok Kriminal Bersenjata makin melemah ketika terus digempur oleh Satgas Nemangkawi. Satu-persatu anggota mereka tertangkap dan markasnya ketahuan. Satgas Nemangkawi akan terus berupaya agar semua anggota KKB terbekuk, sehingga organisasi ini musnah dari Bumi Cendrawasih.
Ketika KKB dicap sebagai organisasi teroris, maka masyarakat mendukung pemerintah 100%. Penyebabnya karena mereka sudah lelah menghadapi segala kekejian yang dilakukan oleh KKB. Lantas, langkah selanjutnya adalah pemberantasan KKB yang lebih intensif dan masif, serta diterjunkan ratusan personel TNI dan Polri yang digabungkan dalam Satgas Nemangkawi.
Satgas Nemangkawi berkali-kali melakukan prestasi saat menyerbu kawanan KKB. Terakhir, Litiron Weya, salah satu anggota KKB yang merupakan anak buah Terinus Erumbi, tertangkap di Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Dalam penangkapan itu, 2 rekannya berhasil melarikan diri.
Kombes M Iqbal Al Qudusy menyatakan bahwa Litiron ditangkap karena sebelumnya sudah masuk daftar pencarian orang di kepolisian. Penyebabnya karena Litiron menyuplai senjata pada pasukan Terinus Erumbi, dan ia juga tersangka perampasan senjata api seorang anggota TNI pada februari 2020 lalu.
Sedangkan pada tahun 2018, Litiron malah menembak Letda Blegur. Selain itu, ia juga mencuri senjata api laras panjang milik anggota TNI tahun 2020. Semua kesalahannya sangat fatal sehingga ia dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang. Ia tersangkut pasal 365 ayat 1 dan pasal 55 ayat 1 KUHP.
Keberhasilan Satgas Nemangkawi membuat masyarakat makin mengapresiasi mereka. Penyebabnya karena Satgas ini sudah beberapa kali menangkap anggota KKB di Kabupaten Puncak. Seperti pada tanggal 13 mei 2021, Satgas Nemangkawi menembak Lesmin Walker yang merupakan komandan pasukan Lekagak Telenggen. Juga ditemukan bawang bukti berupa helm, panah, dan ponsel.
Kekuatan KKB makin melemah karena Satgas Nemangkawi terus menyisir kawasan Ilaga, Puncak, karena di sana adalah salah satu markas KKB. Aparat merangsek langsung ke markasnya dan berani mengambil resiko besar untuk menangkap mereka. Semua ini demi kedaulatan NKRI dan keamanan rakyat Papua.
Satgas Nemangkawi terus berjuang di Puncak, walau geografisnya sulit. Sebagai tentara dan polisi yang bukan berasal dari Bumi Cendrawasih, maka mereka masih agak awam dengan medan tempurnya. Kelemahan ini yang dimanfaatkan oleh KKB dan ditambah lagi dengan kebiasaan mereka untuk menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup.
Akan tetapi, Satgas Nemangkawi tidak menyerah untuk menjelajahi tiap inci di Puncak. Karena keselamatan penduduk lebih utama dan kejayaan NKRI juga nomor 1. Tak ada kata putus asa karena negara harus dibela dari kelompok separatis, hingga titik darah penghabisan.
Setelah menyisir Puncak, maka bisa jadi Satgas Nemangkawi berpindah ke daerah lain, karena ada beberapa markas KKB di Papua. Sehingga ketika markas-markas itu diserbu, satu demi satu oknum tercokok dan diharap organisasi itu bubar dengan sendirinya. Ketika KKB tiada maka OPM yang akan kebingungan karena tak punya pasukan untuk meneror masyarakat.
Diharap penelusuran markas-markas KKB akan berjalan dengan lancar, sehingga anggota mereka akan tertangkap atau menyerahkan diri dengan rela. Masyarakat juga diminta untuk mendukung Satgas Nemangkawi dan melaporkan jika ada sesuatu yang mencurigakan. Karena sebagai warga negara yang baik, mereka akan mendukung kebenaran dan menghindari kejahatan.
Kekuatan KKB makin mengecil saat Satgas Nemangkawi menggempur kawasan Puncak, Papua. Mereka dengan semangat juang yang tinggi, bertekad akan menangkap tiap anggota KKB yang selama ini sudah nekat berbuat onar dan meresahkan masyarakat, juga tega menembak warga sipil dan aparat di Papua. Semoga operasi ini berhasil 100% sehingga Papua makin aman tanpa KKB dan OPM.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta