Komitmen Indonesia Memperkuat Ketahanan Air Dunia Dalam WWF ke – 10 di Bali
Oleh. Arthur Tumurang )*
Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum yang berlangsung di Bali. Komitmen Indonesia dalam memperkuat ketahanan air dunia menjadi sangat penting dalam forum tersebut. Pada tahun 2030 mendatang, dunia akan dihadapkan pada tantangan besar yang berpotensi menimbulkan konflik. Saat ini sudah ada sejumlah negara yang mengalami kelangkaan air bersih. Oleh karena itu, isu ketahanan air menjadi sangat penting, dan kita bisa lihat dalam agenda 2030 ketahanan air khususnya air bersih pada masyarakat di belahan dunia tentu sangat berat dan berpotensi menimbulkan konflik.
Indonesia memiliki komitmen untuk terus mengawal berbagai forum-forum internasional yang secara khusus memperkuat isu ketahanan air yang berdampak langsung pada kehidupan nyata masyarakat dunia. Terpenting, air dapat menjaga perdamaian dan keharmonisan. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia yang memiliki keberagaman dan mampu menjadi corong keharmonisan dunia. Sebagai contoh, perbedaan suku, agama, budaya dan adat istiadat mampu menjadi satu dalam bingkai kebhinekaan.
Sementara itu, Indonesia juga telah berkomitmen untuk mempercepat akses ke air yang dikelola dengan aman, sanitasi dan layanan kebersihan yang dikelola dengan aman dengan memperkuat kemauan politik, memperluas kemitraan dan meningkatkan investasi, termasuk pembiayaan inovatif. Dilain pihak, UNICEF menyambut baik komitmen Pemerintah Indonesia dan memuji pendekatan konsultatif luas yang mengarah pada komitmen ini. Hal ini Sangat mengesankan bahwa hal itu juga mencerminkan perspektif kaum muda di Indonesia, yang dapat menawarkan solusi yang layak untuk tantangan air dan sanitasi dunia.
Program Pamsimas merupakan salah satu contoh nyata upaya pemerintah untuk mengatasi masalah sanitasi air dengan melibatkan unsur pemberdayaan masyarakat dalam pengadaan, pengelolaan, dan pemeliharaan air bersih secara kolektif dengan dukungan penuh pemerintah pusat dalam pembangunan infrastruktur dan pendanaan. Indonesia memperkenalkan Pasimas atau Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat dalam World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali.
Ketua Harian Panitia Nasional Penyelenggara WWF ke-10 sekaligus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa Pamsimas sudah dilaksanakan pemerintah Indonesia sejak 15 tahun yang silam, yang ditujukan khusus bagi wilayah yang tidak memiliki air. Program Pamsimas merupakan salah satu wujud nyata kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah yang pelaksanaannya hingga ke desa-desa terpencil. Indonesia menunjukkan komitmennya untuk mendorong terwujudnya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Permasalahan air memang menjadi isu global yang sangat krusial karena menyangkut keberlanjutan eksistensi lingkungan dan kehidupan manusia. UNICEF menegaskan komitmennya untuk mendukung Pemerintah dan semua pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan komitmen ini bersama-sama. Air dan sanitasi adalah dasar dari semua pembangunan berkelanjutan – dan kunci untuk membantu anak-anak bertahan hidup dan berkembang.
Untuk diketahui bahwa tantangan yang berkembang untuk memastikan ketersediaan air yang berkelanjutan guna mendukung kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, serta pelestarian lingkungan di dunia kian mendesak. Tantangan-tantangan terkait air saat ini bukan hanya masalah satu pemangku kepentingan saja. Banyak negara menderita akibat berkurangnya ketersediaan air, banjir, polusi, dan perubahan iklim. Akses terhadap air bersih menjadi garis pertahanan pertama. Untuk mengatasi tantangan-tantangan terkait air dan membangun ekonomi yang lebih tangguh serta berkelanjutan, perlu bekerja sama dengan berbagai stakeho;ders didunia.
Perlu disadari bahwa melibatkan dan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah air secara berkelanjutan di dunia sangatlah penting serta menciptakan solusi yang bersifat holistik dan terpadu, dengan memperhatikan fungsi ekosistem untuk mendukung kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat juga harus menjadi fokus utama. Aksi kolaboratif antar negara atau stakeholders didunia harus mendapatkan dukungan penuh agar dapat memperkuat ketahanan air dunia.
Disinilah komitmen Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara – negara lain, yang sudah seharusnya menyadari akan pentingnya air untuk dunia ini mengingat ada tantangan maupun ancaman yang ada “didepan mata’ yang menanti komunitas dunia internasional.
Sebuah aksi yang konkrit dan komitmen kuat penting untuk mewujudkan keharmonisan alam dan manusia, air untuk kini, dan air untuk esok hari. Hal itu untuk menjawab dan mengantisipasi kondisi global dan sebagai upaya menghadapi tantangan ketersediaan air di banyak negara didunia.
)* Pengamat Kebijakan Publik dan LIngkungan