Komitmen Investasi Korea Selatan di Indonesia Makin Meningkat
Oleh :Astrid Widia )*
Kondusifitas Indonesia serta perhatian pemerintah terhadap pembenahan regulasi yang berkaitan dengan proses investasi rupanya membuat komitmen investor meningkat, salah satunya adalah adanya komitmen investasi dari Korea Selatan. Komitmen investasi tersebut merupakan tindak lanjut kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Indonesia telah memperoleh komitmen investasi sebesar 6,72 miliar dolar Amerika Serikat. Seandainya terealisasi, nilai investasi tersebut merupakan yang paling masif sejak 2010. Nilai investasi tertinggi dari Korea Selatan sebelumnya tercatat pada 2013, yaitu sebesar 2,2 miliar US Dolar. Kemudian di tahun-tahun berikutnya nilainya berfluktuasi hingga menjadi 1,64 milar US Dolar pada 2021.
Bahlil mengungkapkan, dari komitmen investasi sebesar 6,72 miliar dollar AS (sekitar Rp 100,69 triliun), terdapat investasi sebesar 3,5 miliar Dolar AS dari Posco yang akan bekerja sama dengan Krakatau Steel untuk memproduksi baja untuk otomotif termasuk kendaraan listrik. Komitmen tersebut menunjukkan bahwa investasi Korea Selatan di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Sama halnya ketika Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Jepang, dirinya juga meminta para pemimpin perusahaan untuk dapat menghubungi langsung Menteri Investasi/Kepala BKPM saat ditemui kendala di lapangan. Selain itu, terdapat pula komitmen untuk pembangunan pabrik sepatu di Sragen, Jawa Tengah yang akan menyerap tenaga kerja kurang lebih 30 orang.
Bahlil mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi juga hendak melaporkan beberapa investor dari Korea juga ingin masuk investasi di Ibu kota negara (IKN) salah satu di antaranya adalah LG. Bahlil mengatakan, LG dalam membangun ekosistem baterai mobil semuanya masih dalam jadwal, semua kerja dan realisasinya sebagiannya sudah mulai berjalan.
Bahlil menuturkan, selain memfasilitasi dan mengawal investasi yang masuk ke Indonesia, Kementerian Investasi/BKPM akan memastikan bahwa investasi tersebut dapat memberikan manfaat bagi pengusaha nasional dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal melalui kolaborasi yang dilakukan.
Pemerintah terbukti serius dalam upaya penarik investasi berkualitas sebanyak-banyaknya ke Indonesia. hal ini diwujudkan melalui penyederhanaan kebijakan di bidang investasi melalui Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, khususnya terkait penerbitan perizinan berusaha dan pemberian insentif fiskal melalui sistem Online Single Submission (OSS) berbasis risiko.
CEO Posco Kim Hag-dong menyampaikan bahwa saat ini Posco berinisiasi untuk memulai investasi tahap kedua yaitu pabrik baja terintegrasi yang akan memproduksi baja untuk otomotif, termasuk kendaraan listrik dengan rencana nilai investasi sebesar 3,5 US Dolar. Posco merasa optimis bahwa rencana investasi tersebut dapat memperluas lapangan kerja dan berkontribusi dalam menciptakan perekonomian yang lebih baik bagi Indonesia dan Korea Selatan.
Kim menuturkan bahwa pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin agar rencana investasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang ditetapkan. Dirinya juga berterima kasih atas kesempatan yang diberikan, terutama kepada presiden Jokowi.
Sementara itu, CEO Lotte Chemical Kim Gyo-hyun mengungkapkan, proyek investasinya dapat berjalan dengan baik atas dukungan serta perhatian dari pemerintah Indonesia dengan dibangunnya kompleks petrokimia di Cilegon, Banten. Adapun nilai investasi untuk tahap konstruksi sebesar US 3,95 miliar US Dolar. Kim menyatakan bahwa perusahaannya sangat ini ingin berkontribusi dalam penciptaan hilirisasi di Indonesia serta melengkapi rantai pasok industri di dalam negeri.
Sebelumnya, Investasi Lotte Chemical mengalami kendala di lapangan hingga proyeknya tertunda selama 4 tahun dan dapat berjalan kembali atas adanya dukungan dan fasilitasi dari kementerian Investasi/BKPM.
Data dari Kementerian Investasi menunjukkan bahwa Korea Selatan saat ini menempati peringkat ke-5 dalam realisasi investasi di Indonesia berdasarkan negara yakni 9,08 miliar US Dolar, untuk periode 2017 sampai dengan semesteri pertama 2022.
Nilai tersebut didominasi oleh investasi pada sektor manufaktur yaitu industri kendaraan bermotor yang mencapai 1,7 miliar US Dolar, disusul oleh sektor listrik, gas dan air sebesar 1,35 miliar US Dolar, industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam sebesar 0,92 miliar US Dolar, industri barang dari kulit dan alas kaki sebesar 0.86 miliar US Dolar, serta industri kimia dan farmasi sebesar 0,85 miliar US Dolar.
Selama periode 2010-2021 terdapat total 24.579 proyek investasi Korea Selatan di Indonesia. Proyek dari Negeri K-Pop ini paling banyak masuk pada 2020, yakni 5.468 proyek. Pada kuartal I 2022 investasi dari Korea Selatan ke Indonesia sudah mencapai 445,6 juta US Dollar, terbesar ke-7 setelah Singapura, Hong Kong, Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat dan Malaysia.
Meningkatnya komitmen investasi dari Korea Selatan di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk memfasilitasi investor asing guna menanamkan modalnya di Indonesia.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi institute