Kongres Masyarakat Adat Nusantara Siap Digelar 24-30 Oktober 2022 di Jayapura, Papua
Acara lima tahunan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) akan digelar kembali pada 24-30 Oktober 2022 di Wilayah Adat Tabi, Jayapura, Papua. Kongres AMAN keenam ini akan digelar di tepi Danau Sentani dengan dihadiri sekitar sepuluh ribu masyarakat adat di Indonesia dan sekitar seratusan di antaranya merupakan perwakilan mastarakat adat dari luar negeri.
“Kongres ini akan merefleksikan apa yang akan kami kerjakan lima tahun ke depan. Kami akan merumuskan sikap dan pandangan mereka, mengonsolidasikan gerakan Masyarakat Adat, melakukan dialog, serta menetapkan mekanisme organisasi,” kata Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Rukka Sombolinggi saat menggelar konferensi pers di Jakarta, kemarin. Dalam kongres nanti, masyarakat adat bermusyawarah untuk merumuskan sikap dan pandangan, mengonsolidasikan gerakan, berdialog, serta merumuskan dan menetapkan mekanisme organisasi.
Rukka menuturkan, tema kongres adalah Bersatu Pulihkan Kedaulatan Masyarakat Adat untuk Menjaga Identitas Kebangsaan Indonesia yang Beragam dan Tangguh Menghadapi Krisis. Pemulihan menjadi kata kunci yang menegaskan persoalan Masyarakat Adat, sementara kedaulatan menjadi pengikat atas melekatnya hak masyarakat adat sekaligus menjadi syarat bagi Indonesia untuk merawat keberagaman dan ketangguhan menghadapi krisis apa pun.
Ketua Panitia KMAN VI sekaligus Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengutarakan bahwa kongres akan menjadi pelangi indah di Wilayah Adat Tabi sebagai tuan rumah. “Kita harus bersatu dan kompak karena ini adalah persembahan luar biasa bagi masyarakat adat. Kita akan sambut saudara-saudara kita,” ucapnya.
Mathius menuturkan, Presiden Joko Widodo akan meresmikan kongres ini dengan biaya diperkirakan mencapai Rp 20 miliar dari anggaran pemerintah daerah itu. “Presiden datang untuk membuka parade budaya menuju tempat kongres. Nanti, Presiden akan menyerahkan peta wilayah adat di Jayapura,” katanya seraya menegaskan dukungan pemerintah pusat dan daerah untuk tergelarnya acara ini.
Ia menjelaskan, dalam Kongres Masyarakat Adat Nusantara nanti, akan ditampilkan lebih dari 2.000 masyarakat adat dengan ciri khas mereka yang unik. “Papua sudah siap menerima teman-teman dari seluruh masyarakat adat Indonesia dan dunia untuk datang dan berkongres,” katanya.
Menurut Mathius, jika mengikuti jadwal, seharusnya kongres digelar pada Maret lalu. Tapi kongres diputuskan berlangsung pada Oktober karena pada 24 Oktober bertepatan dengan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Kabupaten Jayapura ke-9 dan Festival Danau Sentani.