Koordinasi dan Sinergitas Kunci Pelaksaan Pilkada Damai
*) Oleh : Siska Amelia
Pada November 2024 mendatang, pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan diselenggarakan. Sejumlah elemen masyarakat pun turut andil memberikan imbauan kepada masyarakat setempat untuk tetap menjaga kondisi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) menjelang Pilkada sebagai upaya menyukseskan pesta demokrasi yang diagendakan pada 27 November 2024.
Apabila pelaksanaan Pilkada serentak ini sukses, bukan tidak mungkin kepercayaan masyarakat dunia terhadap Indonesia semakin tinggi terutama bidang investasi. Oleh karena itu, koordinasi dan sinergitas masyarakat, aparat keamanan, penyelenggara Pemilu, serta pemerintah perlu terus diperkuat.
Pelaksanaan Pilkada yang damai adalah kunci bagi kelangsungan demokrasi dan stabilitas Indonesia. Dalam sebuah narasi yang mendukung pemilu damai, penting untuk menekankan nilai-nilai seperti dialog, partisipasi yang inklusif, penyelesaian konflik secara non-kekerasan, serta penghargaan terhadap perbedaan pendapat. Memperkuat kesadaran akan pentingnya pemilu yang damai di antara masyarakat dapat membantu mencegah konflik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam proses demokratis. Melalui pendidikan, penggalangan dukungan, dan peningkatan kesadaran akan hak-hak demokratis, kita dapat menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pemilu yang adil, transparan, dan damai.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan koordinasi antar stakeholders menjadi peran penting dalam memastikan pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan damai, transparan, adil, dan demokrati. Apabila itu semua berjalan dengan lancar, masyarakat akan merasakan pesta demokrasi yang penuh kedamaian. Dengan bersatu, masyarakat Indonesia juga diharapkan dapat melangkah maju melewati segala tantangan, tanpa terhambat oleh perbedaan politik yang sempit. Sehingga, sudah saatnya untuk melangkah bersama, menuju Indonesia yang lebih bersatu dan maju.
Menjaga demokrasi melalui pemilu damai adalah sebuah komitmen untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses demokratis tanpa ancaman atau kekerasan. Ini melibatkan pendekatan yang inklusif dan menghormati perbedaan pendapat, serta penegakan hukum yang adil dan transparan. Dengan mempromosikan pemilu damai, akan memperkuat fondasi demokrasi, mendorong partisipasi aktif, dan memastikan bahwa suara setiap individu dihormati dalam pengambilan keputusan politik.
Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi mengatakan pelaksanaan Pemilu 2024 harus berjalan dengan damai sehingga akan meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia. Semua pihak termasuk calon, partai politik, pendukung, dan lembaga terkait, harus berkomitmen untuk menjalankan proses pemilu tanpa kekerasan, intimidasi, atau ancaman. Pemilu yang damai menciptakan lingkungan di mana setiap warga negara merasa aman untuk memilih sesuai dengan keinginannya tanpa tekanan dari pihak lain. Dengan mempromosikan dialog, toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan pendapat, dapat memastikan bahwa pemilu menjadi wahana yang memperkuat demokrasi, bukan memecah belah masyarakat.
Koordinasi antara pihak-pihak terkait seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), aparat keamanan, lembaga pemantau pemilu, dan pemangku kepentingan lainnya memungkinkan adopsi strategi pencegahan konflik yang efektif. Hal ini meliputi perencanaan keamanan yang matang, identifikasi potensi sumber konflik, dan upaya-upaya untuk menyelesaikan perselisihan secara damai.
Selanjutnya, sinergi antara lembaga pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan media dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang akurat dan mendidik pemilih tentang pentingnya Pilkada damai, prosedur pemilihan, dan kriteria memilih pemimpin yang berkualitas. Dengan koordinasi yang baik dan sinergitas antara semua pihak terkait, pelaksanaan Pilkada dapat menjadi momentum positif untuk memperkuat demokrasi lokal dan membangun perdamaian serta stabilitas di tingkat regional.
Uskup Diosis Amboina, Mgr. Seno Ngutra mengatakan kontestasi politik Pilkada yang akan terlaksana 27 November mendatang, harus dilalui secara sehat dan elegan. Jangan sampai demi kepentingan Politik, para calon menghalalkan segala cara bahkan hingga melakukan provokasi serta isu SARA. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh pihak, tetap menjaga keamanan dan ketertiban, membina toleransi dan silahturahmi antar umat beragama, menuju terwujudnya Indonesia yang aman dan kondusif, demi mendukung seluruh tahapan pembangunan yang digalakan berdasarkan kesejahteraan masyarakat kedepan.
Sementara itu, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan persaingan dan tensi politik di Pilkada serentak bisa jadi tidak kalah sengit dibandingkan Pilpres. Karena itu, seluruh elemen bangsa harus kembali mawas diri. Kesuksesan Pemilu 2024 harus dijadikan pegangan agar Pilkada serentak yang tinggal beberapa bulan lagi, tidak menorehkan luka perpecahan di masing-masing daerah.
Adapun pilkada serentak 2024 akan diikuti sebanyak 37 provinsi, serta 508 kabupaten/kota. Hampir seluruh provinsi dan kabupaten/kota di wilayah Indonesia menyelenggarakan pilkada kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak menyelenggarakan pemilihan gubernur, serta DKI Jakarta yang tidak menyelenggarakan pemilihan bupati atau wali kota.
Dalam menghadapi Pilkada, seluruh elemen bangsa harus bisa menjaga persaudaraan kebangsaan. Jika melihat suasana panas yang terjadi di Papua, pada prinsipnya penyelesaian persoalan di Papua harus mendahulukan cara-cara damai melalui musyawarah, dialog, dan pendekatan humanis sebagai pilihan pertama dan utama.
Apabila sinergitas antar pihak apabila terjalin dengan baik, maka juga akan mampu semakin meminimalisasi beberapa hal negatif lain yang sangat mengganggu dan mencederai pesta demokrasi di Indonesia, seperti adanya penyebaran hoaks, politik uang, politik identitas, kampanye hitam, serangan fajar dan intimidasi atau pemaksaan.
Oleh karenanya, menjadi sangat penting agar sinergitas antar berbagai pihak lintas sektor dapat terwujud dengan baik karena hal tersebut akan bisa melahirkan pelaksanaan Pilkada 2024 yang damai dan lancar.
*) Penulis merupakan mahasiswa yang tinggal di Kota Bandung.