KSP: Penanganan dampak cuaca ekstrem Lanny Jaya berjalan baik
Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani memastikan penanganan dampak cuaca ekstrem di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, berjalan dengan baik.
Ia menjelaskan kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) terkait bersama pemerintah daerah (pemda) setempat telah melakukan langkah cepat tanggap, terutama dalam pendistribusian bantuan bagi masyarakat yang menjadi korban terdampak cuaca ekstrem, berupa bahan pangan yakni beras, makanan siap saji, selimut, dan pakaian.
“Pemerintah melalui Kemensos yang berkoordinasi dengan Kemendagri, BNPB, dan pemerintah daerah setempat sudah melakukan pendistribusian bantuan dengan baik. Bahkan, penyaluran bantuan di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau pun bisa dilakukan meski harus dengan berjalan kaki,” kata Jaleswari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia membantah masyarakat setempat kekurangan bahan makanan dan mengalami kelaparan, hingga ada yang meninggal dunia. Menurutnya, warga yang meninggal karena sakit.
Dia juga meminta seluruh pihak untuk tidak mempolitisasi peristiwa cuaca ekstrem berupa fenomena embun beku di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Dia berharap tidak ada pihak-pihak yang memunculkan informasi dan foto yang tidak aktual serta tidak berhubungan dengan kondisi cuaca ekstrem di Lanny Jaya.
“Tudingan dan politisasi itu menafikan upaya pemerintah daerah dan kementerian/lembaga dalam penanganan dampak cuaca ekstrem di Lanny Jaya,” tegasnya.
Jaleswari menegaskan Presiden Joko Widodo bersama seluruh jajaran tidak pernah lelah memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Hal tersebut dibuktikan dengan penerbitan berbagai kebijakan terkait percepatan pembangunan di Papua, seperti Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat Papua dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Papua.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah melalui KSP juga mendorong pemda wilayah pegunungan Papua untuk memperkuat ketahanan pangan, dengan memanfaatkan lahan pertanian guna memproduksi beras atau komoditas lainnya.
“Sehingga, jika terjadi krisis pangan akibat cuaca ekstrem seperti di Lanny Jaya, daerah-daerah sekitar bisa menunjang ketersediaan pangannya,” ujarnya.
Seperti diketahui, sejak Juni 2022, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, dilanda cuaca ekstrem berupa fenomena embun beku. Terdapat tiga kampung yang terdampak, yakni Kuyawage, Luarem, dan Jugu Nomba.
Fenomena embun beku tersebut menyebabkan kekeringan dan gagal panen. Tercatat ada 56 lahan perkebunan ubi dan sayur rusak dan 548 Kepala Keluarga atau 2.740 jiwa berpotensi mengalami kesulitan pangan.