KST Papua Semakin Terpojok
Oleh : Robert Krei )*
Beredar kabar bahwa Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Papua kini semakin lemah, baik dari segi posisi dan jumlah kekuatannya, apalagi ada beberapa anggota KST yang mengaku menyerahkan diri dan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi karena merasa dirinya ditipu oleh kelompok separatis tersebut.
Pengejaran terhadap KST di Papua terus dioptimalkan. Aparat keamanan gabungan TNI-Polri mengklaim bahwa pihaknya telah menguasai camp-camp yang sebelumnya dikuasai oleh kelompok teroris KST Papua. Camp tersebut kini telah diduduki dan dijaga oleh personel TNI-Polri.
Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Pol Iqbal Alqudusy, menyampaikan bahwa sebagian daerah yang telah dikuasai aparat antara lain di Kabupaten Puncak, Papua.
Dirinya menyampaikan bahwa pihaknya juga masih tengah fokus untuk menyisir kelompok-kelompok teroris KST Papua. Pencarian juga akan difokuskan di wilayah zona mini (Mimika, Intan Jaya, Nduga dan Ilaga). Pihaknya juga memberikan bantuan sosial di beberapa titik di zona mini dan tidak lupa memberikan trauma healing bagi masyarakat terutama anak-anak pasca kontak tembak.
Sebelumnya, setidaknya terdapat 9 kelompok teroris KST Papua yang masih menjadi target operasi. Total, anggotanya diperkirakan mencapai 150 orang.
Ia menyampaikan kelompok teroris KST tersebut tidak terpusat di suatu titik persembunyian. Lokasi persembunyian KST Papua tersebut tersebar di sejumlah daerah di Papua.
Mereka dibagi menjadi 7 sampai 9 kelompok yang terpencar di berbagai daerah. Dipetakan oleh aparat keamanan baik TNI maupun Polri bahwa mereka sudah dapat diidentifikasi kelompok-kelompoknya. Termasuk pimpinan-pimpinannya.
Selain itu, Ahmad juga menyampaikan bahwa pihaknya juga telah memetakan kekuatan persenjataan di setiap masing-masing kelompok tersebut.
Namun, dirinya tidak menampik bahwa ada sejumlah kendala yang dialami oleh aparat, seperti medan lokasi persembunyian pelaku yang berada di pegunungan hingga hutan.
Kelompok ini bersembunyi di medan yang luas untuk dapat menyembunyikan jejaknya. Termasuk hutan yang lebat dan berbukit-bukit.
Teroris kelompok kriminal bersenjata (KST) Papua pimpinan Lekagak Telenggen disebut kian terdesak dengan pasukan TNI-Polri dari Satgas Nemangkawi di Ilaga. Mereka kemudian berupaya melarikan diri dari Ilaga. Mereka kemudian berupaya melarikan diri dari Ilaga untuk menghindar dari kejaran personel TNI-Polri.
Menurut Fakhiri, wilayah terdekat yang dapat digunakan Lekagak dan anak buahnya untuk melarikan diri dari Ilaga ialah wilayah Kuyawage atau Balingga, Kabupaten Lanny Jaya atau bisa juga bisa ke kabupaten Puncak Jaya yang jaraknya relatif lebih dekat. Wilayah tersebut dinilai paling gampang digunakan mereka untuk melarikan diri.
Dijelaskan pula bahwa kelompok Lekagak Telenggen hanya menjadi tamu di Ilaga, sementara pemilik wilayah tersebut oleh ialah kelompok Militer Murib. Sedangkan wilayah Kabupaten Lanny Jaya adalah kelompok Puron Wenda.
Ada kemungkinan kecil Lekagak beserta anak buahnya kabur menuju Intan Jaya, karena mereka paham bahwa keberadaan aparat keamanan cukup banyak. Fakhiri lalu meminta jajaran Polri di berbagai wilayah di kawasan pegunungan senantiasa siaga dan waspada.
KST yang sudah memahami kondisi alam tentu dapat lari kemana saja, sehingga aparat keamanan TNI-Polri harus tetap siaga dan waspada.
KST diperkirakan memiliki sekitar 70 senjata api yang diduga hasil dari merampas dari TNI/Polri. Oleh karena itu pihaknya senantiasa mengingatkan personelnya untuk selalu waspada dan bertindak sesuai dengan SOP, terarah dan terukur, guna menghindari jatuhnya korban yang berujung pada perampasan senpi dan amunisi.
Sementara itu, TNI Polri terus melakukan upaya memberantas teroris KST yang menginginkan tanah Papua lepas dari kedaulatan Indonesia. Aksi terbaru, Satgas Nemangkawi telah berhasil menembak mati anggota KST.
Dua orang anggota kelompok Lekagak tewas dalam kontak tembak. Kemudian ada satu orang yang melarikan diri dengan kondisi tertembak.
Setelah kontak tembak berakhir, Satgas Nemangkawi melakukan penyisiran. Mereka menemukan sejumlah barang bukti, berupa 1 pucuk senjata organik, 1 buah HT, 17 butor amunisi, 4 selongsong peluru, 1 bendera bintang kejora, hingga uang sebesar Rp 14,4 juta.
Semakin terpojoknya KST tentu menjadi bukti bahwa TNI-Polri tidak main-main dalam menjaga kedaulatan NKRI, khususnya di Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Solo