KST Papua Tembak Pesawat Sipil, Aparat Keamanan Bersiaga Kendalikan Kondusifitas Wilayah
Oleh : Viktor Awoitauw )*
KST Papua ternyata kembali berulah dengan terus saja melakukan teror dan tindakan kekerasan kepada masyarakat sipil. Baru-baru ini mereka melakukan penembakan pada pesawat sipil di Beoga. Namun berkat hasil kerja keras para aparat keamanan yang langsung bersiaga, maka mereka berhasil kembali mengendalikan kondusifitas di wilayah tersebut.
Pesawat sipil milik maskai penerbangan Asian One jenis Caravan ditembaki oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Bandara Beoga, Kampung Milawak, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Diketahui bahwa pesawat tersebut ditembaki saat hendak melakukan pendaratan.
Mengenai kejadian tersebut, Danrem 173/Praja Vira Braja, Brigjen Sri Widodo mengatakan bahwa kejadian itu pertama kali diketahui aparat di lokasi kejadian ketika mendengar suara tembakan dari arah ujung bandara dengan jarak sekitar 604 meter. Pada saat itu pesawat Asian One dengan nomor penerbangan PK-LTF hendak mendarat, Jumat tanggal 14 April hari ini sekitar pukul 06.30 WIT.
Dirinya melanjutkan, bahwa setelah mendengar suara tembakan, sontak Satgas Pamtas Mobile Yonif R 303/SSM Kostrad yang dipimpin oleh Serda Ritonga langsung melakukan pengereman pos. bukan hanya itu, mereka kemudian langsung melakukan pengamanan perimeter bandar udara (bandara).
Setelah melakukan pengereman dan pengamanan, kemudian pihak petugas di lapangan segera melakukan pengejaran ke arah dari bunyi tembakan tersebut. Bukan hanya itu, pihak aparat keamanan kemudian juga mengamankan Pilot pesawat Asian One PK-LTF Cap Jonatan.
Dengan upaya penyelamatan yang dilakukan dengan sesegera mungkin agar tidak terjadi kejadian serupa seperti para pesawat Susi Air, yang mana KST Papua melakukan penyanderaan kepada sang kapten pilot, Brigjen Sri menambahkan bahwa pihaknya berhasil mengamankan sang pilot.
Tatkala melakukan pengecekan lebih lanjut, ternyata aparat keamanan kemudian menemukan ada sebanyak 2 (dua) lubang bekas tembakan yang terdapat pada badan pesawat di bagian samping kiri atau tempat penyimpanan cargo.
Brigjen Sri menegaskan kini aparat keamanan TNI-Polri sedang melakukan siaga 1 di Distrik Beoga. Guna mencegah gangguan keamanan susulan yang dilakukan oleh KKB kepada masyarakat. Menurutnya, sampai saat ini situasi keamanan yang ada di bandara dan juga di Distrik Beoga secara keseluruhan telah berhasil dikendalikan.
Termasuk juga, para aparat keamanan yang terdiri dari personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN) telah berhasil memukul mundur KST Papua untuk pergi ke tempat yang lebih jauh sehingga tidak melakukan keonaran lain dan berpotensi kembali mengancam ketertiban di wilayah tersebut.
Aksi kejam memang terus saja dilakukan oleh KST Papua, yang mana membuat mereka telah masuk ke dalam kategori kelompok teroris. Kemudian, Pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI), Ridwan Habib menjelaskan bahwa sesuai dengan definisi Teroris yang termaktub dalam Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, maka kelompok separatis Papua tersebut sudah masuk ke dalam golongan teroris.
Bagaimana tidak, pasalnya mereka sudah banyak sekali menimbulkan ketakutan, termasuk juga terus melakukan tindakan kekerasan, dan juga seluruh hal tersebut berdasarkan dengan ideologi politik tertentu yang mereka miliki, yakni kebebasan Papua.
Namun, lanjut Ridlwan, penangananannya tidak semudah dengan UU Terorisme itu, karena memerlukan waktu panjang. Karena akarnya tidak hanya sekedar terorisme biasa ataupun kekerasan biasa, tetapi ada unsur separatisme, intervensi asing, persenjataan dari luar, uang dan oknum-oknum yang memanfaatkan situasi dari peredaran senjata gelap. Selain itu, terdapat banyak faktor lain seperti ekonomi, dan internal politik antar mereka sendiri.
Dalam membasmi seluruh KST Papua agar bisa kembali tercipta kedamaian di Bumi Cenderawasih, maka dirinya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus memberikan semangat kepada tim satgas dan juga para aparat keamanan yang terus bekerja dengan keras di Papua untuk bisa menyelesaikan berbagai macam problem yang memang sangat serius mengenai KST Papua.
Pasalnya, memang menurut kajian, untuk bisa menyelesaikan seluruh situasi keamanan yang berada di Papua bukanlah sebuah perkara yang mudah. Sejauh ini, pendekatan yang digunakan oleh Panglima TNI adalah dengan menggunakan pendekatan lunak, yang mana memang diharapkan agar pendekatan tersebut mampu menyelesaikan masalah sampai ke akarnya.
Ridwan menjelaskan, penanganan keras seperti penyerbuan dan penangkapan mungkin dalam waktu singkat bisa mengurangi tapi tidak menyelesaikan pokok poin intinya, yang nanti akan dilanjutkan oleh temannya, anaknya, saudaranya dst. Namun, Tindakan tegas terukur perlu dilakukan.
Menurutnya, saat ini memang upaya pemerintah dan aparat keamanan sudah berjalan dengan baik dalam melakukan operasi intelijen terhadap banyak tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda di Papua. pemerintah bahkan terus bekerja, tidak hanya mendiamkan saja KST Papua dan terus menjalankan proses hukum yang ada.
Kondusifitas di wilayah Boega kembali langsung berhasil dikendalikan oleh parat aparat keamanan berkat kerja keras mereka yang dengan sangat sigap dan siaga untuk langsung memperketat penjagaan setelah KST Papua melakukan penembakan pada pesawat sipil di Beoga.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta