KST Sumber Penderitaan Masyarakat Papua
Oleh : Timotius Gobay )*
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua terkenal akan kekejamannya. Mereka jadi sumber penderitaan masyarakat di Bumi Cenderawasih karena sering melakukan aksi teror yang menyebabkan banyak orang kehilangan nyawa.
Pernahkah Anda mendengar tentang KST alias kelompok Separatis dan Teroris yang merupakan anak buah OPM (organisasi Papua merdeka)? Kelompok pemberontak ini terkenal akan aksinya yang sering merugikan masyarakat. Mulai dari memaksa untuk mengibarkan bendera bintang kejora, memproklamirkan Republik Federal Papua Barat, sampai melakukan penyerangan.
Masyarakat tentu tidak mau mengibarkan bendera bintang kejora karena merupakan benderanya OPM. Selain itu mereka juga antipati dengan KST karena mengotori kesan positif Papua. Kelompok Separatis ini juga membuat rakyat menderita dengan melakukan penyerangan.
KST sudah berulang kali melakukan penyerangan. Penyerangan dilakukan oleh KST ke warga sipil dan terakhir mereka menembaki 8 pekerja di bidang telekomunikasi sampai menimbulkan korban jiwa. Tentu warga di sekitar jadi ketakutan karena khawatir KST muncul lagi pasca penyerangan.
Peristiwa di Distrik Beoga ini tentu membuat masyarakat menderita karena pekerja tersebut akan memperbaiki tower yang rusak. Namun malah dihalangi oleh KST, sehingga komunikasi warga jadi terganggu. Alangkah ruginya dari segi waktu dan biaya, terutama karena ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Pihak yang diserang oleh kelompok bukan ini bukan hanya warga sipil tetapi juga aparat keamanan. Seperti Sertu Eka yang gugur saat ditembak oleh anggota KST. Mereka juga pernah melakukan penyerangan sampai ke pos Koramil.
Masyarakat amat geram karena serangan dilakukan berkali-kali. KST jadi sumber penderitaan rakyat Papua Karena menghalangi kemajuan di bidang telekomunikasi. Padahal telekomunikasi penting untuk murid yang masih school from home dan melancarkan bisnis serta urusan lain dari masyarakat di Bumi Cenderawasih.
Selain itu, saat jalan trans Papua masih dalam proses pembuatan, anggota KST juga melakukan pengancaman. Hal ini membuktikan bahwa mereka merugikan karena masyarakat jadi menunggu jalan ini lama selesainya, akibat ada sedikit penundaan gara-gara kehadiran anggota KST. Masyarakat tidak habis pikir dengan jalan pikiran mereka karena jalan ini demi kemajuan Papua tetapi proses pembangunannya malah dihalangi.
Mereka juga tega membunuh aparat padahal tentara adalah sahabat rakyat, yang ditugaskan untuk melindungi masyarakat. Apalagi saat Sertu Eka diserang, istrinya juga meninggal dunia. Padahal statusnya adalah tenaga kesehatan dan sering menolong warga Papua, termasuk yang sedang mengungsi. Jika Nakes tiada, bagaimana kesehatan rakyat ke depannya?
Masyarakat menderita karena jika ada teror dari KST maka akan takut untuk keluar rumah. Hal ini akan merugikan karena tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Namun mereka masih khawatir akan kena peluru nyasar saat ada serangan KST.
Mereka juga takut akan penyerangan yang merugikan fasilitas umum seperti yang terjadi di Hitadipa, intan jaya. Ketika sebuah sekolah dibakar oleh Undianus Kogoya yang merupakan pentolan KST. Pembakaran juga bukan untuk pertama kalinya sehingga masyarakat makin geram karena KST menghalangi anak-anak Papua untuk terus maju.
Ketika KST terus merugikan masyarakat maka mereka memang wajib dicokok. Bahkan dikejar langsung ke markas dan memang markasnya ada beberapa sehingga terus ditelusuri. Tujuannya tentu agar makin banyak anggotanya yang tertangkap dan tak lagi merugikan masyarakat.
Setelah tertangkap maka anggota KST memang wajib diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ancaman hukuman tentu tergantung dari kasusnya. Diiharapkan dengan ancaman hukuman yang tinggi maka mereka kapok. Sedangkan anggota lain yang belum tertangkap akan takut karena hukumannya maksimal.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute