Polemik Politik

KTT AIS 2023: Indonesia Ajak Negara Kepulauan dan Pulau Kerjasama Atasi Dampak Perubahan Iklim

Bali – Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum (KTT AIS) perdana, yang turut dihadiri oleh kepala negara-negara kepulauan dan pulau se-dunia. Momentum tuan rumah dimanfaatkan sebagai kegiatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki potensi melalui sumber daya alam, sektor pariwisata, dan beragam potensi lainnya.

Direktur Eksekutif Insitute For Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan bahwa sebagai tuan rumah pada kegiatan KTT AIS Forum 2023, Indonesia mampu mengendalikan isu pokok yang menjadi kepentingan Indonesia dalam event AIS itu sendiri.

“KTT AIS Forum 2023 menguntungkan Indonesia khususnya terkait kerjasama kawasan dengan negara-negara yang memiliki karakteristik yang sama. Sebagai contoh, Jepang dan Filipina yang memiliki karakteristik yang sama, bisa bekerjasama dengan Indonesia perihal isu lingkungan, soal alih teknologi dari negara-negara maju dan sebagainya,” kata Tauhid dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun radio nasional di Jakarta.

Selain itu, KTT AIS di Bali juga dijadikan sebagai show case, apalagi penyelenggaraannya berlangsung di Bali yang merupakan salah satu lokasi paling strategis untuk event tingkat dunia.

“Hal tersebut juga telah dibuktikan dengan suksesnya beberapa event internasional lain yang diselenggarakan di Indonesia,” ungkapnya.

Tauhid menjelaskan, target dari KTT AIS Forum 2023 ini diharapkan para negara pulau dan kepulauan dapat bekerjasama mereduksi dampak dari perubahan iklim.

Komitmen bersama tersebut dimasukan dalam hasil pada KTT AIS Forum 2023, yang terumuskan dalam ikatan perjanjian maupun MoU bersama.

“Isu yang dibawakan nanti perlu menjadi isu bersama khususnya ditingkat dunia bukan negara pulau dan kepulauan saja, dengan Indonesia sebagai pioneer yang menyuarakan isu tersebut. Karena yang utama dan lebih penting adalah bagaimana menyelamatkan bumi dan masa depan,” tutur Tauhid.

Disisi lain, untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung green economy, pemerintah Indonesia menggunakan 430 mobil listrik selama rangkaian KTT AIS Forum ini.

Hal tersebut diungkap Kepala Bagian Kendaraan, Biro Umum Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg), Masduki, Sabtu (7/10/2023) di Jakarta.

Kendaraan ramah lingkungan tersebut terdiri atas empat merek, yakni 28 unit BMW tipe i7, 236 unit Hyundai (tipe Ioniq 6, 38 unit dan Ioniq 5 sebanyak 198 unit), Toyota tipe bZ4X sebanyak 66 unit dan Wuling Air Ev sebanyak 100 unit.

Adapun BMW i7 akan dipergunakan sebagai kendaraan Very Very Important Person (VVIP) untuk melayani tamu Kepala Negara. Sedangkan Hyundai Ioniq 6 disiapkan sebagai kendaraan Very Important Person (VIP) dalam rangkaian menteri dan level dibawahnya.

Para delegasi yang hadir mendampingi kepala negara atau menteri disiapkan kendaraan Toyota bZ4X. “Rangkaian ini tidak terlepaskan dan hanya dapat digunakan dari Bandara-Hotel-Venue,” kata Kepala Bagian Kendaraan, Biro Umum Kementerian Sekretaris Negara (Kabag Kendaraan Kemensetneg), Masduki.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih