KTT AIS Forum Bertujuan Untuk Membahas Tantangan & Permasalahan Global
Bali – Indonesia menggelar Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali pada 10-11 Oktober 2023. KTT ini merupakan platform kerja sama yang dibentuk untuk mewadahi negara-negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia guna bersama-sama mengatasi tantangan serta permasalahan yang dihadapi, khususnya pada sektor pembangunan kelautan.
AIS Forum dibentuk pada 2018 melalui Manado Joint Declaration, atas inisiatif Indonesia bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP). Sejak terbentuk, AIS Forum rutin menggelar pertemuan Senior Official Meeting (SOM) dan pertemuan Ministerial Meeting (MM) setiap tahun. Forum ini melibatkan partisipasi 51 negara pulau dan kepulauan, tanpa memandang luas wilayah, ukuran, atau tingkat perkembangan.
“Forum ini dibentuk untuk mendorong kolaborasi antar negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan permasalahan yang dihadapi, khususnya pada sektor pembangunan kelautan dan mitigasi perubahan iklim serta penanggulangan pencemaran di laut,” kata Sekretaris Kemenkomarves Ayodhia G. L. Kalake.
Selain itu, AIS Forum juga membuka kerja sama dengan platform dan organisasi lainnya guna memperkaya perspektif dan mencapai tujuan global yang lebih luas. Forum ini juga memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan pemuda dan masyarakat pesisir melalui ide, kreativitas, dan solusi inovatif.
“Apabila kerja sama dengan negara AIS berjalan baik, maka akan menjadi kekuatan tersendiri di kancah dunia, menjadi organisasi multiregional di seluruh samudera. Negara pulau dan kepulauan akan berperan lebih besar dalam arah kebijakan tata kelautan dunia. Melalui AIS Forum Indonesia secara strategis dapat mewujudkan diplomasi internasional yang bebas aktif,” jelas Ayodhia.
Sementara itu, Senior Advisor for Climate Environmental Governance United Nation Development Program (UNDP) Indonesia, Abdul Wahib Situmorang, mengatakan tujuan utama AIS Forum adalah untuk memperkuat kolaborasi dalam mengatasi permasalahan global yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut (marine plastic debris), dan tata kelola maritim yang baik. Hal ini mencakup pengurangan emisi gas rumah kaca dan peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim.
“AIS Forum menjadi platform unik yang menghimpun negara-negara pulau dan kepulauan dari berbagai wilayah. Tujuan kami adalah mendorong aksi kolaboratif dan mengatasi tantangan bersama yang dihadapi oleh negara-negara ini dalam mengatasi permasalahan global dengan empat area utama,” ujar Abdul.
Ditambahkannya bahwa forum ini mendorong pemanfaatan potensi ekonomi yang berkelanjutan yang terkait dengan sumber daya kelautan. Beberapa sektor yang menjadi fokus adalah pariwisata, energi terbarukan, akuakultur, dan industri kelautan serta untuk memperkuat tata kelola laut yang baik, pengelolaan wilayah laut yang berkelanjutan, dan pengelolaan sumber daya kelautan yang adil dan berkelanjutan.
“Melalui AIS Forum, kami bertujuan untuk mempromosikan tindakan konkret, keterlibatan pemuda, dan solusi inovatif guna meningkatkan mata pencaharian komunitas pesisir. Bersama-sama, kita dapat memberikan dampak yang signifikan dan mencapai tujuan global, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030,” pungkas Abdul.