KTT ASEAN di Indonesia Momentum untuk Mengembalikan Sentralitas ASEAN
Oleh : Bagas Adrian Nathaniel )*
Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN 2023. Dalam acara ini akan menjadi momentum yang tepat untuk mengembalikan sentralitas ASEAN. Semua anggota ASEAN harus taat peraturan dan menjalankan konsensus seperti yang sudah disepakati.
ASEAN (Association of South East Asia Nation) adalah persatuan ekonomi dan politik dari 10 negara di Asia Tenggara yang didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Thailand. Indonesia termasuk anggota ASEAN yang aktif, selain Malaysia, Philipina, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, Laos, Singapura, dan Timor Leste.
Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun 2023, acara ini akan diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) bulan Mei 2023. KTT ASEAN akan dimanfaatkan baik-baik dalam rangka mengembalikan sentralitas ASEAN.
Pakar Hubungan Internasional (HI) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Randy Wirasta Nandyatama, Ph.D. menyatakan bahwa sebagai ketua ASEAN Indonesia ingin mengembalikan sentralitas perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara untuk kembali menjadi forum penyelesaian masalah regional.
Randy melanjutkan, Indonesia ingin mengembalikan sentralitas ASEAN saat KTT ke-42 ASEAN atau ASEAN Summit di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 9-11 Mei 2023. Disadari sentralitas ASEAN mulai pudar.
Klaim sentralitas ASEAN bisa terjadi, salah satunya dengan mendorong atau langkah lebih lanjut soal penyelesaian konflik Laut China Selatan. Sebab, dalam beberapa waktu terakhir ASEAN dianggap kurang dihormati.
Dalam artian, seharusnya ASEAN menjadi penengah konflik Laut China Selatan (LCS). Saat sudah ada kesepakatan maka harus dihargai dan tidak ada konflik susulan. Akan tetapi Cina dan negara-negara lain saling mengklaim dan terus bertikai berkepanjangan, sehingga tidak ada titik tengah.
Dalam KTT ASEAN nanti Indonesia ingin mendorong atau langkah lebih lanjut soal penyelesaian konflik LCS. Indonesia bisa jadi fasilitator untuk penyelesaian laut China Selatan.
Randy menambahkan, sentralitas ASEAN pudar karena pengaruh 2 negara super power di dunia, yakni Cina dan Amerika Serikat. Kalau dilihat secara teknis saja, negara lain yang dulunya selalu menggunakan forum ASEAN untuk saling berkomunikasi, saat ini muncul forum lain, kerja sama di luar ASEAN.
ASEAN harus bisa menunjukkan kemampuannya sebagai forum untuk menyelesaikan isu regional. Implikasinya Indonesia pengin mendorong Code Of Conduct (COC) atau Declaration On The Conduct Of Partners In The South China Sea.
Sementara itu, ASEAN juga harus berperan dalam mendamaikan konflik di Myanmar. Terlebih Myanmar adalah negara anggota ASEAN yang aktif. Indonesia perlu aktif dalam penyelesaian krisis di Myanmar. Sebab, selama ini ASEAN dianggap sebagai forum yang nyaman untuk semua orang dan efektif.
Di mana-mana banyak yang mengatakan terkait Myanmar, ASEAN-lah yang harus berperan. ASEAN sudah melakukan itu dengan membuat five point of consensus.
Saat ini sudah 2 tahun rakyat Myanmar menderita akibat kekejian Junta. Sudah banyak korban dari rakyat sipil, bahkan sampai ada yang kehilangan nyawa. Saat pemimpin Junta Myanmar akan datang ke Indonesia dalam rangka KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Presiden Jokowi berdiplomasi dengan beliau. Tujuan utamanya adalah mendesak agar menghentikan kekerasan, demi perdamaian di Myanmar.
Pada KTT ASEAN 2021 lalu sudah disepakat lima Poin Konsensus ASEAN di Myanmar yang isinya Pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya. Kedua, dialog konstruktif di antara semua pihak terkait harus segera dimulai untuk mencari solusi damai bagi kepentingan rakyat.
Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN. Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre (The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management). Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Presiden Jokowi ketika bertemu dengan PM Singapura Lee Hsien Loong menyatakan bahwa bahwa Singapura dan Indonesia sama-sama menyesalkan tidak adanya kemajuan dalam penerapan Lima Poin Konsensus ASEAN di Myanmar. Singapura akan terus bekerja dengan Indonesia, anggota ASEAN, dan mitra ASEAN seperti PBB untuk mendorong implementasi Lima Poin Konsensus.
Ketika Konsensus ASEAN dilanggar padahal sudah ada kesepakatan 2 tahun sebelumn amat disayangkan. Indonesia dan Singapura bekerja sama agar situasi di Myanmar membaik dan tidak akan ada lagi kerusuhan yang merugikan warga sipil. Asia Tenggara harus damai dan tidak ada peperangan antar negara maupun konflik internal.
Kekejaman junta membuat Presiden Jokowi gelisah. Dalam acara KTT ASEAN 2023 pada bulan Mei 2023 di Jakarta, Presiden Jokowi berusaha menekan pemimpin junta, Min Aung Hlaing, agar menghentikan kekerasan di Myanmar, agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan. Presiden Jokowi juga memikirkan faktor keselamatan dan psikologis WN Myanmar, agar mereka tidak tertekan oleh junta.
KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo menjadi momentum yang tepat untuk mengembalikan sentralitas ASEAN. Negara di luar Asia Tenggara harus menghormati ASEAN sebagai organisasi internasional. ASEAN juga berperan penting dalam mewujudkan perdamaian di Myanmar.
)* Penulis adalah Kontributor Kawiwara Pustaka