KTT ASEAN ke – 42 Ditutup, Indonesia Berhasil Dorong Kawasan Hasilkan Kesepakatan Pemulihan Ekonomi Yang Inklusif
Oleh: Satya Wibowo *)
ASEAN diyakini akan mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan, baik di kawasan maupun di tingkat global. Sebagai Chairman ASEAN 2023 dan tuan rumah KTT ASEAN ke-42, Indonesia sukses mendorong kesepakatan pemulihan ekonomi yang inklusif Kawasan.
Indonesia kembali menjalankan kepemimpinan internasional dengan memegang tongkat keketuaan ASEAN 2023. Mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Indonesia bersama negara anggota ASEAN lainnya akan memastikan ASEAN yang tetap dan semakin relevan bagi dunia. ASEAN yang terus menjadi pusat pertumbuhan dengan masyarakatnya yang tangguh dan berdaya.
Keketuaan Indonesia ini sekaligus memberikan peluang dan menunjukkan peran strategis Indonesia memperkuat kapasitas dan kapabilitas kelembagaan ASEAN utamanya dalam membentuk tatanan kawasan yang mendasarkan pada multilateralisme dan nilai-nilai inklusivitas.
Tahun 2023 ini, Presiden Joko Widodo memimpin kawasan regional untuk menavigasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan kawasan regional ASEAN di tengah kondisi recovery dunia pasca pandemi. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, Presiden Jokowi mengajak seluruh anggota negara kawasan untuk bersama-sama bersatu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan.
Selain itu, Indonesia juga ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia. Hal ini karena, Indonesia ingin membawa ASEAN menjadi kawasan yang memiliki peran penting, bagi negara kawasan dan dunia. Baik berperan sentral sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan kawasan.
Sebagai salah satu negara pendiri dan negara terbesar di ASEAN, Indonesia sukses memfasilitasi berbagai terobosan dan inovasi sebagai solusi dalam mengatasi tantangan dan permasalahan dunia yang juga dihadapi oleh kawasan. Indonesia membuktikan diri mampu untuk terus mendorong terciptanya solusi bagi berbagai krisis global termasuk kesepakatan untuk memperkuat stabilitas ekonomi di kawasan untuk bisa mengatasi ancaman berbagai krisis global.
Peran kawasan dalam hal tersebut menjadi sorotan bagi perekonomian global. Kesepakatan-kesepakatan yang muncul tidak terlepas dari performa perekonomian di kawasan yang dinilai mampu memberikan dampak yang cukup signifikan bagi berbagai permasalahan global.
Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa stuasi yang dihadapi dunia saat ini, mulai dari ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih, rivalitas yang makin tajam, serta dinamika dunia yang makin tidak terprediksi. Di tengah situasi tersebut, Presiden meyakini jika ASEAN mampu menjadi motor perdamaian dan pertumbuhan.
Namun, Jokowi meyakini dan percaya ASEAN bisa menghadapi segala tantangan, dengan satu kunci, yakni Persatuan. Karena menurut Jokowi, dengan persatuan, ASEAN akan mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa ASEAN memiliki aset kuat sebagai pusat pertumbuhan atau epicentrum of growth. Selain itu, ASEAN juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang tumbuh jauh di atas rerata dunia, bonus demografi, hingga kestabilan kawasan yang terjaga.
Presiden tegaskan ASEAN harus makin memperkuat integrasi ekonominya, mempererat kerja sama inklusi–termasuk implementasi RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership)–dan memperkokoh arsitektur kesehatan, pangan, energi, dan stabilitas keuangan.
Memang, berbagai tantangan tberpotensi mengancam stabilitas kawasan, melemahkan sentralitas, dan mengancam relevansi ASEAN sebagai aktor yang berperan dalam membentuk tatanan di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.
Untuk itu, dengan semangat “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” yang bermakna bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia. Hal ini, menjadikan dearah kawasan sebagai pioneer dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi baik di daerah kawasan maupun global serta mampu menunjukan kebertahanan kawasan dalam menghadapi berbagai krisis global. Selain itu, ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN selalu bertumbuh lebih tinggi dibandingkan negara lain di luar ASEAN.
Presiden Joko Widodo bertekad mengarahkan kerja sama ASEAN tahun 2023 untuk melanjutkan dan memperkuat relevansi ASEAN dalam merespon tantangan kawasan dan global, serta memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan, untuk kemakmuran rakyat di Asia Tenggara.
Maka dari itu, Joko Widodo mengajak seluruh anggota negara ASEAN untuk bekerja sama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan. Ia juga mengatakan untuk bisa bekerja sama memperkuat dan meningkatkan kerja sama konektivitas pembayaran kawasan termasuk peningkatan digital economy di kawasan.
Digital economy menjadi salah satu isu yang diangkat dalam KTT ASEAN 2023 ini. Isu ini penting untuk memperkuat inklusi keuangan dan literasi digital. Negara anggota ASEAN perlu meningkatkan kapasitas masing-masing dalam memformulasikan strategi edukasi finansial secara nasional dan meningkatkan interkonektivitas sistem pembayaran regional.
Sistem pembayaran digital memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dengan mengangkat tema “Epicentrum of Growth”, kawasan ASEAN dengan berbagai keunggulan yang dimiliki diharapkan dapat menjadi jangkar stabilitas global dan pusat pertumbuhan global di masa depan.
Presiden RI juga mengatakan, dengan peningkatan sistem pembayaran digital di kawasan akan memberikan dampak yang luas terhadap pertumbuhan ekonomi dan mengakselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Tidak hanya digital economy, Presiden Jokowi juga mengajak anggota ASEAN dalam memperkuat kerja sama untuk meningkatkan kestabilan ekonomi di kawasan. Sebagai kawasan yang paling terdampak oleh bencana alam dan risiko terkait iklim, ASEAN perlu merapatkan barisan guna mempersiapkan dan mengarah ke tujuan yang sama dalam kaitan transisi menuju ekonomi hijau.
Selain itu, seperti yang tercantum dalam laman resmi ASEAN, para kepala negara ASEAN menyatakan komitmennya untuk memajukan konektivitas pembayaran regional dan mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas di Kawasan.
Di tengah berbagai krisis global yang juga berdampak pada kawasan, KTT ASEAN juga berperan penting dalam menciptakan berbagai kebijakan ekonomi sebagai kekuatan dalam mengatasi gejolak ekonomi global.
*)Peneliti Lentera Research Institute