KTT G20 Momen Percepatan Ekonomi Digital dan Tata Kelola Data
Oleh : Safira Juliana)*
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 menjadi momentum paling baik untuk bisa terus mendorong percepatan ekonomi digital dan juga tata kelola data yang lebih maksimal bagi Indonesia dan seluruh negara anggota lainnya.
Dengan adanya kemajuan dan juga perkembangan dunia digital, belakangan telah tercipta interkonektivitas internet sehingga hal tersebut sangatlah berpotensi untuk dimanfaatkan pada perekonomian dengan berbasis digital. Potensi tersebut hadir, utamanya dalam ekosistem teknologi baru seperti pada Big Data Analytic, Internet of Things (IoT), Blockchain hingga Artificial Intelligent (AI) Technology.
Pentingnya peran data memang tidak bisa dipungkiri lagi, bahkan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan bahwa memang dengan adanya kemajuan pada lingkup teknologi saat ini, maka data merupakan kunci yang sangat penting untuk membuka pasar digital.
Dengan melihat betapa pentingnya data dalam era informasi digital untuk bisa membuka pasar digital tersebut, maka tak heran setiap negara juga telah mengembangkan tata kelola perlindungan data pribadi berdasarkan sistem hukum dan budaya mereka masing-masing supaya seluruh masyarakat juga mampu memanfaatkannya dengan lebih maksimal.
Sebagai Presidensi dalam gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20), maka memang Semuel sendiri menyatakan bahwa topik mengenai pengelolaan data hingga perlindungan data tersebut menjadi sangatlah penting untuk bisa dihadirkan dalam proses dialog antar anggota G20. Dialog tersebut menurutnya akan mampu membantu seluruh negara anggota bisa saling bertukar pandangan serta pemahaman mengenai tata kelola data.
Ternyata bukan hanya Indonesia saja yang merasa bahwa topik mengenai tata kelola data dan juga perlindungan data ini sangat penting untuk bisa dibahas secara bersama dalam KTT G20, nyatanya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkominfo yang juga menjadi Chair Digital Economy Working Group (DEWG), Mira Tayyiba menyatakan bahwa memang para anggota G20 memang memiliki keinginan yang sama untuk bisa melanjutkan diskusi mengenai pembahasan data tersebut.
Bukan tanpa alasan hal itu dianggap sangat penting, pasalnya memang saat ini sudah menjadi era serba teknologi digital, namun justru di sisi lain risiko serta permasalahan dalam hal tersebut juga turut mengalami peningkatan mulai dari arus data hingga mencapai pada aspek secara teknis, praktis dan konseptual.
Lebih lanjut, Mira Tayyiba juga mengutarakan bahwa sejatinya internet ini bukanlah hanya milik sebagian pemegang kepentingan saja, melainkan sudah menjadi milik serta kepentingan semua orang di dunia. Maka dari itu dengan adanya pertumbuhan internet yang kian lama semakin meningkat pesat, tentu semua pihak menjadi memiliki kepentingan untuk bisa mengetahui tata kelola data serta bagaimana pengimplementasian dari pertukaran data antar pemerintah di berbagai negara.
Indonesia sendiri yang merupakan Presidensi dalam G20 kali ini, akan memanfaatkan momentum tersebut, khususnya bagi pemerintah, untuk bisa mengembangkan transformasi digital secara inklusif. Upaya terus mendorong adanya transformasi digital yang inklusif dari Indonesia tersebut juga disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate yang menganggap momentum Indonesia sangat tepat saat ini.
Menkominfo juga menegaskan bahwa dengan memiliki posisi sebagai Presidensi dalam gelaran G20, maka menjadi kesempatan sangat bagus bagi Indonesia selaku salah satu negara berkembang untuk bisa menyeimbangkan diskusi yang di dalamnya banyak diikuti oleh negara-negara maju hingga negara-negara industri.
Hal tersebut sangatlah berguna lantaran Johnny G. Plate menganggap bahwa memang tata kelola dunia harus dibangun dengan jauh lebih adil serta Indonesia sendiri akan mengusung beragam topik yang diupayakan untuk terus didorong dalam bentuk pengayaan isu, diskusi kebijakan serta akan menghasilkan sebuah output yang sangat nyata demi bisa mendorong pengembangan sektor digital di Indonesia.
Untuk bisa mewujudkan berbagai macam target tersebut, memang sangat penting bagi Indonesia untuk bisa terus mengambil strategi kolaborasi bahkan hingga di level internasional. Maka dari itu pihak Digital Economy Working Group (DEWG) akan terus mengupayakan diskusi dan juga potensi kerja sama dengan negara-negara anggota G20 lainnya termasuk juga organisasi-organisasi internasional.
Namun bukan hanya sekedar di level internasional semata, melainkan hal tersebut juga akan terus didorong di level nasional. Menurut Menteri Johnny memang saat ini pihak DEWG dari G-20 sendiri terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari kementerian dan juga lembaga pengampu working group serta engagement group 20. Tidak lupa juga para akademisi, pelaku industri hingga pemangku kepentingan lainnya juga dilibatkan.
Keadilan dan juga keseimbangan akan kemajuan sektor digital, khususnya dalam hal pengelolaan data memang sangat penting didorong oleh Indonesia dengan diskusi bersama negara maju lainnya sehingga pengembangan tersebut bisa terealisasi dengan seimbang dan tidak terjadi ketimpangan atau jarak antara negara berkembang dengan negara maju.
Dengan adanya forum internasiosal seperti KTT G20, yang mana Indonesia sendiri juga berperan sebagai presidensi dalam konferensi dunia tersebut. Maka hal itu menjadi momentum yang sangatlah tepat untuk bisa terus mendorong demi segera terjadi percepatan ekonomi digital dan juga tata kelola data yang terjaga dengan baik serta seimbang.
)* Penulis adalah Kontributor untuk Pertiwi Institute