KTT G20 Tarik Investasi ke Indonesia
Oleh : Ferdi Nurmansyah)*
Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia akan membawa banyak sekali dampak positif. Salah satu manfaat tersebut adalah potensi masuknya berbagai investasi ke Indonesia yang dapat menggerakan kembali perekonomian terdampak Covid-19.
Pandemi yang telah berlangsung selama dua tahun membawa krisis global dan Indonesia berusaha keras agar finansial negara tidak oleng karenanya. Untuk mengatasi masalah ini maka cara paling cepat adalah membuka keran-keran investasi. Nantinya modal dari investor asing bisa digunakan untuk membangun negeri, dan akan ada kerja sama dengan sistem simbiosis mutualisme.
Salah satu cara untuk menarik minat investor adalah dengan mengundang mereka ke Indonesia, lalu dengan mata kepala sendiri akan melihat seberapa maju negeri kita. Sehingga akan dianggap mampu untuk dijadikan tempat investasi. Diadakannya KTT G20 di Indonesia juga membawa angin positif karena bisa menarik investor asing.
Rencananya Indonesia mentargetkan 200-250 triliun rupiah investasi saat KTT G20 diadakan, november mendatang. Rencana dan target rinci masih dibuat agar nantinya dijalankan dengan sempurna dan berhasil 100%.
Menteri Invetasi Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa fokus investasi yang dikejar oleh Indonesia adalah mereka yang mau melakukan hilirisasi di dalam negeri. Beberapa sektor yang akan difokuskan adalah pariwisata, perkebunan, batu bara, dan nikel. Hasil tambang di Indonesia bisa diolah dan diekspor, dan para investor akan menanamkan modal dengan senang hati karena harga batu bara dan nikel selalu naik.
Dalam artian, sektor pariwisata menjadi unggulan untuk ‘dijual’ pada investor. Apalagi Indonesia memiliki banyak daerah yang memiliki eksotisme alam, dan akan makin cantik jika disentuh oleh tangan investor. Misalnya di sungai-sungai di Kalimantan bisa diolah jadi wisata yang bersih dan romantis, atau dibuat kebun binatang yang memperkenalkan keanekaragaman hewan di negeri ini.
Saat KTT G20 perwakilan dari negara anggota akan datang lalu melihat langsung indahnya alam negeri ini, lalu akan setuju untuk menanamkan modal di bidang pariwisata. Perjanjian investasi akan berjalan dengan lancar karena sudah ada kepercayaan yang besar pada masing-masing negara.
Menteri Bahlil melanjutkan, proyek yang bisa dijual ke para investor adalah energi baru terbarukan, yakni pembuatan sel baterai untuk mobil listrik. Menurutnya, baru Indonesia yang memiliki industri sel baterai yang terintegrasi. Industri ini amat baik masa depannya karena banyak negara di dunia yang mempromosikan kendaraan bebas emisi dan hemat energi seperti mobil listrik.
Nantinya, sel baterai bisa dijual ke negara-negara yang membuat mobil listrik seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan Korea Selatan. Jadi pasarnya sudah ada dan prospeknya sudah bagus, dan akan berkelanjutan karena industri ini sangat futuristik. Apalagi mobil Tesla yang memakai tenaga listrik sudah dianggap barang yang wajib dibeli oleh para crazy rich dan mereka mau menebusnya dengan harga berapa saja.
Diharap KTT G20 menjadi jembatan antara pengusaha Indonesia, pemerintah, dan para investor dari anggota-anggota G20. Mereka akan melihat sendiri bahwa di negeri ini amat baik untuk dijadikan tempat menanamkan modal, karena ada banyak lokasi strategis, dengan sumber daya alam yang melimpah, dan sumber daya manusia yang berpengalaman.
KTT G20 yang akan diadakan di Bali tak hanya menjadi forum untuk membicarakan tema besarnya: recover together, recover stronger. Akan tetapi KTT juga bisa menjadi ajang untuk show off dan menunjukkan bahwa Indonesia bisa menjadi tempat yang sangat tepat untuk berinvestasi. Nantinya para negara anggota G20 tertarik untuk menanamkan modal karena akan menguntungkan.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute