Warta Strategis

Kurangi Impor BBM, Indonesia Siap Kembangkan Bioetanol

JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional, Joko Siswanto mengatakan, pemerintah telah mencanangkan pengembangan bioetanol untuk mengurangi beban impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Bahkan, seharusnya pengembangan itu sudah mulai dilakukan tahun ini dengan bahan baku minyak sawit. “Indonesia memiliki potensi bioetanol yang sangat besar,” kata Joko dalam dialog yang di radio Elsinta, Sabtu (22/10/2022). Joko menuturkan, Indonesia pada dasarnnya sudah dapat memenuhi bahan baku pembuatan bioetanol dan pemerintah saat ini sedang mempersiapkan berbagai infrastruktur. Terkait sumber daya alam yang sangat berlimpah di Indonesia, sangat memungkinkan untuk penggunaan bioetanol seperti singkong tebu,kelapa dll Meski demikian, Joko menjelaskan, salah satu hambatan penggunaan bioetanol adalah investasi. Diperlukan investasi yang cukup besar Jika ingin bahan baku sangat berlimpah termasuk penggunaan sampah sebagai bahan bakunya “Sudah saatnya pemerintah mengurangi import BBM salah satu caranya dengan membangun kilang kilang baru dan beralih kendaraan listrik yang sudah keluar peraturan presidennya,” ujarnya. Sementara itu Guru Besar di bidang Teknik Mesin dan mantan kepala pusat studi energi UGM perioda 2013-2022, Prof. Deendarlianto menjelaskan, potensi bioetanol di Indonesia sangat besar untuk dikembangkan apalagi produksi sawit sangat berlimpah Universitas Gadjah Mada (UGM), kata Deen, pernah melakukan penelitian tentang Bioetanol. Manfaat bioetanol sangat besar bagi negara karena dapat mengurangi impor BBM yang dampaknya akan berpengaruh bagi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). “Bioetanol seharusnya bisa digarap sejak lama karena selama ini Indonesia sangat tergantung dengan impor BBM. Padahal jika direalisasikan kemungkinan BBM tidak naik,” kata Deen. Ia menambahkan, saat ini terdapat program strategi nasional yang salah satu bidangnya adalah pembaharuan energi terbarukan termasuk bioetanol. Untuk itu, harus dibiasakan dalam menggunakan bioetanol jika nantinya bioetanol dijadikan sebagai BBM. “Dampak lingkungan penggunaan bioetanol sangat kecil karena sangat ramah lingkungan dibanding BBM Fosil. Penggunaan Bioetanol merupakan tantangan energi terbarukan ke depan agar tidak tergantung dengan BBM Fosil,” tutur Deen.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih