Polemik Politik

Waspadai KST Papua Dukung Caleg Pro Separatis, Masyarakat Perlu Cermat Dalam Memilih


Oleh : Maria Pariri Hurlatu )*

Seluruh pihak harus mampu mewaspadai bagaimana pergerakan ataupun manuver yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. Terlebih, menjelang pelaksanaan pesta demokrasi dan kontestasi politik dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Beberapa hal patut untuk terus diwaspadai, yakni adanya kemungkinan para Calon Legislatif (Caleg) yang ternyata mereka mendukung gerakan separatisme yang terjadi di Indonesia, khususnya di Bumi Cenderawasih. Keberadaan beberapa calon wakil rakyat yang demikian jelas akan sangat berbahaya bagi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sendiri.

Sehingga jelas seluruh masyarakat hendaknya ketika akan memilih siapa calon wakil rakyat yang mereka percayai, untuk mengecek terlebih dahulu dan memahami siapa sebenarnya sosok yang dipilih itu. Jangan sampai justru salah dalam memilih wakil rakyat kelak.

Pasalnya, bisa jadi jika ternyata memang terdapat beberapa oknum Caleg yang pro terhadap gerakan separatisme di Bumi Cenderawasih, jelas dirinya akan mendapatkan banyak dukungan penuh dari KST Papua agar gerakan separatis dan teror mereka bisa terus bergerilya di Tanah Papua.

Maka dari itu, untuk bisa mewujudkan stabilitas dan kondusifitas di Bumi Cenderawasih, peningkatan kewaspadaan akan hal-hal demikian, termasuk bagaimana manuver politis yang dilakukan oleh KST Papua dalam memilih atau mendukung Caleg yang pro akan separatisme harus terus diwaspadai.

Sebenarnya ajang pesta demokrasi dan kontestasi politik dalam Pemilu, termasuk Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 sendiri merupakan salah satu momen yang sangat penting bagi seluruh masyarakat di Indonesia, termasuk bagi masyarakat Papua. Pasalnya, dengan adanya Pemilu yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali di Tanah Air itu juga sekaligus menjadi sirkulasi kepemimpinan dan memungkinkan adanya pergantian kepemimpinan menjadi jauh lebih baik lagi ke depannya.

Hal tersebut akan mampu terjadi bila memang para calon pemimpin termasuk calon wakil rakyat yang melaju dalam Pemilu kelak merupakan sosok yang sangat menjunjung tinggi seluruh nilai-nilai bangsa seperti Pancasila, UUD 1945 hingga Bhinneka Tunggal Ika. Sebaliknya, ajang yang sifatnya demokratis tersebut sebenarnya juga memiliki tantangan tersendiri karena bisa jadi justru beberapa pihak Caleg yang mendaftarkan diri adalah merupakan orang yang pro akan gerakan separatisme.

Publik jelas dituntut untuk benar-benar mampu waspada, melakukan riset sebaik mungkin sebelum memutuskan untuk memilih dan benar-benar mengetahui rekam jejak yang dimiliki oleh para calon pemimpin atau calon wakil rakyat yang hendak mereka pilih itu. Ketika dirasa calon tersebut justru memiliki rekam jejak yang tidak sesuai dengan nilai bangsa, maka sudah sepatutnya tidak perlu dipilih.

Upaya untuk semakin meningkatkan riset dan mengetahui rekam jejak sebelum memilih, termasuk juga tidak memilih para calon pemimpin atau calon wakil rakyat yang memang bermasalah atau yang memiliki rekam jejak sebagai pendukung gerakan separatisme itu salah satu bukti nyata dari partisipasi aktif yang dimiliki oleh seluruh masyarakat di Indonesia dalam mewujudkan stabilitas negara.

Karena menganut asas demokrasi, maka siapapun yang mengantongi jumlah suara paling banyak akan mampu menduduki jabatan mereka. Maka dari itu, jangan sampai calon-calon wakil rakyat yang pro akan gerakan separatisme mendapatkan suara yang banyak sehingga mereka tidak sampai mampu duduk di kursi parlemen.

Meski para Caleg pro separatis itu mendapatkan beberapa suara dukungan dari Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua, namun setidaknya kesempatan dirinya untuk bisa duduk di kursi parlemen bisa dicegah dengan cara masyarakat tidak memilih namanya.

Jelas sekali bahwa di tengah momentum politik yang kian hari semakin memanas ini, sangat penting bagi seluruh masyarakat di Tanah Air untuk bisa bersatu dan menolak tegas adanya keberadaan KST atau kelompok hingga siapapun orang yang masih setuju pada tindak separatisme yang akan menimbulkan terorisme. Bukan hanya itu, masyarakat hendaknya juga mampu terus berperan aktif dalam menjaga keamanan wilayah.

Terkait hal tersebut, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Mathius D. Fakhiri mengatakan pihaknya sejauh ini terus memprediksi bahwa gangguan yang dilakukan oleh KST Papua tentu akan masih mewarnai keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Bumi Cenderawasih pada Pemilu 2024.

Menurutnya, adanya koordinasi yang baik dari seluruh pihak kepada aparat keamanan sangatlah penting, dimana hal tersebut mampu meminimalisasi kemungkinan yang tidak diinginkan agar tidak sampai terjadi. Karena dengan adanya koordinasi yang baik, tentu juga membantu aparat keamanan dalam melakukan tindakan.

Penolakan pada segala bentuk tindak separatisme, khususnya yang dilakukan oleh KST Papua juga datang dari Tokoh Adat Papua, Jos Magay. Dengan sangat tegas, dirinya menolak segala bentuk aksi dan tindak kekerasan yang kerap kali dilancarkan oleh KST Papua, dan dirinya juga memberikan apresiasi tinggi pada penindakan aparat keamanan kepada gerombolan separatis itu.

Dalam rangka untuk terus mewujudkan stabilitas dan kondusifitas di wilayah Bumi Cenderawasih, seluruh pihak hendaknya harus mampu untuk meningkatkan kewaspadaan akan bagaimana manuver politis yang dilakukan oleh KST Papua dalam mendukung Caleg yang justru pro terhadap gerakan berbau separatisme.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Bali

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih