Lanang Perbawa : Kebijakan G20 Selaras dengan Konsep Kebajikan Bali
DENPASAR – Bali memiliki konsep kebajikan yang menyatu dengan alam semesta, demikian disampaikan oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati (Unmas) Dr. Kt Sukawati Lanang P. Perbawa, SH., M.Hum, di Denpasar,
Menurut mantan Ketua KPUD Bali ini, kebajikan tersebut selaras dengan persoalan yang sedang dibicarakan pemimpin dunia yang tergabung dalam Group of Twenty (G20) di Bali, yang puncaknya akan berlangsung 15-16 November 2022. “Nantinya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tersebut akan melahirkan kebijakan-kebijakan yang berupa roadmap, bagaimana dunia akan diperlakukan ke depan secara bersahabat dengan alam semesta.”
Menurut Lanang, walau anggota G20 Ada 19 negara dan 1 lembaga dunia, namun kebijakan yang dihasilkan akan mempengaruhi 80 % masyarakat dunia, “Jadi kita tunggu roadmap yang ditandatangani dari hasil KTT G20.”
Konsep yang dimaksud Lanang yang tertuang dalam Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang diturunkan dari pemikiran leluhur Bali yang tertulis dalam purana-purana Bali. Dan kebijakan itu juga diturunkan dari konsep Tri Hita Karana yang dijabarkan sebagai konsep manusia Bali yang punya harmonis manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan.
Bila dijabarkan lagi, menurut aktivis asal Buleleng ini, Nangun Sat Kerthi Loka Bali terdiri dari Samudra Kerthi, Danu Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi, Atma Kerthi, dan Jagat Kerthi, “Ini upaya terus menerus mengharmonisasikan alam semesta, mensucikan alam semesta secara Sekala Niskala. Ini konsep yang sangat luar biasa.”
Konsep ini sangat agung dan sudah mendunia, “Nangun Sat Kerthi Loka Bali adalah Bali untuk nasional dan Bali untuk dunia. Dari Bali akan dilihat point-point konsep adiluhung yang sudah diberikan oleh leluhur kita. Siapa sih orang Bali yang tidak menghormati laut, dipakai membersihkan diri secara niskala dan juga untuk mensucikan Ida Bhatara. Siapa sih yang tidak menghormati danau. “
Di Bali juga ada yang disebut Catur Dewi Danu, yang merupakan danau yang airnya mengaliri seluruh Bali dan menghidupi masyarakat Bali, dan banyak yang mendapatkan kehidupan dari ikan-ikan di danau.
Kata Lanang, siapa orang Bali yang tidak menghormati hutan, fungsi hutan sebagai tempat paru parunya yang merupakan sumber udara bersih, sumber air, sumber satwa dan fauna. “Itu harus kita hargai dan lindungi, kita punya Tumpek pengatag yang menghormati tumbuhan dan lain sebagainya. Itu harus dihormati dan diharmonisasi.
Kaitan dengan G20, bisa ditelusuri asal muasal G20 adalah pertemuan menteri keuangan dunia dan bank dunia, membicarakan kebijakan internasional terkait dengan ekonomi global. Karena sangat pentingnya hal ini, maka pemimpin negara ikut membahas dan mendiskusikan bagaimana roadmap ke depan, tentang kebijakan ekonomi global. “Dan ini sangat penting, bagi indonesia dan dunia.”
Karena itu Indonesia dan Bali, sangat tepat memposisikan diri agar mengetahui roadmap ke depan dunia ini, seperti apa. Sehingga sangat tepat menempatkan diri apa yang harus dilakukan, ketika kebijakan globalnya seperti apa.
Yang lebih penting menurut Lanang, apa yang harus dipersiapkan masyarakat di sini ketika kebijakan global ekonominya, dilakukan seperti apa roadmapnya. itu sangat luar biasa. “Salah satunya tentang persoalan tax pajak, bagaimana ke depan. Juga tentang pengurangan dari resesi 2023. Bagaimana kebijakan ekonomi nasional terhadap apa yang disepakati di G20, itu sangat penting. Termasuk oleh Bali.”
Nantinya Bali bisa memposisikan diri soal pariwisatanya, bagaimana prospek ke depannya. Dari salah satu konsep roadmap kebijakan dunia itu adalah kebijakan ekonomi akan berdasarkan atau ter-formulasisasi dengan konsep menyatu dengan alam, menyatu dengan harmonisasi alam dan tidak memusuhi alam.
“Jadi contohnya begini, seperti Unesco sudah menempatkan empat tempat di dunia yang dilindungi, ada di Bali seperti Taman Ayun, Batur, Tukad Pakerisan, dan Jatiluwih,” empat tempat yang sampai sekarang terpelihara secara baik dan alami. Kebijakan roadmap ekonomi ke depan, yang melanggar laut, merusak laut, merusak air pasti tidak akan dibantu.
Setelah G20 ini bagaimana membuat kebijakan ekonomi yang ter-harmonisasi dengan alam semesta. Dan mensucikan alam semesta dan dengan menghidupkan kembali hutan-hutan yang selama ini gundul. G20 sudah memandang harus ada kebijakan ekonomi yang berlandaskan pada kemanusiaan, kepada alam semesta sehingga membuat masyarakat dunia hidup lebih baik, “untuk.itu mari.kita sukseskan KTT G20 ini demi Bali, Demi Indonesia dan Demi Dunia untuk kebaikan umat bersama” tutup Lanang.
(*)