Lembaga Survei Australia Rilis Hasil Prediksi Pilpres 2019
Oleh : Ananda Rasti )*
Menjelang Pilpres 2019, tak hanya lembaga survei dalam negeri saja yang mencoba memprediksi hasil pilpres Indonesia. Ternyata lembaga survei asal Australia, Roy Morgan juga turut serta dalam memprediksi siapa yang akan memenangkan kontes demokrasi tersebut. Roy Morgan memprediksi bahwa Capres 01 Joko – Widodo yang berpasangan dengan KH Ma’ruf Amin akan memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 17 April 2019. Hasil survei yang dilakukan pada Januari lalu menyebutkan Jokowi meraih 58% suara.
CEO Roy Morgan, Michele Levine, mengatakan suara untuk Jokowi unggul 16% dibandingkan Prabowo yang meraih 42%. “Hasil survei menunjukkan warga Indonesia akan kembali memilih Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia. Dukungan untuk Jokowi naik 5% dibanding Pemilu 2014, sedangkan Prabowo turun 5%,” katanya dari situs resemi Roy Morgan.
Levine mengatakan dukungan besar pada Jokowi tidak mengagetkan, hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara anggota G20 kedua termaju setelah Tiongkok. Ia menambahkan, kemampuan pemerintahan Indonesia dalam menghadapi masalah ekonomi selama lima tahun terakhir menjadi alasan terpilihnya kembali Jokowi. Indonesia menjadi satu – satunya wakil negara ASEAN yang tergabung dalam forum G20. Dilihat dari keberhasilan – keberhasilan atau success story Indonesia dalam mengatasi masalah perekonomian mulai dari mengatasi krisis ekonomi di Asia pada akhir 1990-an.
Pada dasarnya, peran Indonesia dalam G20 adalah selain untuk menjaga pertumbuhan domestik tetap tinggi dan stabil, tidak lain juga untuk memajukan kepentingan negara berkembang dan menjaga terciptanya perekonomian global yang inklusif dan berkelanjutan, selain itu juga untuk mewujudkan balanced growth bagi negara maju – berkembang.
Selain itu, pihaknya juga mengatakan, Joko Widodo mendapatkan dukungan terkuat di wilayah perkotaan di luar Jakarta, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, bagian utara Sumatra dan Sulawesi. “Jokowi juga mendapatkan banyak dukungan dari perempuan dengan 60% perempuan memilih Jokowi dan 39 % mendukung Prabowo,” ujarnya.
Jika ditelisik lebih jauh, Roy Morgan juga mengidentifikasi sebaran pemilih kedua paslon di sejumlah provinsi besar. Dalam temuannya, Jokowi perkasa pada provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan 74,5 %, sedangkan Prabowo – Sandi hanya sebesar 25,5%.
Selain provinsi, perolehan suara Jokowi – Ma’ruf yang paling mencolok juga terlihat pada provinsi Jawa Timur dan Bali dengan 73% dan Prabowo – Sandiaga dengan 27%. Selanjutnya pada beberapa bagian di provinsi Sulawesi, Jokowi juga unggul dengan perolehan suara sebesar 69% berbanding 31 % melawan rivalnya.
Tidak hanya itu, Jokowi – Ma’ruf juga mendapatkan dukungan kuat di provinsi Sumatra Utara yakni 62,5%, sedangkan Prabowo hanya memperoleh sekitar 37,5%. Di Pulau Sulawesi, Jokowi mendapatkan 69% dan Prabowo – Sandiaga mendapatkan 37,5%.
Kemudian Jokowi – Ma’ruf juga unggul pada provinsi Kalimantan dengan keunggulan sedikit di atas penantangnya yakni 54% dan Prabowo – Sandi hanya sebesar 46%. Sementara itu, paslon nomor urut 02 unggul hanya pada provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta serta Sumatera Selatan.
“Dukungan Prabowo terkonsentrasi di Provinsi asalnya, Jawa Barat dan Jakarta. Prabowo memimpin 57% dan Jokowi 43%. Sedangkan Sumatera Selatan, Prabowo 54,5% dan Jokowi 45,5%,” pungkasnya.
Levine menambahkan pada Pemilu tahun ini, Indonesia untuk kali pertama menyelenggarakan Pilpres dan Pileg serentak. Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang mendukung Jokowi juga akan meraih suara lebih banyak, yakni 52,3%, dibandingkan koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM) yang mendukung Prabowo dan meraih 40,5%
Survei ini diadakan pada Januari 2019 dengan melibatkan 1.039 pemilih. Lembaga ini juga melakukan wawancara tatap muka di 17 Provinsi demi menunjang keseimbangan survei. Namun, Roy Morgan tak mencantumkan teknik pengambilan sampel, margin of error dan tingkat kepercayaan surveinya.
Sementara itu, Juru Bicara TKN Jokowi – Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan pihaknya tak ingin terlena dengan hasil survei Roy Morgan itu.
“Terus terang saja kita menargetkan 70%, angka yang ada di Morgan sebesar 59% jadi masih ada 12% yang harus kita genjot dan tentu itu sangat mungkin, kenapa? Karena undecided voters-nya juga masih ada,” tutur Ace.
Ace tak menampuk kesulitan dalam meningkatkan elektabilitas Jokowi di daerah – daerah yang jaraknya tipis dengan Prabowo seperti Jawa Barat, DKI dan Banten. Salah satu masalahnya adalah hoax. Hasil riset ini tentu bisa menjadi pelecut optimisme bagi kubu paslon nomor urut 01, setidaknya riset tersebut bisa menjadi data bagi Tim Kampanye Nasional untuk merumuskan/melaksanakan berbagai strategi untuk memenangkan kontes demokrasi.
Dalam survei tersebut setidaknya menggambarkan seberapa luas pemilih mengenal kandidat. Informasi tentang pendapat, aspirasi dan harapan warga negara juga mutlak bagi karir politik dari calon pemimpin .
Survei pemilih seperti ini tentu bisa menjadi langkah awal, para tim sukses mengambil tindakan yang benar, yang didukung oleh publik. Survei adalah sumber informasi berharga untuk mengetahui bagaimana keinginan publik. Dengan data yang benar itu, nantinya bisa dirancang kampanye yang baik.
)* Penulis adalah Pengamat Masalah Sosial Politik