Lukai Masyarakat Papua, KST Wajib Ditumpas
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua terus melancarkan segenap rangkaian aksi teror yang sangat biadab sepanjang tahun 2023 ini. Tidak tanggung-tanggung, bahkan dari banyaknya kekejian yang mereka lancarkan tersebut, mereka juga membunuh warga sipil masyarakat orang asli Papua (OAP) sendiri, kemudian juga telah merenggut nyawa dari personel aparat keamanan hingga melakukan pengrusakan pada berbagai macam fasilitas umum yang dibangun oleh Pemerintah di Bumi Cenderawasih.
Bahkan, ancaman dan juga potensi akan adanya teror lanjutan yang dilancarkan oleh KST Papua pun juga masih terus berlangsung hingga detik ini. Sementara itu, aparat keamanan dari jajaran personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terus berupaya untuk memburu gerombolan separatis itu agar mencegah korban tidak terus berjatuhan di tangan mereka.
Diketahui data mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2023, KST Papua tercatat telah melakukan pembunuhan hingga kepada sebanyak 79 orang, yang mana korbannya berasal dari berbagai elemen, bukan hanya dari masyarakat sipil yang tidak bersalah saja, namun mereka juga tidak segan untuk membunuh aparat keamanan TNI dan Polri.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Rahmadani mengemukakan bahwa para korban yang tewas di tangan gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih itu terdiri dari sebanyak 20 anggota prajurit TNI, kemudian sebanyak 3 anggota Polri dan sebanyak 37 orang yang berasal dari kalangan masyarakat sipil termasuk di dalamnya OAP sendiri.
Untuk korban yang mengalami luka-luka akibat dari kekejian dan kebiadaban yang dilancarkan oleh Kelompok Separatis dan Teroris tersebut, tercatat hingga sebanyak 84 orang, yang mana terdiri dari sebanyak 24 prajurit TNI, 7 orang anggota Polri dan 50 orang masyarakat.
Korban yang gugur maupun mengalami luka-luka itu berasal dari sebanyak 20 kontak tembak, kemudian dua kasus penyerangan di pos aparat keamanan, 19 bunyi tembakan, 39 kasus penembakan serta sebanyak 16 kasus penganiayaan berat yang seluruhnya dilakukan oleh KST Papua.
Tidak hanya berhenti sampai di situ saja, namun gerombolan separatis tersebut juga melakukan sebanyak lima kasus penganiayaan biasa, lima kasus pembunuhan, 32 pembakaran dan sebanyak 52 gangguan lainnya.
Sejauh ini, pihak aparat keamanan dari jajaran personel gabungan sendiri terus melakukan penegakan hukum yang tegas dan terukur kepada KST Papua, yang mana jika dirinci adalah penegakan hukum tersebut telah dilakukan sebanyak 98 kasus, terdiri dari 65 tahap penyelidikan dan 33 tahap penyidikan. Sebanyak 25 berkas diantaranya telah dinyatakan lengkap (P-21).
Dari seluruh seretan aksi biadab yang dilancarkan oleh kelompok separatis dan teroris di Papua tersebut sepanjang tahun 2023 ini, terdapat sejumlah peristiwa yang paling disorot oleh banyak pihak termasuk aparat keamanan. Beberapa diantaranya adalah ketika KST Papua melakukan pembunuhan dengan sangat sadis kepada sebanyak lima pekerja yang sedang melakukan pembangunan pada proyek Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Beoga Barat di Kampung Jambul, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Pada bulan yang sama, yakni November 2023 lalu, KST Papua juga melakukan penembakan pada pos TNI, kemudian juga membakar sebuah gedung sekolah hingga melakukan pembakaran pada rumah warga di Kampung Kunga, Distrik Ilaga, dan juga di Gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gome.
Selain berbagai macam aksi penyerangan atau pengrusakan fasilitas umum, namun ternyata pihak gerombolan separatis tersebut juga melakukan aksi penyanderaan, yang mana sampai saat ini pun terus menjadi fokus dan perhatian karena disorot oleh abnyak pihak. Hal tersebut terdapat dalam kasus penyanderaan pilot dari maskapai penerbangan Susi Air, bernama Kapten Philip Mark Mehrtens. Diketahui bahwa sampai saat ini pria berkebangsaan Selandia Baru itu masih menjadi tawanan dari kelompok pimpinan Egianus Kogoya.
Kebiadaban yang dilakukan oleh KST Papua terus berlangsung, kali ini terhadap sebanyak 7 pendulang emas di Kali El Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua yang terjadi pada tanggal 16 Oktober 2023 lalu.
Korban dari insiden pembantaian yang dilakukan oleh gerombolan yang bertentangan dengan ideologi negara itu bukan hanya berasal dari masyarajat sipil saja, melaiunkan juga anggota TNI harus gugur di tangan mereka. Sebanyak 6 pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD) harus gugur akibat insiden yang terjadi.
KST Papua ternyata kembali melakukan penyerangan pada Hari Raya Natal 25 Desember 2023 kemarin saat siang hari. Penyerangan dilakukan oleh mereka di Pos TNI di Kampung Bousah, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya hingga menggugurkan satu diantara prajurit TNI.
Memang telah banyak sekali segenap rangkaian aksi teror yang sangat biadab dilakukan oleh KST Papua sepanjang tahun 2023 ini. Mulai dari aksi pembunuhan yang bahkan mengakibatkan jatuhnya korban dari banyak kalangan seperti masyarakat sipil hingga aparat keamanan, termasuk pula banyaknya kasus penyerangan serta pengrusakan fasilitas umum.