Mahasiswa Merupakan Corong Pemilu 2024, Jujur dan Adil
Oleh : Gema Iva Kirana )*
Dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, mahasiswa menjadi garda terdepan dalam mencegah terjadinya pelanggaran. Mahasiswa juga dinilai sebagai kelompok pemilih yang mampu berpikir rasional untuk menjadi corong pemilu 2024 yang jujur dan adil.
Mahasiswa diharapkan dapat menjadi agen pembaharu yang memperbaiki kondisi-kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik, seperti menolak korupsi dan politik uang. Mahasiswa dipilih menjadi corong karena mereka berperan untuk mencerdaskan pemilih yang ada di lingkungan keluarga, tetangga dan kampus guna mengarahkan menjadi pemilih yang rasional. Sehingga angka pemilih yang pragmatis akan berkurang.
Di sisi lain, mahasiswa juga harus berada di garda terdepan bersama Bawaslu untuk mencegah dan berani melaporkan ketika ada pelanggaran-pelanggaran terkait politik uang. Sehingga perlu dilakukan kursus pengawasan kepada mahasiswa untuk melibatkan kalangan mahasiswa dalam proses pengawasan pemilu.
Rektor Universitas Udayana (Unud) Bali, Nyoman Gde Antara meminta agar Civitas akademika kampus agar tetap netral menjelang Pemilu 2024. Ia berharap para mahasiswa dapat menjaga independensinya serta tidak berafiliasi dengan partai pollitik tertentu.
Pihaknya tidak mempermasalahkan para mahasiswanya menggelar debat yang melibatkan kontestan Pemilu 2024. Asalkan, debat digelar tetap berbasis akademik dan tetap menjaga netralitas. Karena bagaimanapun juga, lingkungan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab dalam menjaga netralitas sehingga kampus menjadi wadah intelektual yang lebih objektif.
Mahasiswa memiliki peran penting dalam terselenggaranya pesta demokrasi 5 tahunan tersebut. Terdapat 3 lembaga yang menjadi penyelenggara pemilu yakni, KPU, BAWASLU DAN DKPP. Meskipun demikian kerja keras kegita lembaga tersebut belum bisa menjamin 100% keberhasilan pemilu. Karena bagaimanapun juga, penyelenggaraan pemilu 2024 tetap membutuhkan duungan dari berbagai kalangan tak terkecuali Mahasiswa.
Sebagai kaum intelektual, mahasiswa dipandang memiliki peranan yang sangat besar dalam membawa perubahan bagi bangsa Indonesia, khususnya di dalam merawat demokrasi. Mahasiswa yang sedari sedia kala merupakan agent of change (agen perubahan) diharapkan dapat berkontribusi secara langsung dalam proses menghadapi pemilu 2024 mendatang.
Mahasiswa juga perlu mengambil peran dalam mensosialisasikan bagaimana menciptaan pemilu yang bersih dan berkualitas sesuai dengan asas pemilu, yakni asas “LUBER” yang merupakan akronim dari “Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia”, “JURDIL”, Jujur dan Adil.
Seperti yang kita ketahui, menjelang pemilu tentu akan sangat banyak praktik nakal yang dihalalkan untuk menang dalam pemilu, di antaranya adalah kampanye hitam dan politik uang. Mahasiswa harus mengambil peran dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menghindari dan tidak tergoda dengan praktik-praktik nakal pemilu tersebut. Memilih dengan bijak berdasarkan analisa, melihat track record partai dan calonnya jangan mau dibayar.
Mahasiswa perlu mengambil peran dalam upaya mewujudkan pemilu yang bersih dan berkualitas, karena pemilu yang bersih dan berkualitas akan melahirkan pemimpin-pemimpin hebat yang benar-benar lahir dari hati nurani masyarakat. Apalagi secara administratif, mahasiswa telah memenuhi syarat sebagai pemilih. Mahasiswa juga didorong untuk berpartisipasi sebagai penyelenggara pemilu tingkat ad hoc, mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan, hingga tempat pemungutan suara (TPS).
Pengurus Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Provinsi Sulawesi Tengah mengajak mahasiswa untuk mengambil peran penting dalam rangka mensukseskan Pemilu 2024. Salah satunya adalah dengan turut berperan aktif dalam mewujudkan Pemilu Damai. Andi Ahmad selaku Ketua KAMMI mengatakan, mahasiswa harus mewujudkan keamanan, serta menolak segala bentuk perpecahan. Hal tersebut sebagai tekat kuat dalam mensukseskan Pemilu 2024.
Dirinya juga menjelaskan, Pemilu damai dapat diwujudkan, jika Mahasiswa secara tegas menolak berita hoax, ujaran kebencian dan intoleransi yang dapat merusak kerukunan di masyarakat. Andi juga mengajak kepada para Mahasiswa, untuk merawat kebhinekaan dalam bingkai demokrasi Indonesia.
Di sisi lain, Mahasiswa yang merupakan pemilih pemula juga harus menjadi pemilih yang rasional. Mahasiswa memiliki peran untuk menolak politik uang serta menyosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana cara melawan kejahatan dalam Pemilu.
Pada kesempatan berbeda, Anggota Ikatan Mahasiswa Pegunungan Jayawijaya Papua (IMPJP) Charles Kossay dalam keterangan pers-nya mengatakan, keterbukaan demokrasi yang kini terjadi semakin membuka lebar ruang partisipasi masyarakat luas untuk dapat terlibat dalam pemilu.
Kossay menuturkan, bahwa suksesnya perhelatan pemilu dan pilpres 2024 nantinya juga sangat dipengaruhi oleh partisipasi publik dalam melahirkan para pemimpin baru yang akan menjadi nakhoda bagi keberlangsungan pemerintahan di Indonesia.
Mahasiswa harus mengambil peran agar Pemilu 2024 dapat berjalan secara jujur dan adil. Dengan idealisme dan rasionalitas, Mahasiswa harus turut serta bergerak demi mewujudkan pemilu yang berintegritas.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute