Manfaat Kunjungan Presiden Prabowo ke Luar Negeri bagi Penguatan Ekonomi Indonesia
Oleh: Anindya Dewi )*
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Luar Negeri menjadi langkah penting dalam memperkuat ekonomi Indonesia melalui peningkatan kerjasama internasional yang mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Dalam lawatan ini, Presiden Prabowo mengunjungi sejumlah negara, termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, Peru, dan Brasil, dengan tujuan memperkuat hubungan diplomatik serta membuka jalur baru untuk investasi dan inovasi. Langkah ini tak hanya memperkokoh posisi Indonesia di kancah internasional, namun juga membawa dampak jangka panjang bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menilai kunjungan ini sangat penting karena membuka peluang kerja sama di bidang ekonomi hijau dan transisi energi, dua aspek yang kini menjadi prioritas global. Dengan memperlihatkan keterbukaan terhadap investasi asing dan kolaborasi dalam isu perubahan iklim, Indonesia dapat meningkatkan reputasinya sebagai mitra strategis di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini juga penting untuk mendukung transisi energi yang saat ini sedang digencarkan, guna mempercepat pemanfaatan sumber energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Di Tiongkok, Presiden Prabowo bertemu dengan Presiden Xi Jinping untuk memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, disepakati kerjasama senilai lebih dari USD 10 miliar yang mencakup sektor ekonomi biru dan energi terbarukan. Kerjasama ini diharapkan memberikan dampak langsung pada peningkatan aktivitas ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor maritim dan energi bersih.
Kesepakatan yang dilakukan Presiden Prabowo dengan Presiden Xi Jinping tidak hanya mempererat hubungan diplomatik kedua negara tetapi juga membuka peluang investasi yang mendukung industrialisasi di Indonesia, khususnya di bidang ekonomi biru dan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Selain itu, proyek-proyek besar seperti “High-Speed Train” Jakarta-Bandung dan rencana pembangunan “Great Sea Wall” di utara Jawa menjadi simbol penting dalam kerjasama ini, memperlihatkan keseriusan kedua negara dalam mewujudkan pembangunan yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan iklim.
Presiden Prabowo juga berencana untuk memperjuangkan kesetaraan akses teknologi dalam forum internasional seperti APEC dan G20, yang dihadiri oleh negara-negara besar di dunia. Presiden Prabowo akan menyampaikan perlunya penguatan kerjasama global dalam bidang teknologi digital, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki kesenjangan dalam adopsi teknologi.
Melalui keterlibatannya di APEC dan G20, Indonesia ingin memastikan bahwa digitalisasi ekonomi tidak hanya berdampak bagi negara-negara maju, tetapi juga memberikan manfaat bagi negara berkembang melalui peningkatan infrastruktur teknologi dan akses digital. Hal ini sangat relevan dengan visi pemerintah untuk memperkuat ekonomi digital yang berbasis inovasi, sebagai salah satu pilar dalam upaya transformasi ekonomi nasional.
Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, juga menaruh harapan besar terhadap kunjungan Presiden Prabowo ke luar negeri ini. Menurutnya, lawatan ini diharapkan mampu membawa kesepakatan investasi yang konkret, yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Ia melihat pentingnya hubungan bilateral dan multilateral yang lebih erat dengan negara-negara maju sebagai fondasi untuk memperkuat ekonomi dalam negeri, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Selain Tiongkok, Presiden Prabowo juga mengincar kerjasama dengan Amerika Serikat dan Inggris. Kedua negara ini dianggap sebagai mitra potensial dalam pengembangan industri teknologi tinggi di Indonesia. Dengan kolaborasi yang lebih kuat, Indonesia diharapkan dapat mempercepat pengembangan industri berbasis teknologi modern, termasuk di bidang energi terbarukan dan infrastruktur digital.
Dukungan dari kedua negara ini dinilai sangat penting untuk mengakselerasi transformasi ekonomi nasional, yang saat ini difokuskan pada pembangunan berbasis teknologi dan inovasi. Dalam konteks ini, lawatan Presiden Prabowo dipandang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing global Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks dan dinamis.
Sementara itu, seorang akademisi dan ekonom, Achmad Nur Hidayat, melihat Tiongkok sebagai mitra strategis yang memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, investasi dari Tiongkok memiliki potensi besar untuk memperkuat daya saing industri dalam negeri, membuka peluang lapangan kerja, dan mempercepat transformasi ekonomi ke arah yang lebih hijau.
Harapan besar publik Indonesia tertuju pada hasil nyata dari kunjungan ke Luar Negeri ini, yang diharapkan mampu mendatangkan aliran investasi baru serta mendukung industrialisasi di berbagai sektor terutama bidang ekonomi. Bagi Hidayat, investasi langsung asing yang diperoleh dari negara seperti Tiongkok merupakan aset penting bagi pembangunan nasional, terutama di tengah upaya Indonesia untuk mencapai kemandirian ekonomi dan memposisikan diri sebagai pemain utama di kawasan Asia Tenggara.
Secara keseluruhan, kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri ini membawa dampak positif bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Indonesia. Melalui penguatan hubungan diplomatik, peningkatan investasi, serta komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, lawatan ini menunjukkan upaya Indonesia untuk menjadi negara yang lebih utuh dan berdaya saing tinggi di kancah internasional. Presiden Prabowo tidak hanya memperjuangkan kepentingan ekonomi nasional, tetapi juga menunjukkan peran Indonesia sebagai pemimpin regional yang berkomitmen terhadap kolaborasi global.
)* Pengamat Dunia Ekonomi