Warta Strategis

Petinggi OPM Insyaf Setelah Tahu Dicurangi Kolonial Belanda

Oleh: Rebecca Marian

Kemerdekaan Papua adalah isu pecah belah yang sengaja dihembuskan pihak penjajah. Salah satu petinggi dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengaku bahwa dirinya telah tersadar dan insyaf setelah mengetahui betapa liciknya kecurangan dan kebohongan yang dilakukan oleh Belanda dengan mengganti fakta sejarah.

Sejauh ini Organisasi Papua Merdeka (OPM) memang seringkali menciptakan suatu tindakan yang sangat berpotensi untuk menimbulkan disintegrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka terus saja menuntut supaya bisa dimerdekakan dari Indonesia dan seolah merasa sedang terjajah.

Namun belakangan tersiar kabar cukup mengejutkan bahwa ternyata selama ini tipu muslihat dan kecurangan kolonial Belanda untuk menghasut mereka akhirnya perlahan disadari oleh OPM sendiri. Pasalnya justru seorang Nicholas Messet yang merupakan salah satu pendiri dari OPM itu sendiri mengungkapkan sebuah pengakuannya.

Perlu diketahui bahwa Nicholas Messet sendiri juga merupakan salah satu mantan petinggi dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau yang sekarang juga disebut sebagai Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. Dirinya mengaku bahwa belakangan berhasil mengungkap dan menyadari kalau sudah dicurangi oleh pihak kolonial Belanda.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa memang sebenarnya salah satu strategi politik yang dilancarkan oleh kolonial Belanda sejak dulu ketika masa penjajahan di Indonesia adalah menggunakan strategi pecah belah, yang mana ternyata hal tersebut terus saja dilakukan dengan menghasut Papua agar merasa kalau mereka dirugikan oleh NKRI dan segera menuntut untuk melakukan pembebasan diri.

Awal mula dari terbentuknya Organisasi Papua Merdeka (OPM) sendiri adalah ketika sebenarnya pihak Belanda sama sekali masih belum merelakan tanah subur di Papua harus bergabung dengan NKRI supaya suatu saat mereka bisa terus memanfaatkannya sehingga dibuatlah cerita bahwa memang sejak dulu seolah Papua bukanlah bagian dari Indonesia sehingga seakan-akan mereka masih terus dalam kondisi dijajah.

Setelah mengetahui kalau terjadi kecurangan yang dilakukan oleh pihak kolonial Belanda, segera Nicholas Messet justru menegaskan bahwa dirinya ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi lantaran dia sudah selama 40 tahun belakangan ini terus saja mencoba untuk mencari arti kemerdekaan yang sesungguhnya bagi tanah Papua.

Bahkan disebutkan kalau pencarian yang telah dilakukan oleh Nicholas Messet benar-benar penuh dengan komitmen lantaran dia sampai rela terus malang melintang hingga ke Amerika Serikat. Ternyata Messet ketika terbang ke Negeri Paman Sam tersebut melakukan pertemuan dengan salah satu sosok pemimpin Papua yang juga terpilih menjadi Wakil Presiden dari Dewan Nugini yang mengatur koloni Belanda, Nugini Belanda, yakni Nicolaas Jouwe.

Dalam pertemuan yang terjadi dengan Jouwe tersebut, di sana Nicholas Messet mengaku sangat terhentak ketika mendengarkan cerita langsung dari Jouwe tatkala dirinya bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) kala itu, John F Kennedy. Beliau memperingatkan Jouwe dan berhasil menyadarkannya bahwa ternyata selama ini OPM Papua memang telah dicurangi oleh Belanda.

Sebagai informasi, Nicolaas Jouwe sendiri sebenarnya sudah sejak konferensi perundingan ketika Irian Barat diserahkan kepada Indonesia pada Oktober 1962 dia langsung memilih untuk tinggal di Belanda lantaran enggan kembali ke tanah kelahirannya sendiri. Namun semua perspektifnya langsung berubah tatkala bertemu dengan John F Kennedy.

Bagaimana tidak, pasalnya secara gamblang John F Kennedy menjelaskan kepada Jouwe bahwa ternyata sudah sejak lama sebenarnya Papua itu juga menjadi bagian dari Hindia-Belanda, yakni sejak 24 Agustus tahun 1828, yang mana berarti memang Papua sendiri sudah sejak sangat lama merupakan bagian dari Indonesia.

Seketika setelah mengetahui kebenaran tersebut, akhirnya Nicholas Messet yang merupakan salah satu pendiri dari OPM Papua ini langsung memutuskan untuk kembali lagi ke Indonesia. Ketika sudah sangat lama malang melintang untuk benar-benar mencari arti dari kemerdekaan untuk Papua, akhirnya dirinya mengaku sekarang sudah sadar setelah mendengarkan cerita langsung dari Jouwe tersebut dan pada tahun 2007 akhirnya memutuskan untuk kembali ke Tanah Air.

Padahal sebelumnya, Nicholas Messet sendiri mengaku bahwa dirinya merupakan salah satu orang yang turut serta ketika pengibaran bendera bintang kejora Papua pada tanggal 1 Desember 1961. Ketika pengibaran yang terjadi sekitar 59 tahun lalu tersebut, bahkan dia sendiri masih berusia 15 tahun dan memang tidak banyak orang yang menghadiri acara tersebut.

Meski begitu, setelah menyadari betapa kejinya kolonial Belanda untuk berusaha melakukan politik pecah belah dengan mengganti fakta yang ada, akhirnya saat ini dengan sangat tegas Nicholas Messet menjelaskan bahwa Papua memang merupakan bagian dari Indonesia dengan tanggal kemerdekaannya yakni 17 Agustus 1945.

Bukan hanya sekedar menegaskan kalau dirinya sudah benar-benar mengakui bahwa tanah Papua adalah bagian dari Bumi Pertiwi, namun bahkan saat ini Messet berusaha untuk terus mengajak para simpatisan dari OPM Papua lainnya supaya bisa tersadar dan terbangun dari angan-angan yang diciptakan oleh koloni Belanda seperti dirinya dulu, dia mengajak seluruh OPM Papua saat ini supaya jangan sampai turut terhasut oleh tipu muslihat Belanda.

Tidak tanggung-tanggung, Messet sendiri juga menambahkan bahwa bendera bintang kejora Papua menurutnya saat ini adalah sebuah kenangan lama, kenangan saat dirinya masih tertipu oleh Belanda supaya bisa terlepas dari NKRI. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang Papua merupakan bagian dari NKRI sejak dulu, sehingga segala macam bentuk disintegrasi sudah sepatutnya bisa dihindari dan dicegah untuk kemajuan Bangsa ini.

Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Jakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih